Bagaimana Kepribadian Dipelajari dan Diukur
Oleh
Sri Hartini, S.Psi, Msi
Mengukur Kepribadian
Bagaimana kita bisa mengetahui apakah sso benar-benar ekspresif dan cenderung menjadi pemimpin yang berpengaruh dan emosional dalam kelompok?
Bagaimana kita bisa mengenali orang-orang semacam ini, sehingga kita bisa mempelajari lebih rinci tentang karisma, dalam konteks orang-orang yang berkarisma.
Salah satu pengukuran karisma pribadi yang sederhana disebut Tes Komunikasi Afektif (Affective Communication Test) atau ACT
Reliabilitas
Istilah reliabilitas (reliability) merujuk pada konsistensi nilai yang diharapkan tetap sama. Timbangan yang reliabel akan tetap konsisten. Misalnya; timbangan berat badan Ana dari150 pon, ke 140 pon, ke 160 pon,lalu ke 120 pon setiap kali Ana mengukur. Ia kesal lalu membuang timbangan tsb karena tidak reliabel.
Validitas
Apakah sebuah tes mengukur apa yang seharusnya diukur? Apa yang seharusnya diukur oleh sebuah tes? Tentu saja masalah validitasnya.
Bias
Salah satu masalah yang menonjol dalam assesmen kepribadian melibat kemungkinan adanya bias dalam pengukuran dan assesmen. Ada tiga sumber bias: diantaranya set respons, bias etnis, dan bias gender.
Set Respon
Set respon adalah bias yang tidak terkait dengan karakteristik kepribadian yang sedang diukur.
Bias Etnis
Bias etnis adalah bias tes yang paling umum terjadi, jadi kita disini harus bersikap sensitif terhadap latar belakang dari semua assesmen kita. Contoh, orang Asia-Amerika yang dibesarkan dengan baik sering dididik untuk berperilaku kooperatif, sopan dan sederhana, sementara anak Itali-Amerika yang dibesarkan dengan sama baiknya sering diharapkan untuk berperilaku asertif, terbuka dan ekspresif.
Bias Gender
Bias gender juga merupakan salah satu tipe bias tes yang sering muncul. Tes dapat dengan mudah menilai wanita “bermasalah” jika kita mengabaikan faktor lingkungan seperti suami, diskriminasi kerja, atau kurangnya kesempatan pendidikan yang setara.
Macam-Macam Pengukuran Kepribadian
Tes Laporan Diri
Tes ACT (Affective comunication test)
Tes MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory)
Tes Neo-Pi (Milon Clinical Multiaxial Inventory)
PRF (Personality Research Form)
MBTI (Myers BiggsTipe indicator)
Pengukuran Biologis
Pada awal 1800-an, tulisan-tulisan Franz Joseph Gall membuat ribuan orang mencoba memeriksa kepribadian dengan merasakan bentuk tonjolan tengkorak. Praktek ini dikenal dengan Frenologi.
Obsevasi Perilaku
Francis Galton, ilmuan Inggris abad ke-19, memelopori banyak pendekatan dalam memahami perbedaan individual, termasuk teknik obsevasi perilaku. Dalam laboratorium antropomorfisnya, Galton mengumpulkan semua jenis pengukuran fisik orang, dan ia kemudian mulai mempelajari reaksi mereka dalam situasi yang terkontrol. Contoh, siulan Galton memancing reaksi subjek terhadap nada tinggi, dan alat-alatnya mengukur kekuatan reaksi genggaman
Wawancara
Sebuah cara yang jelas paling baik dalam mengali informasi tentang kepribadian sso adalah wawancara. Wawancara klasik dalam psikologi adalah wawancara psikoterapi, dimana klien (pasien) menceritakan pengalaman hidupnya yang penting atau yang bermasalah. Validitas dalam wawancara sangatlah sulit untuk diuji.
Perilaku Ekspresif
Dalam kasus wawancara terstuktur, sebahagian informasi yang digali oleh assesmen kepribadian didasarkan pada respons verbal, dan sebahagian lagi pada respon vokal nonverbal seperti kelantangan atau kecepatan berbicara. Petunjuk-petunjuk gaya ekspresif yang bersifat nonverbal nyatanya merupakan cara yang menarik untuk menganalisis kepribadian
Analisis Dokumen dan Riwayat Hidup
Analisis dokumen adalah salah satu cara untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang perjalanan hidup seseorang. Analisis dokumen sangat berguna ketika tujuannya adalah untuk memahami kekayaan psikologis dari kehidupan individu tertentu.
Tes-tes Proyektif
Penggunan gambar sebagai bagian dari assesmen psikologis dimulai sejak tahun 1920-an. Idenya adalah bahwa anak (atau orang dewasa) mungkin bersedia mengambarkan hal-hal tertentu yang tidak terlalu nyaman untuk dikatakan.
Teknik assemen menggambar bersifat subjektif, oleh krn itu kegunaan tergantung dari keahlian sang analis, yang biasanya seorang terapis.
Tes proyektif adalah teknik penilaian yang berusaha untuk mempelajari kepribadian melalui pengunaan stimulus, tugas, atau situasi yang relatif tidak berstruktur dan meminta subjek “memproyeksikan” motivasi dalam diri.
Tes-tes proyektif antara lain adalah TAT, Rorschach, DAPT, BAUM, HTP
Tes TAT
Thematic Apperception Test, disingkat TAT, adalah suatu teknik proyeksi, yang digunakan untuk mengungkap dinamika kepribadian, yang menampakkan diri dalam hubungan interpersonal dan dalam apersepsi (atau interpretasi yang ada artinya) terhadap lingkungan.
Tes Rorschach
“Baum Test”
“Baum Test” atau yang lebih dikenal dengan “Tree Test” adalah tes psikologi yang dikembangkan oleh Karl Koch yang kemudian dipublikasikan pertama kali pada tahun 1959.
Fungsi dari tes ini adalah untuk menilai karakter dan kepribadian seseorang. Hal ini dapat diketahui dari bentuk gambar, kelengkapan gambar, kerapian, cara menggambar, dan dari aspek-aspek lainnya.
Tes Draw A Person (menggambar orang)
Tes Draw A Person (menggambar orang) ini adalah psikotes yang dikembangkan oleh Florence Goodenough pada tahun 1926. Pada saat itu, tes ini dikenal dengan istilah “Goodenough Draw a Man Test”. Kemudian Dr.Dale B.Harris menyempurnakan dan mengembangkan tes ini pada tahun 1963 yang kemudian diberi nama “Goodenough-Harris Drawing Test”. Sampai saat ini, tes ini dikenal dengan istilah DAP (Draw A Person Test).
Test HTP (House, Tree, Person)
Wartegg
Tes Wartegg adalah sebuah tes psikologi yang pertama kali dibuat oleh Krueger dan Sander dari University of Leipzig. Selanjutnya, tes ini dikembangkan oleh Ehrig Wartegg dan kemudian oleh Marian Kinget. Tujuan dari tes wartegg ini adalah mengeksplorasi (meneliti karakter kepribadian seseorang) terutama dalam hal emosi, imajinasi, dinamisme, kontrol dan reality function, yang dimiliki oleh setiap orang namun dengan intensitas dan interelasi yang berbeda.