Sunday, 12 April 2015

TUJUAN DAN KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN BAGI MAHASISWA






MEMAHAMI INDIVIDU SOSIOPATIK
DAN REAKSI - REAKSI SOSIAL
TUJUAN DAN KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN BAGI MAHASISWA
Memahami proses diferensiasi, sosialisasi dan individualisasi
Memahami deviasi primer dan deviasi sekunder-limitasi internal dan personal
Memahami sanksi sosial dan pembatasan sosio-kultural
Memahami mobilitas pada individu-individu sosiopatik
Memahami penyesuaian diri, ketidakmampuan menyesuaikan diri, individu marginal
Memahami reaksi sosial
Memahami organisasi sosiopatik dan kebudayaan eksploitatif

PROSES DIFERENSIASI DAN SOSIALISASI
Pribadi yang menyimpang, dengan tingkah laku menyimpang dari norma-norma umum adalh sebuah produk dari proses diferensiasi, individualisasi, dan sosialisasi.
Proses diferensiasi adalah proses dimana org-org secara individual memang berbeda dengan orang kebanyakan sejak lahirnya. Misalkan orang cacad bawahan, memiliki wajah yang mengerikan ----hal ini pada umumnya mengakibatkan timbulnya perasaan inferior yg mendlm shg respon sosialnya berkembang menjadi kurang wajar. --- diperparah bila kondisi lingkungan menghina atau mengucilkannya.
Next.....
Individu yg tumbuh & berkembang dlm lingkungan sosial yang kurang sehat/menyimpang (ada kemiskinan, kejahatan, asusila, cara hidup yg kurang sehat) --- cenderung menjadikan individu/kelompok yg abnormal/menyimpang.
Individu yg terus menerus kontak dengan org dewasa yg menyimpang/abnormal akan mempersiapkan dan membentuk kebiasaan2 serta watak yg sosiopatik pd diri anak-anak dan orang muda.
Bila ada individu yg sosiopatik berkonflik dgn masyarakat, maka konflik tsb pada hakikatnya mrpkn konflik dua kebuadayaan, yaitu kebudayaan normal melawan kebudayaan patologis
Next.....
Proses sosialisasi: adanya proses pengoperan pola tingkah laku yang menyimpang/ditolak yg berlangsung secara bertahap dan berkesinambung, akhirnya menjadi pola tingkah laku sehari-hari.
Terjadinya proses internalisasi dan proses pengkondisian dari tingkah laku yg diproyeksikan sehingga memuncul prilaku yg menyimpang.
Pengalaman2 traumatis jga dapat menumbuhkan dan  mempercepat perubahan2 secara radikal sikap mental pada individu ---yang akhirnya memunculkan prilaku yg menyimpang.
Next....
Pengoperan pola2 abnormal secara tdk sadar menyebabkan proses persepsi diri dan pendefenisian diri.
Persepsi diri berarti menerima keadaan atau nasib diri sendiri apakah sebagai benar2 kriminal atau menyimpang.
Pendefinisian diri berarti: memastikan diri untuk melakukan peranan tertentu, yang erat kaitannya dengan persepsi diri (penerimaan diri) dan segera diikuti dengan praktik-praktik langsung
Proses individualisasi adalah bila individu  dalam melakukan sesuatu perbuatan menyadari dan ikhlas akan penyimpangan atau tidak asusila dan kriminil yang dilakukan.
Limitasi subjektif, disebut juga pengaruh didalam diri individu, termasuk pendefinisian diri yg mempengaruhi kualitas kepribadiannya.
Limitasi/eksternal, disebut juga dengan  pengaruh lingkungan sosial.









DEVIASI PRIMER & DEVIASI SEKUNDER
Deviasi primer adalah bila individu yg menyimpang itu menyadari betul peranan patologis  yg dilakukannya, dan memandang hal tsb sebagai hal yg wajar dan cocok dgn pola sosial psikologis masyarakat.
Deviasi sekunder adalah bila individu mulai menggunakan tingkah laku deviasi sebagai alat pembelaan diri, atau alat menyerang, atau alat penyesuaiaan diri terhadap kesulitan (kesulitan sebagai produk dari reaksi-reaksi sosial terhadap tingkah laku yang sosiopatik). Dan deviasi itu sudah menjadi profesionalisasi individu. 
Next...
Urutan peristiwa yang menyebabkan terjadinya deviasi sekunder itu secara ringkas dapat dinyatakan sebagai berikut:
Dimulai dengan deviasi primer
Munculnya kemudian reaksi-reaksi sosial,hukuman dan sanksi-sanksi.
Pengembangan dari deviasi-deviasi primer.
Reaksi sosoal dan penolakan yang lebih hebat dari masyarakat.
Pengembangan deviasi lebih lanjut disertai pengorganisasian yang lebih rapi timbul sikap bermusuh serta dendam penuh kebencian terhadap masyarakat yang menghukum mereka.
Kesabaran masyarakat sudah sampai pada batas terakhir. Dibarengi hukuman, tindakan-tindakan kekerasan.
Timbulnya reaksi kedongkolan dan kebencian dipihak si penyimpang, disertai” penghebatan tingkah laku yang sosiopatik, sehingga berkembang menjadi deviasi sekunder. Hilanglah kontrol-kontrol rasional, dan dirinya menjadi budak dari nafsu serta kebiasaan-kebiasaan yang sosiopatik atau abnormal.
Masyarakat menerima tingkah laku sosiopatik itu sebagai realitas konkret atau sebagai status sosial.
Next...
Deviasi primer dan sekunder bersumber pada dua fase, yaitu:
1.Fase limitasi eksternal berupa pendefenisian sosial dan sanksi2 serta hukuman yg eksternal sifatnya
2.Fase internalisasi atau individualisasi
Penyesuaian diri individu2 yg menyimpang itu ditentukan oleh relasi atau perimbangan diantara pendefenisian2 sosial oleh masyarakat dan pendefenisian diri sendiri.
Satu bentuk penyimpangan biasanya dapat dgn mudah mengembangkan bentuk penyimpangan yg lainnya.
SANKSI SOSIAL & PEMBATASAN SOSIO- KULTURAL
Sanksi langsung yang dikenakan pada orang-orang yang dianggap mempunyai stigma sosiopatik yang dikenakan oleh masyarakat pada umumnya:
ØMembatasi partisipasi sosialnya dalam kegiatan hidup sehari-hari.
ØMereka tidak boleh memainkan peranan ekonomi atau sosial tertentu. Misalnya ditolaknya menjadi buruh atau pegawai, ditolak permohonannya meminta kredit, dilarang bertempat tinggal disatu daerah dan lain- lain.
Pada prinsipnya setiap anggota masy yg sosiopatik, baik pelaku maupun tergabung dlm kelompok tsb pasti mendapatkan sanksi2 sosial dlm bentuk hambatan, atau norma dan larangan dalam memainkan peran sosialnya
Next...
Ciri-ciri sosiopatik itu dilihat dari segi: seks, umur, kondisi jasmani, kelahiran, suku bangsa, afiliasi religius, posisi ekonomi, dll
Penyimpangan bisa dilihat dari kondisi demografi, deviasi yg rendah terjadi/hampir tidak ada bila lokal satu masy bisa membatasi peranan indiv yg menyimpang, dimana setiap indiv mengenal inidiv lainnya, tradisi dan kontrol sosial mempunyai kekuasaan regulatif/mengatur trhdp semua tingkah laku yg menyimpang, misal masy terpencil di bromo, dan daerah lain.
Sebaliknya di kota2 dimana banyak pencampuran bermacam2 suku bangsa, adat kebiasaan, dan kebudayaan tingkat penyimpang tergolong tinggi.
Daerah yang subur, kaya dengan daerah yang miskin, ekonomi sulit mempengaruhi tingkat peyimpangan.

 MOBILITAS PADA INDIVIDU- INDIVIDU SOSIOPATIK
Individu/kelompok yang menyimpang itu sangat mobile sifatnya krn:
keterikatan dgn anggota lain, ditandai oleh persamaan kepentingan).
Kecend kuat untuk keluar dari daerah tempat tinggalnya bermigrasi kedalam masy dgn struktur organisasi yg berbeda, memperluas komunikasi dan habitat atau tempat tinggal, agar ruang gerak lebih luas dan longgar.
Sebab risiko ditangkap dan dimasukkan dlm penjara besar sekali, setiap saat bisa berurusan dgn polisi
Penyesuaian Diri, Ketidakmampuan Menyesuaikan Diri, Individu Marginal
Pendapat umum menyatakan, bhw individu2 terkutuk dan ditolak oleh masy itu pada hakikatnya tdk bahagia hidupnya. Mereka mengalami proses demoralisasi dan tdk mampu menyesuaikan diri dgn lingkungannya.
Perasaan bahagia dan kemampuan menyesuaikan diri dgn kondisi lingkungan oleh individu yg sosiopatik itu secara kualitatif bergantung pada sikap pribadinya terhadap Aku sendiri, yaitu bergantung pada proses penamaan diri/penentuan diri/pendefinisian diri.
Perimbangan antara pendefinisian sosial/ penentuan sosial dengan pendefinisian diri sendiri
Next....
Ada juga individu2 yg tidak mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungannya, disebabkan oleh alasan ditolak oleh masy utk menjalankan peranan2 yg sgt didambakannya, sebaliknya menolak peranan2 yg disodorkan oleh masy kepada dirinya atas dasar alasan-alasan subjektif.
Individu marginal ini adalah org yg dihadapkan pada pilihan peranan juga disebabkan oleh keterbatasan internal atau eksternal tertentu dia tidak mampu mengintegrasikan hidupnya atas dasar salah satu peranan tersebut.
REAKSI SOSIAL
Penyimpangan2 dlm kelompok masy atau lingkungan sosial menimbulkan bermacam2 reaksi sosial, hal ini bergantung pada derajat atau kualitas penyimpangan dan penampakannya, juga tergantung pada harapan dan tuntutan2 yg dikenakan oleh lingkungan sosial
Reaksi sosial itu antara lain berupa: kekaguman, pujian, hormat, pesona, simpati sikap acuh tak acuh, cemburu, iri hati, ketakutan, penolakan, hukuman, kebencian, kemarahan hebat, dan tindakan2 konkret.
Next....
Reaksi2 sosial yg berkembang dari sikap menyukai, ragu2, apatis, acuh tak acuh, sampai menolak hebat. Reaksi tersebut dibagi dalam tiga fase, yaitu:
Fase mengetahui dan menyadari adanya penyimpangan
Fase menentukan sikap dan kebijaksanaan
Fase mengambil tindakan, dlm bentuk reaksi reformatif, reorganisasi, hukuman dan sanksi2.
Setiap peristiwa dlm penyimpangan menandakan adanya perubahan sosial dan kultural.
ORGANISASI SOSIOPATIK DAN KEBUDAYAAN EKSPLOITATIF
Terhdp organisasi menyimpang dan individu2 buangan dan daerah2 yg dihuni oleh para penyimpang itu pada umumnya dikenakan sanksi seperti lokalisasi, penutupan total, dll.
Objek penyimpangan sering kali dieksploitasi oleh kelompok2 politik dan sosial lainya. seperti oleh para dokter, polisi, psikiater, jaksa, hakim, pejabat lokal dll, utk dijadikan sumber keuangan inkonvensional.
Beberapa teknik eksploitasi adalah propaganda, melalui media masa, tv, radio, periklanan, fitnah dna pemerasan.
TERIMA KASIH

Yudisium mahasiwa UNPRI pada tgl 18 september 2016

Acara pelepasan wisudawan dan wisudawati psikologi S1 angkatan ke 5 Yudisium mahasiwa Unpri jurusan psikologi, kegiatan ini juga akan ...