MEMAHAMI INDIVIDU SOSIOPATIK
DAN REAKSI - REAKSI SOSIAL
MEMAHAMI INDIVIDU SOSIOPATIK
DAN REAKSI - REAKSI SOSIAL
TUJUAN
DAN KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN BAGI MAHASISWA
Memahami proses diferensiasi, sosialisasi dan individualisasi
Memahami sanksi sosial dan
pembatasan sosio-kultural
Memahami mobilitas pada individu-individu sosiopatik
Memahami penyesuaian diri, ketidakmampuan menyesuaikan
diri, individu marginal
Memahami reaksi sosial
Memahami organisasi sosiopatik dan kebudayaan eksploitatif
PROSES DIFERENSIASI DAN SOSIALISASI
Pribadi yang menyimpang, dengan tingkah laku menyimpang dari norma-norma umum adalh sebuah produk
dari proses diferensiasi, individualisasi, dan
sosialisasi.
Proses diferensiasi adalah proses dimana org-org secara individual memang berbeda dengan orang kebanyakan sejak lahirnya. Misalkan orang cacad
bawahan, memiliki wajah yang mengerikan ----hal ini pada umumnya mengakibatkan
timbulnya perasaan inferior yg mendlm shg respon sosialnya berkembang menjadi
kurang wajar. --- diperparah bila kondisi lingkungan menghina atau mengucilkannya.
Next.....
Individu yg tumbuh & berkembang dlm lingkungan sosial
yang kurang sehat/menyimpang (ada kemiskinan, kejahatan, asusila, cara hidup yg
kurang sehat) --- cenderung menjadikan individu/kelompok yg
abnormal/menyimpang.
Individu yg terus menerus kontak dengan org dewasa yg
menyimpang/abnormal akan mempersiapkan dan membentuk kebiasaan2 serta watak yg
sosiopatik pd diri anak-anak dan orang muda.
Bila ada individu yg sosiopatik berkonflik dgn masyarakat,
maka konflik tsb pada hakikatnya mrpkn konflik dua kebuadayaan, yaitu
kebudayaan normal melawan kebudayaan patologis
Next.....
Proses sosialisasi: adanya proses pengoperan pola tingkah
laku yang menyimpang/ditolak yg berlangsung secara bertahap dan berkesinambung,
akhirnya menjadi pola tingkah laku sehari-hari.
Terjadinya proses internalisasi dan proses pengkondisian
dari tingkah laku yg diproyeksikan sehingga memuncul prilaku yg menyimpang.
Pengalaman2 traumatis jga dapat menumbuhkan dan mempercepat perubahan2 secara radikal sikap
mental pada individu ---yang akhirnya memunculkan prilaku yg menyimpang.
Next....
Pengoperan pola2 abnormal secara tdk sadar menyebabkan
proses persepsi diri dan pendefenisian diri.
Persepsi diri berarti menerima keadaan atau nasib diri sendiri apakah sebagai benar2 kriminal atau menyimpang.
Pendefinisian diri berarti: memastikan diri untuk melakukan peranan tertentu, yang erat kaitannya dengan persepsi diri (penerimaan diri) dan segera diikuti dengan praktik-praktik langsung
Proses individualisasi adalah bila
individu dalam melakukan sesuatu
perbuatan menyadari dan ikhlas akan penyimpangan atau tidak asusila dan
kriminil yang dilakukan.
Limitasi subjektif, disebut juga pengaruh didalam diri individu, termasuk
pendefinisian diri yg mempengaruhi kualitas kepribadiannya.
Limitasi/eksternal, disebut juga dengan
pengaruh lingkungan sosial.
DEVIASI PRIMER & DEVIASI SEKUNDER
DEVIASI PRIMER & DEVIASI SEKUNDER
Deviasi
primer adalah bila individu yg
menyimpang itu menyadari betul peranan patologis yg dilakukannya, dan
memandang hal tsb sebagai hal yg wajar dan cocok dgn pola sosial psikologis
masyarakat.
Deviasi sekunder adalah bila individu
mulai menggunakan tingkah laku deviasi sebagai alat pembelaan diri, atau alat
menyerang, atau alat penyesuaiaan diri terhadap kesulitan (kesulitan sebagai
produk dari reaksi-reaksi sosial terhadap tingkah laku yang sosiopatik). Dan deviasi
itu sudah menjadi profesionalisasi individu.
Next...
Urutan peristiwa yang menyebabkan
terjadinya deviasi sekunder itu secara ringkas dapat dinyatakan sebagai
berikut:
Dimulai dengan deviasi
primer
Munculnya kemudian
reaksi-reaksi sosial,hukuman dan sanksi-sanksi.
Pengembangan dari
deviasi-deviasi primer.
Reaksi sosoal dan
penolakan yang lebih hebat dari masyarakat.
Pengembangan deviasi
lebih lanjut disertai pengorganisasian yang lebih rapi timbul sikap bermusuh
serta dendam penuh kebencian terhadap masyarakat yang menghukum mereka.
Kesabaran masyarakat
sudah sampai pada batas terakhir. Dibarengi hukuman, tindakan-tindakan
kekerasan.
Timbulnya reaksi
kedongkolan dan kebencian dipihak si penyimpang, disertai” penghebatan tingkah
laku yang sosiopatik, sehingga berkembang menjadi deviasi sekunder. Hilanglah
kontrol-kontrol rasional, dan dirinya menjadi budak dari nafsu serta
kebiasaan-kebiasaan yang sosiopatik atau abnormal.
Masyarakat menerima
tingkah laku sosiopatik itu sebagai realitas konkret atau sebagai status
sosial.
Next...
Deviasi primer dan sekunder bersumber pada dua fase, yaitu:
1.Fase limitasi eksternal
berupa pendefenisian sosial dan sanksi2 serta hukuman yg eksternal sifatnya
2.Fase internalisasi atau
individualisasi
Penyesuaian diri individu2 yg menyimpang itu ditentukan
oleh relasi atau perimbangan diantara pendefenisian2 sosial oleh masyarakat dan
pendefenisian diri sendiri.
Satu bentuk penyimpangan biasanya dapat dgn mudah
mengembangkan bentuk penyimpangan yg lainnya.
SANKSI
SOSIAL & PEMBATASAN SOSIO- KULTURAL
Sanksi langsung yang dikenakan pada orang-orang yang
dianggap mempunyai stigma sosiopatik yang dikenakan oleh masyarakat pada
umumnya:
ØMembatasi partisipasi sosialnya dalam kegiatan hidup
sehari-hari.
ØMereka tidak boleh memainkan peranan ekonomi atau sosial
tertentu. Misalnya ditolaknya menjadi buruh atau pegawai, ditolak permohonannya
meminta kredit, dilarang bertempat tinggal disatu daerah dan lain- lain.
Pada prinsipnya setiap anggota masy yg sosiopatik, baik
pelaku maupun tergabung dlm kelompok tsb pasti mendapatkan sanksi2 sosial dlm
bentuk hambatan, atau norma dan larangan dalam memainkan peran sosialnya
Next...
Ciri-ciri sosiopatik itu dilihat dari segi: seks, umur, kondisi jasmani, kelahiran, suku bangsa, afiliasi religius, posisi ekonomi, dll
Penyimpangan bisa dilihat dari kondisi
demografi, deviasi
yg rendah terjadi/hampir tidak ada bila lokal satu masy bisa membatasi peranan
indiv yg menyimpang, dimana setiap indiv mengenal inidiv lainnya, tradisi dan
kontrol sosial mempunyai kekuasaan regulatif/mengatur trhdp semua tingkah laku
yg menyimpang, misal masy terpencil di bromo, dan daerah lain.
Sebaliknya di kota2 dimana banyak pencampuran bermacam2 suku bangsa,
adat kebiasaan, dan kebudayaan tingkat penyimpang tergolong tinggi.
Daerah yang subur, kaya dengan daerah yang miskin, ekonomi
sulit mempengaruhi tingkat peyimpangan.
MOBILITAS PADA INDIVIDU- INDIVIDU SOSIOPATIK
MOBILITAS PADA INDIVIDU- INDIVIDU SOSIOPATIK
Individu/kelompok yang menyimpang itu
sangat mobile sifatnya krn:
keterikatan dgn anggota lain, ditandai oleh persamaan
kepentingan).
Kecend kuat untuk keluar dari daerah tempat tinggalnya
bermigrasi kedalam masy dgn struktur organisasi yg berbeda, memperluas
komunikasi dan habitat atau tempat tinggal, agar ruang gerak lebih luas dan
longgar.
Sebab risiko ditangkap dan dimasukkan dlm penjara besar
sekali, setiap saat bisa berurusan dgn polisi
Penyesuaian
Diri, Ketidakmampuan Menyesuaikan Diri, Individu Marginal
Pendapat umum menyatakan, bhw individu2 terkutuk dan
ditolak oleh masy itu pada hakikatnya tdk bahagia hidupnya. Mereka mengalami
proses demoralisasi dan tdk mampu menyesuaikan diri dgn lingkungannya.
Perasaan bahagia dan kemampuan menyesuaikan diri dgn
kondisi lingkungan oleh individu yg sosiopatik itu secara kualitatif bergantung
pada sikap pribadinya terhadap Aku sendiri, yaitu bergantung pada proses penamaan
diri/penentuan diri/pendefinisian diri.
Perimbangan antara pendefinisian sosial/ penentuan sosial
dengan pendefinisian diri sendiri
Next....
Ada juga individu2 yg tidak mampu menyesuaikan diri
terhadap lingkungannya, disebabkan oleh alasan ditolak oleh masy utk
menjalankan peranan2 yg sgt didambakannya, sebaliknya menolak peranan2 yg
disodorkan oleh masy kepada dirinya atas dasar alasan-alasan subjektif.
Individu marginal ini adalah org yg dihadapkan pada pilihan
peranan juga disebabkan oleh keterbatasan internal atau eksternal tertentu dia
tidak mampu mengintegrasikan hidupnya atas dasar salah satu peranan tersebut.
REAKSI
SOSIAL
Penyimpangan2 dlm kelompok masy atau lingkungan sosial
menimbulkan bermacam2 reaksi sosial, hal ini bergantung pada derajat atau
kualitas penyimpangan dan penampakannya, juga tergantung pada harapan dan
tuntutan2 yg dikenakan oleh lingkungan sosial
Reaksi sosial itu antara lain berupa: kekaguman, pujian,
hormat, pesona, simpati sikap acuh tak acuh, cemburu, iri hati, ketakutan,
penolakan, hukuman, kebencian, kemarahan hebat, dan tindakan2 konkret.
Next....
Reaksi2 sosial yg berkembang dari sikap menyukai, ragu2,
apatis, acuh tak acuh, sampai menolak hebat. Reaksi tersebut dibagi dalam tiga
fase, yaitu:
Fase mengetahui dan menyadari adanya penyimpangan
Fase menentukan sikap dan kebijaksanaan
Fase mengambil tindakan, dlm bentuk reaksi reformatif,
reorganisasi, hukuman dan sanksi2.
Setiap peristiwa dlm penyimpangan menandakan adanya
perubahan sosial dan kultural.
ORGANISASI
SOSIOPATIK DAN KEBUDAYAAN EKSPLOITATIF
Terhdp organisasi menyimpang dan individu2 buangan dan
daerah2 yg dihuni oleh para penyimpang itu pada umumnya dikenakan sanksi
seperti lokalisasi, penutupan total, dll.
Objek penyimpangan sering kali dieksploitasi oleh kelompok2
politik dan sosial lainya. seperti oleh para dokter, polisi, psikiater, jaksa,
hakim, pejabat lokal dll, utk dijadikan sumber keuangan inkonvensional.
Beberapa teknik eksploitasi adalah propaganda, melalui
media masa, tv, radio, periklanan, fitnah dna pemerasan.
TERIMA KASIH