Pengertian:
Absent adalah jumlah jam, hari dan frekuensi dari ketidakhadiran seorang karyawan dalam melaksanakan pekerjaan.
Yang harus diperhatikan dalam absent adalah alasan mengapa seseorang tidak bekerja. Hal ini perlu selain untuk penentuan ukuran absent juga agar individu karyawan bisa mengambil keputusan mengenai absent mana yang dapat dikecualikan dan mana yang tidak
Absent (ketidakhadiran) dapat dibagi
atas 2 (dua) bentuk :
1.Absen dengan ijin, misalnya disebabkan karena sakit
2. Absen tanpa ijin, yaitu ketidakhadiran yang tanpa keterangan dan biasanya mengarah pada kepentingan pribadi sesorang.
Menurut Staw & Oldham ada dua pandangan mengenai masalah absensi, yaitu:
1.Absen dipandang merugikan dan “buruk secara organisasi”
2.Tidak buruk
1.Absen dipandang merugikan dan “buruk secara organisasi” karena:
–Perusahaan
harus membayarkan sejumlah uang pada karyawan
yang tidak produktif (banyak
absent).
–Pengeluaran biaya untuk karyawan pengganti sementara.
–Kerugian biaya waktu administrasi karena keharusan mengorganisasikan kembali lingkungan karyawan yang absen tersebut.
–Kerugian produktivitas karena berkurangnya staf yang terlatih dalam mengerjakan tugas, sedangkan penggantinya adalah karyawan yang kurang menguasai pekerjaan dibandingkan karyawan yang absen tersebut.
2. Tidak buruk
Dalam hubungan antar jumlah absensi dengan performansi kerja, mereka yang absen belum tentu pelaksana kerja yang buruk, namun mungkin lebih kepada upaya beberapa karyawan untuk mengatasi tekanan pekerjaan yang tidak cocok dengan kebutuhan, keinginan atau kemampuan mereka untuk terus melaksanakan pekerjaan dengan memuaskan.
Faktor Penentu Absen
Faktor Perorangan
Faktor Perorangan
1.Jenis Kelamin
3.Lama kerja
4.Tuntutan Pekerjaan
Faktor Organisasi
Sifat kerja. Semakin membosankan suatu pekerjaan maka kecenderungan munculnya ketidakpuasan kerja semakin besar yang kemudian mengarah pada absenteisme.
Ukuran kelompok kerja. Semakin kecil kelompok kerja/kelompok organisasi maka tingkat absensi semakin kecil.
Shift kerja
Gaya kepemimpinan
Pemilikan perusahaan
Tingkat stress dan resiko kerja
Kesempatan untuk maju
2. TURNOVER/KELUAR MASUK KERJA
Pengertian:
Secara Umum
Pindah kerja mengacu pada perubahan dalam keanggotaandari organisasi, posisi yang ditinggalkan oleh pemegang jabatan yang keluar untuk digantikan pendatang baru.
Secara Khusus:
Pindah kerja mengacu pada anggota organisasi yang keluar baik dengan sukarela maupun tidak.
Turnover bisa dipandang dari 2 sisi, yaitu:
1. Merugikan (Dysfunctional Turnover)
–Bila individu yang pergi adalah individu yang berpengalaman dan memiliki ketrampilan
–Biaya yang dihasilkan untuk training, seleksi cukup besar
–
2. Menguntungkan (Functional
Turnover)
Menurut Dalton & Todor turnover justru menimbulkan penghematan bila karyawan yang menggantikan mereka dibayar dengan gaji yang lebih rendah serta jaminan dan tunjangan lebih rendah.
Penyebab Turnover terbagi atas 4 :
Dikendalikan oleh Karyawan
Tidak Dikendalikan oleh Karyawan
Dapat Dihindari Organisasi
Tidak Dapat Dihindari Organisasi
Dinamika keempatnya menghasilkan wujud turnover sebagai berikut :
Dikendalikan Karyawan – Dapat Dihindari Organisasi
1.Pembayaran lebih baik ditempat lain
●
2.Kondisi kerja lebih baik di tempat lain
●
3.Masalah dengan kepemimpinan /administrasi
●
4.Organisasi lain yang lebih baik untuk tempat bekerja
Dikendalikan oleh Karyawan – Tidak Dapat Dihindari Organisasi
1.Pindah ke tempat lain karena kondisi pasangannya
●
2.Perubahan karir menengah
●
3.Tinggal di rumah untuk merawat anak/suami/isteri
●
4.Kehamilan dan seterusnya tidak kembali setelah
periode waktu tertentu
Tidak Dikendalikan oleh Karyawan – Dapat Dihindari Organisasi
1.Pemutusan hubungan kerja
●
2.Pemecatan
●
3.Pensiun secara paksa/putus kontrak
Tidak Dikendalikan oleh karyawan – Tidak Dapat Dihindari Organisasi
•Masalah medis
yang berat
•Kematian
Faktor yang menyebabkan Kepindahan Kerja
/Turnover
1. Faktor Pribadi :
§Performansi kerja, dimana semakin baik performa
yang ditunjukkan individu maka kemungkinan untuk
turnover semakin rendah.
§Lama Kerja, semakin lama seseorang bekerja di perusahaan tersebut mengindikasikan bahwa ia cukup betah di perusahaan tersebut.
–
2. Faktor Organisasi:
§Gaji
§Kesempatan promosi
§Tingkat rutinitas tugas
3. KOMITMEN KERJA
Pengertian
Komitmen kerja adalah sebuah variabel yang mencerminkan derajat
hubungan yang dianggap dimiliki oleh individu itu sendiri dengan pekerjaan
tertentu dalam organisasi tertentu.
Di satu sisi yang negative maka timbul perasaan asing, yaitu
suatu keadaan yang menunjukkan tidak adanya rasa hubungan dengan pekerjaan dan
organisasi.
Namun di satu sisi yang positif maka timbul identifikasi, yaitu
persepsi individu terhadap hubungan
sedemikian kuatnya sehingga jati dirinya cenderung berkaitan dengan
peran kerja dalam organisasi.
Faktor-faktor Penentu Komitmen Kerja
Faktor Pribadi:
–Jenis Kelamin, pada wanita lebih rendah karena konflik peran
–Usia, semakin tua, komitmennya semakin tinggi
–Perasaan mampu untuk mengerjakan tugas
–
Faktor Karakteristik Pekerjaan
- Arti dan nilai kerja
Faktor Tekanan Luar
–Status
perkawinan
–Tanggung jawab pada keluarga
–Dukungan pasangan
–Kepuasan dengan kehidupan keluarga
–Penghasilan pasangan
Tahap Pembentukan Komitmen
(Mowday, Steers dan Porter)
(Mowday, Steers dan Porter)
1.
Tahap Antisipasi (Anticipation)
–Terjadi
sebagai akibat adanya interaksi antar
karakteristik persolan dengan karakteristik pekerjaan sebelum masuk ke
organisasi, sehingga terbentuk harapan-harapan.
–Tingkat
komitmen terletak pada seberapa besar perbedaan antara karakteristik personal
dengan karakteristik pekerjaan. Kondisi harus seimbang sebagai prasyarat
terbentuknya komitmen
2.Tahap Inisiasi (Initiation)
●
Pembentukan komitmen pada tahap ini terjadi setelah karyawan mulai bekerja
Akan terbentuk sejumlah pertimbangan dari diri karyawan mengenai pekerjaan, pengawasan, upah, kelompok kerja dan keadaan perusahaan sehingga menimbulkan perasaan bertanggung jawab pada diri karyawan
3.Tahap Pemantapan (Entrenchment)
●
Pada tahap ini pembentukan komitmen terjadi dalam waktu yang
relative panjang dari awal sampai masa akhir karir sesorang. Banyak peristiwa
yang individu alami misalnya investasi semakin besar, keterlibatan social
semakin luas disertai banyak pengorbanan. Kondisi ini diiringi dengan
meningkatnya jenjang karir sehingga cukup kuat
alasan bagi karyawanm untuk tetap tinggal bersama perusahaan.
TERIMA KASIH