Tujuan
dan Kompetensi yang Diharapkan Bagi Mahasiswa
Defenisi Intervensi
Intervensi Individu
Sosiopatik
DEFINISI
INTERVENSI
Intervensi adalah upaya untuk mengubah perilaku, pikiran, atau perasaan seseorang (Markam, 2003).
Intervensi dapat dilakukan oleh profesional/terapis bidang lain (tidak harus psikolog).
Intervensi memberikan support
NEXT....
Intervensi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengubah perilaku atau keadaan sosial dengan sengaja sesuai tujuan yang dikehendaki (Nietzel, 1998).
Bentuk intervensi klinis: psikoterapi, rehabilitasi psikososial, & preventif.
INTERVENSI
YANG BISA DIBERIKAN TERHADAP
INDIVIDU SOSIOPATIK
INDIVIDU SOSIOPATIK
1. Psikoterapi
Psikoterapi merupakan suatu bentuk perlakuan (treatmen) terhadap permasalahan yang sifatnya emosional, dimana seorang terapis secara sengaja membina hubungan profesional dengan klien, dengan tujuan menghilangkan, mengubah, atau memperlambat simptom untuk menghilangkan pola perilaku terganggu, serta meningkatkan perkembangan pribadi ke arah yang positif.
2. Rehabilitasi Psikososial
a. Alternatif intervensi yang berusaha memberikan informasi bagi keluarga/ pasien mengenai masalah/ gangguan yang dialami; membantu pasien memahami, mengurangi/ mencegah munculnya masalah terkait dengan situasi sosial; atau membantu pasien menormalkan/ mengoptimalkan kembali kualitas hidup mereka terutama di lingkungan sosial.
Contoh rehabilitasi psikososial:
Melatihkan coping
stress pada mantan pecandu narkoba; melatihkan pada keluarga penderita skizofrenia mengenali simptom psikotik.
Rangkaian kegiatan
intervensi meliputi : (phares dan trull, 2001)
Pertemuan awal, tahap yang menentukan kelancaran dan keberhasilan tahap selanjutnya. Menjelaskan secara umum keberadaan terapi dan jenis bantuan yang diberikan.
Asesmen, prosedur asesmen dipilih berdasarkan sifat dari problem klien, orientasi dari terapis atau faktor-faktor lain. Pengumpulan informasi klien dapat diambil melalui pemberian berbagai macam tes psikologi.
Tujuan treatmen, klien dan terapis mulai mendiskusikan masalah dengan sistematis dan melakukan apa yang diperoleh dari masalah-masalah yang telah terdata asesemennya.
Implementasi
treatment, dalam hal ini terapis memutusakan bentuk terapi secara khusus, yang diharapkan klien mulai dipercayakan dapat menghadapi problem secara independen.
Terminasi, evaluasi, dan tindak lanjut, terapi mengumpulkan data dan membuat catatan tentang kemajuan klien untuk mengevaluasi usaha dan pelayanan mereka.
LEVEL
INTERVENSI
Caplan (1964), membagi level 3 pencegahan pada
masalah kesehatan mental :
a. Pencegahan Tersier
Usaha mencegah konsekuensi jangka panjang ataupun jangka pendek dari keparahan gangguan yang dialami penderita. Rehabilitasi psikososial salah satu contohnya.
b. Pencegahan Sekunder
Usaha pencegahan pada kelompok individu beresiko (high risk population). Level ini akan efektif apabila: menangani faktor pengetahuan pada kelompok resiko tertinggi pada gangguan secara spesifik; penanganan pada kelompok beresiko yang paling mudah dijangkau.
NEXT....
Tujuan pencegahan ini memberikan pengetahuan kepada kelompok beresiko, screening awal, imunisasi/ vaksinasi, misalnya pembinaan reproduksi sehat pada calon TKW, imunisasi polio pada balita.
C. Pencegahan
Primer
Usaha yang dilakukan untuk mengurangi/ membatasi laju timbulnya gangguan dengan melakukan modifikasi lingkungan atau memperkuat individu agar terhindar menjadi resiko tinggi. Subjeknya komunitas umum. Tujuan pencegahan ini melawan faktor resiko (counteracting
risk factor), memperkuat faktor pengaman (reinforcing
protective factor), misalnya: konseling pra-nikah, penyuluhan anti-flu burung. (Coie, dkk, 1993).
TERIMA KASIH