Thursday 28 June 2012

Tipologi Mazhab Itali

Tipologi Mazhab Itali

By

Sri Hartini, S.Psi, M.Si

A. Tipologi Mazhab Itali

Tokoh utama mazhab ini adalah De-Giovani Dan Viola

Teori De-Giovani: Hukum Deformasi

Tahun 1880 De-Giovani menerbitkan karyanya yang berjudul “Morfologia del corpo umano”, di buku ini merumuskan hukum deformasi, yang isinya tentang: pengolongan variasi tubuh manusia.

Secara singkat pendapat De-Giovani tersebut adalah bahwa ada 3 macam variasi bentuk tubuh manusia yaitu:

1. Orang yang togok (Jawa, Gembung, Inggris, Trunk) kecil cenderung yang mempunyai bentuk tubuh yang panjang, yang mempunyai hubungan dengan Habitus Phthisis.

2. Orang yang togok besar cenderung untuk mempunyai bentuk tubuh pendek, yang mempunyai hubungan dengan Habitus Apoplectis.

3. Orang yang togok normal cenderung untuk mempunyai proporsi badan yang normal.

Tipologi Viola

Disini Viola dalam penyelidikannya berhasil menemukan adanya tiga golongan bentuk tubuh manusia, yaitu:

1. Microplanchnis, yaitu bentuk tubuh yang ukuran-ukurannya menegak lebih dari perbandingan biasa, sehingga tubuh kelihatan jangkung.

2. Macroplanchnis, yaitu bentuk tubuh yang ukuran-ukurannya mendatar lebih dalam perbandingannya biasa, sehingga tubuh kelihatan pendek.

3. Normosplanchnis, yaitu bentuk tubuh yang ukuran-ukurannya menegak dan mendatar, sehingga tubuh kelihatan selaras.

Rava, seorang pendukung Mazhab Itali yang menemukan bahwa:

1. penderita-penderita neurasthenia dan psychasthenia kebanyakkan terdapat pada golongan microsplanchnis;

2. penderita-penderita manis-depresif kebanyakkan terdapat pada golongan macroplachnis.

B. Marfologi Konstitusinal: Mazhab Prancis

Sekitar yang bermacam-macam itu pada pokoknya dapat digolongkan menjadi empat macam, yaitu:

1. Ada sekitar yang berwujud udara yang menjadi sumber dari pada reaksi-reaksi respitotaris;

2. Ada sekitar yang berjudul makan-makanan yangmenimbulkan reaksi-reaksi digestif;

3. Ada sekitar yang berwujud keadaan alam yang menjadi dasar reaksi-reaksi muskuler; dan

4. Ada sekitar yang berwujud keadaan sosial yang menimbulkan reaksi-reaksi cerebal.

Dengan dasar pikiran demikian tersebut Siguad mengadakan pengolongan manusia ke dalam empat tipe. Pendapat di atas dapat kita lihat pada tabel dibawah ini:

Menurut Mac. Auliffe, keturunan telah ada, namun pada kenyataannya sekitarlah yang dianggap paling menentukan variasi atau bermacam-macam keadaan jasmani manusia, misalnya:

1. Dalam daerah yang mewah banyak terdapat tipe digestif.

2. Tipe respiratoris banyak terdapat di daerah pegunungan dan daerah pertanian.

3. Tipe muskuler terutama terdapat di daerah-daerah yang menghendaki kekuatan jasmani.

4. Tipe cerebal terutama terdapat di kota-kota.

C. Marfologi Konstitusional di Jerman: Tipologi Krestschner

Beneke, sebelum abad pertengahan XVIII telah membedakan dua macam tipe konstitusi, yaitu:

1. Golongan yang secara relatif jantungnya kecil, pembuluh-pembuluh darah sempit, limpa kecil, usus pendek, dan kaki panjang.

2.Golongan yang berhabitus quaratus (apolecticus, arthriticus), yang sifat-sifatnya adalah kebalikan dari golongan yang pertama.

C.C Carus, yang hidup se-zaman dengan Beneke mengemukakan 16 macam tipe, namun yang hanya terkenal adalah: cerebal, athletis, asthenis, pneumatis, dan boetian.

a. Masalah istilah

Disini Kretschmer membedakan antara kontitusi, temperamen, dan watak.

1. Konstitusi (constitution)

Kontitusi adalah keseluruhan (totalitas) segala sifat-sifat individu yang beralas pada keturunan. Sifar-sifat ini dapat berupa sifat-sifat jasmaniah maupun sifat-sifat kejiwaan. Karena semata-mata tergantung pada keturunan maka sering disebut faktor keturunan atau faktor endogen.

2. Temperamen

Tempramen adalah bagian dari kejiwaan yang mempunyai korelasi dengan aspek jasmaniah. Tempramen ini turun-temurun dan tidak dapat diubah oleh pengaruh-pengaruh dari luar. Temperamen ini mempengaruhi dua macam kualitas kejiwaan, yaitu:

a. Suasana Hati (stimmung), dan

b. Tempo psikis

3. Watak (character dalam arti deskriptif, yaitu kepribadian).

Watak adalah keseluruhan (totalitas) kemungkinan-kemungkinan bereaksi secara emosional dan volisional seseorang, yang terbentuk selama hidupnya oleh unsur-unsur dari dalam dan dari luar.

b. Konstitusi Jasmaniah (biasanya disebut konstitusi saja)

Kretschmer menggolong-golongkan manusia atas dasar bentuk tubuhnya menjadi empat, yaitu:

A tipe piknis atau stenis

ukuran mendatar lebih dari keadaan biasa, sehingga kelihatan pendek-gemuk.

Sifat-sifat khas tipe ini adalah:

- badan agak pendek,

- dada membulat, perut besar, bahu tidak lebar,

- leher pendek dan kuat,

- lengan dan kaki agak lemah,

- kepala agak “merosot” ke muka diantara kedua bahu,

- banyak lemak, sehingga urat-urat dan tulang tidak kelihatan nyata.

B tipe leptosom atau asthenis

- Ukuran menegak lebih dari keadaan biasa, sehingga tubuh kelihatan jangkung.

- Sifat-sifat khas tipe ini adalah:

- badan langsisng kurus,

- rongga dada kecil-sempit pipih, rusuknya mudah dihitung perut kecil, bahu sempit,

- lengan dan kaki kurus,

- tengkorak agak kecil, tulang-tulang dibagian muka kelihatan jelas,

- muka bulat telur-Berat badan relatif kurang.

C.Tipe atletis

Ukuran-ukuran mendatar dan menegak dalam perbandingan seimbang, sehingga tubuh kelihatan selaras, tipe ini merupakan perpaduan antara piknis dan leptosom.

Sifat-sifat khas tipe ini adalah:

- tulang-tulang, otot, kulit kuat,

- badan kokoh dan tegap,

- tinggi cukupan,

- bahu lebar dan kuat,

- dada besar dan kuat,

- perut kuat,

- panggul dan kaki kuat,

- tengkorak cukup besar dan kuat,

- muka bulat telur, lebih pendek dari pada tipe leptosom

D Tipe displastis

Tipe ini merupakan penyimpangan dari ketiga tipe yang telah dikemukakan. Kretschmer menganggap tipe displastis ini menyimpang dari konstitusi normal;

- tipe-tipe ini lebih terlihat pada pria dan kurang nyata pada wanita;

-dalam prakteknya, yang menjadi penting adalah pertentangan antara piknis dan leptosom;

- tipe-tipe tersebut banyak terdapat pada orang yang mengalami gangguan jiwa maupun pada orang yang sehat.

C. Konstitusi Kejiwaan (Temperamen)

Kraepelin menggolong-golongkan penderita psikosis menjadi dua golongan, yaitu:

1. Dementia praecox, yang kemudian disebut schizophrenia.

Golongan ini masih hidup diantara orang-orang lain, tetapi telah mengubur dirinya sendiri, mereka tidak lagi suka menghiraukan apa-apa yang ada disekitarnya, mereka kehilangan kontak dengan dunia luar dan seolah-olah hidup untuk dirinya sendiri (autisme).

2. Manis -depresi

Golongan ini sifat kejiwaannya selalu berubah-ubah, seperti siklus atau lingkaran yaitu dari sifat manis (giat, buas), ke sifat depresif (lemah, tak berdaya), kembali ke manis lagi, lalu berubah menjadi depresif, dan seterusnya.

Kretschmer membedakan manusia berdasarkan atas tempramennya menjadi dua golongan atau tipe, yaitu:

golongan yang bertempramen schizothym, dan

golongan yang bertempramen cyclothym.

Tipe Schizothym

Orang yang bertempramen schizothym sifat-sifat kejiwaan bersesuaian dengan penderita schizothym, hanya sangat tidak jelas. Golongan ini suka mengadakan kontak dengan dunia sekitarnya, lebih suka mengasingkan diri, ada kecenderungan ke arah autisme.

Tipe Cyclothym

Orang yang bertempramen cyclothym sifat-sifat jiwanya bersesuaian dengan penderita manis-depresif, hanya sangat tidak jelas. Golongan ini mudah mengadakan kontak dengan sekitarnya, mudah bergaul, mudah menyesuaikan diri dengan orang, mudah turut merasakan suka dan duka jiwanya terbuka.

D. Korelasi Antara Konstitusi (Jasmani) dan tempramen.

Dari hasil penelitiannya, Kretschmer mengemukakan adanya korelasi positif antara bentuk tubuh dan tempramen, baik itu penderita gangguan jiwa maupun pada orang yang sehat antara lain, yaitu:

1. penderita-penderita manis – depresif kebanyakan bertubuh piknis

2. penderita-penderita schizorenis kebanyakan bertubuh leptosom atletis dan dysplastis

Psikologi Konstitusional di AS: Teori W.H Sheldon

A. Komponen-komponen jasmani primer

Menurut Sheldon, ada tiga komponen atau dimensi jasmaniah. Ketiga komponen adalah dimensi ini merupakan inti dari teknik pengukuran struktur tubuh manusia diantaranya ialah:

1. endomorphy,

2. mesomorphy, dan

3. ectomorphy.

Penggunaan ketiga istilah ini dihubungkan dengan tiga alat-alat yang berasal dari lapisan tertentu menentukan dominasi pada komponen tertentu. Maka menurut Sheldon ada tiga tipe pokok dari jasmani manusia, yaitu:

Tipe endomorp

Individu yang komponen endomorphynya tinggi sedangkan kedua komponen lainnya rendah, ditandai oleh: alat-alat dalam seluruh sistem digestif memegang peranan terpenting. Nampak dari luar: lembut, gemuk, bau badan relatif rendah.

Tipe mesomorph

Individu yang bertipe mesomorph komponen mesomorphynya tinggi sedangkan kedua komponen lainnya rendah, maka bagian-bagian tubuhnya yang berasal dari mesoderm relatif berkembang lebih baik dari pada yang lain: otot-otot pembuluh darah, jantung domimant. Nampaknya dari luar kokoh, keras, otot kelihatan bersegi-segi tahan sakit.

Tipe ectomorph

Pada golongan ini organ-organ yang berasal dari ectoderm yang terutama berkembang (kulit, sistem saraf memainkan peranan terpenting). Nampaknya orang yang etomorph itu jangkung, dada kecil dan pipih, lemah, otot-otot hampir tidak bekembang.

B. Komponen-komponen jasmani sekunder

Disamping komponen-komponen jasmani primer itu Sheldon mengemukakan adanya tiga komponen jasmani sekunder, yaitu:

displasia

Sheldon menemukan, bahwa banyak displasia berhubungan dengan ectomorphy, dan lebih banyak diderita pada wanita daripada laki-laki. Penyelidikan yang lebih kemudian membuktikan, bahwa lebih banyak displasia pada para penderita psikosis.

gynandromorphy

gynandromorphy adalah komponen jasmani sekunder yang kedua. Komponen ini menunjukkan sejauh mana jasmani memiliki sifat-sifat yang biasanya terdapat pada jenis kelamin lawannya. Komponen ini dinyatakan oleh Sheldon dengan huruf ‘f”. Jadi individu laki-laki yang mempunyai komponen ‘g” tinggi akan memiliki tubuh yang lembut, panggul besar, dan sifat-sifat mwanita yaang lain. Secara teori sifat-sifat ini dapat dinyatakan dengan angka 1-7. angka 1 menunjukan tidak adanya sifat-sifat dari jenis kelamin lawannya, sedangkan angka 7 menunjukkan kebancian (hermaphroditismus)

texture (tampang)

komponen jasmani sekunder yang ketiga, dan barangkali yang terpenting ialah tampang (texture) yang oleh Sheldon ditandai dengan huruf “t” (dari texture). Adapun yang dimaksud dengan tampang (texture) oleh Sheldon bagaimana individu itu nampak / terlihat keluar.

C. Komponen-komponen primer dari tempramen

Ada tiga komponen primer dari tempramen yang dikemukakan oleh Sheldon, diantaranya adalah:

(1) komponen primer tempramen yang pertama dinamakannya Viscerotonia, karena kelompok sifat-sifat yang dicakupnya berhubungan dengan fungsi dan anatomi alat-alatnya visceral/digestif. Orang yang viscerofonis itu mempunyai alat pencernaan yang relatif besar dan panjang, dengan hati yang besar.

Sifat-sifat tempramen komponen ini ialah:

sikapnya tidak tegang (relaxed)

suka hiburan

gemar makan-makan

tidurnya nyenyak

bila menghadapi kesukaran membutuhkan orla.

(2) komponen primer kedua dinamakan somatotonia, karena sifat-sifat (kelompok sifat-sifat) yang dicakupnya berhubungan dengan dominasi an anatomi struktur somatis. Orang yang somatotonis dominasi dan anatomi struktur somatis. Orang yang somatotonis aktivitas otot-otot lebih dominan. Orang yang masuk golongan ini gemar akan ekspresi muskuler, suka mengerjakan sesuatu yang menggunakan otot, suka mendapat pengalaman fisik.

Sifat-sifat tempramen komponen ini ialah:

sikapnya gagah

perkasa

suka berterus terang

suara lantang

tampak lebih dewasa dari usia sebenarnya

bila menghadapi kesukaran butuh melakukan gerakan-gera

(3) komponen primer ketiga dinamakan cerebrotania. Sebenarnya Sheldon belum pasti benar tentang penamaan ini. Dinamakan demikian karena dikira bahwa aktivitas polsok adalah perhaitan dengan sadar, serta inhibisi terhadap gerakan-gerakan jasmaniah.

Sifat-sifat tempramen komponen ini adalah:

sikapnya kurang gagah, ragu-ragu

reaksinya cepat

kurang berani berbicara di depan orang banyak

kurang berani bergaul di depan orang banyak (sociaphobia)

kebiasaan-kebiasaanya tetap, hidup teratur

suara kurang bebas

sukar tidur

nampak lebih muda dari yang sebenarnya

bila menghadapi kesukaran butuh mengasingkan diri.

Yudisium mahasiwa UNPRI pada tgl 18 september 2016

Acara pelepasan wisudawan dan wisudawati psikologi S1 angkatan ke 5 Yudisium mahasiwa Unpri jurusan psikologi, kegiatan ini juga akan ...