Sunday 12 April 2015

MEMAHAMI JUVENILE DELIQUENCY (BAGIAN I)  SEBAGAI GEJALA PATOLOGI SOSIAL






MEMAHAMI JUVENILE DELIQUENCY (BAGIAN I)
 SEBAGAI GEJALA PATOLOGI SOSIAL
Tujuan dan Kompetensi yang Diharapkan Bagi Mahasiswa
Defenisi Juvenile Delinquency
Pendekatan Humaniter
Ciri-ciri karakteristik gang
Wujud Perilaku delikuen
Beberapa teori mengenai sebab terjadinya juvenile delinquency
Delikuensi individual, situasional, sistematik, kumulatif
Klasifikasi dan tipe kejahatan remaja
Pengaruh keluarga terhadap kemunculan kenakalan 


 
DEFENISI JUVENILE DELINQUENCY
Juvenile delinquency, berasal dari bahasa latin yaitu: juvenile artinya anak-anak, anak muda, ciri karakteristik pada masa muda, sifat-sifat khas pada masa remaja.
Delinquency berasal dari bahasa latin: “delinquere” berarti terabaikan, mengabaikan, kemudian diperluas artinya menjadi jahat, asosial, kriminal, pelanggaran aturan, pembuat ribut, pengacau, penteror, tidak dapat diperbaiki lagi, durjana, dursila dan lain-lain.
Jadi juvenile delinquency adalah perilaku jahat atau kejahatan/kenalan anak-anak muda yang merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh suatu bentuk pengabaian sosial, sehingga mengembangkan bentuk tingkah laku yang menyimpang.
PENDEKATAN HUMANITER
Pendekatan secara humaniter terhadap juvenile delinquency dilakukan atas dasar beberapa pertimbangan, sbb:
Didasarkan atas pandangan hidup dan falsafah kemanusiaan/humaniter terhadap pribadi anak-anak dan remaja
Kebutuhan akan perawatan dan perlindungan terhadap anak-anak dan remaja yang nakal
Untuk mengolongkan anak dan remaja delinquency tersebut ke dalam satu kategori yang berbeda dengan kategori kriminal orang dewasa
Untuk menerapkan prosedur-prosedur peradilan, penghukuman, penyembuhan khusus terutama untuk menghindarkan anak-anak dari pengalaman orang traumatis dari anak-anak
Adanya tugas parens patriae sebagai orang tua dan bapak oleh orang dewasa dan masyarakat khususnya oleh negara
NEXT.....
Upaya pemerintah dan masyarakat dalam menangani kejahatan anak, sbb:
Mendirikan panti rehabilitasi dan pengoreksian
Peradilan anak-anak
Badan kesejahteraan anak
Foster home placement
UU khusus untuk pelanggaran dan kejahatan anak-anak dan remaja
Sekolah bagi anak-anak dan para remaja
Rumah tahanan untuk anak-anak dan lain-lain
CIRI-CIRI KARAKTERISTIK GANG
Beberapa ciri gang, antara lain adalah:
Jumlah anggotanya berkisar antara 3 – 40 anak remaja
Anggota gang lebih banyak anak laki-laki daripada perempuan
Pemimpinan gang adalah anak muda yang banyak prestasi, kelebihan, keunggulan daripada anak remaja lainnya
Relasi antara anak remaja mulai keterikatan yang longgar hingga hubungan intim
Sifat gang sangat dinamis dan mobile
Tingkah laku didalam gang pada umumnya bersifat episodik, artinya terpotong-potong, seolah berdiri sendiri, ada yang aktif berpartisipasi, ada yang pasif ikut-ikutan saja
Kebanyakan gang delinkuen itu terlibat bermacam tingkah laku melanggar hukum
Usia gang bervariasi, dari beberapa bulan, tahun sampai belasan tahun
NEXT.....
Umur anggota berkisar 7 – 25 tahun
Dalam waktu relatif pendek anak itu berganti-ganti peranan disesuaikan tuntutan kebutuhan dan keadaan
Anggota gang biasanya bersifat fanatik dalam mematuhi nilai-nilai dan norma gang sendiri
Di dalam gang mereka mendapat status sosial sesuai dengan peranan tertentu dan imbalan partisipasinya
Ada beberapa bentuk gang, antara lain gang perkelahian, gang pemilikan, gang kejahatan, gang penggunaan obat narkotika, dan minuman alkohol
Next...
Anak-anak delinkuen memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-anak delinkuen, yaitu dalam:
Struktur intellektualnya : pada inteligensinya sama dengan anak-anak normal, biasanya mendapat nilai lebih tinggi untuk tugas-tugas prestasi daripada nilai keterampilan verbal. Mereka toleran terhadap hal-hal ambigius, kurang memperhitungkan tingkah laku orang lain, dan kurang menghargai pribadi orang lain.  disekolahnya
Konstitusi fisik dan psikis : mereka idiot dalam hal moral, memiliki perbedaan ciri jasmaniah sejak lahir jika dibandingkan anak normal, bentuk tubuh mereka lebih “mesomorphs, yaitu relatif berotot,  kekar, kuat dan pada umumnya lebih agresif
NEXT.....
Ciri karakteristik individual : anak delinkuen mempunyai sifat kepribadian khusus yang menyimpang, seperti:
Berorientasi pada masa sekarang, bersenag-senang dan puas hari ini
Kebanyakan terganggu secara emosional
Kurang sosialisasi, sehingga tidak mampu mengenal norma-norma kesusilaan dan tanggung jawab sosial
Pada umumnya sangat impulsif dan suka menyerempet bahaya
Hati nurani kurang lancar fungsinya
Kurang memiliki disiplin diri dan kontrol diri karena mereka kurang dididik dan dituntun melakukan hal tersebut

Wujud perilaku delinkuen adalah sbb:
Kebut-kebutan dijalanan
Perilaku ugal-ugalan, berandalan, urakan mengacaukan milik sekitar
Perkelahian antar gang, antar kelompok, antar sekolah, antar suku
Membolos sekolah lalu bergelandangan sepanjang jalan atau bersembunyi di tempat terpencil
Melakukan perbuatan mengancam, intimidasi, memeras, menyerang, dll
Berpesta pora, mabuk-mabukan, melakukan hubungan seks bebas
Perkosaan, agresivitas seksual dan pembunuhan dengan motif seks
Kecanduan narkoba,
Dll
BEBERAPA TEORI MENGENAI SEBAB TERJADINYA
JUVENILE DELINQUENCY
Teori biologis: tingkah laku sosiopatik pada anak-anak dan remaja dapat muncul karena faktor-faktor fisiologis dan struktur jasmaniah seseorang, juga dapat cacat jasmaniah dibawa sejak lahir. Kejadian ini berlangsung:
Melalui gen atau plasma pembawa sifat dalam keturunan atau melalui kombinasi gen
Melalui pewarisan tipe-tipe kecenderungan yang luar biasa sehingga membuah tingkah laku delinkuen
Melalui pewarisan kelemahan institusional jasmaniah tertentu yang menimbulkan tingkah laku delinkuen/sosiopatik
Teori psikogenis: teori ini menekankan sebab-sebab tingkah laku delinkuen anak-anak dari aspek psikologis atau isi kejiwaannya. Antara lain faktor intellegensi, ciri kepribadian, motivasi, sikap-sikap yang salah, fantasi, dll
Teori sosiogenis: penyebab tingkah laku delinkuen pada anak-anak remaja ini adalah murni sosiologis atau sosial-psikologis sifatnya. Misalnya disebabkan oleh pengaruh struktur sosial yang deviatif, tekanan kelompok, peranan sosial, status sosial, dll
Teori subkultur delinkuen: sumber juvenile delinkuen ialah sifat-sifat suatu struktur sosial dengan pola budaya (subkultur) yang khas dari lingkungan familiar, tetangga dan masyarakat yang didiami oleh para remaja delinkuen tersebut

Delinkuen remaja dapat dibagi dalam empat kelompok, yaitu :
Delinkuen individual: tingkah laku anak merupakan gejala personal atau individual dengan ciri-ciri khas jahat diesebabkan oleh predisposisi dan kecenderungan penyimpangan tingkah laku yang diperhebat oleh stimuli sosial dan kondisi kultural
Delinkuen situsional: delinkuen ini dilakukan oleh anak yang normal, namun mereka banyak dipengaruhi oleh berbagai kekuatan situasional, stimuli sosial dan tekanan lingkungan yang semuanya memberikan pengaruh menekan – memaksa pada pembentukan perilaku buruk
NEXT....
Delinkuen sistematik : perbuatan kriminal anak-anak remaja tersebut disistematisir dalam bentuk satu organisasi, yaitu gang. Kumpulan tingkah laku yang disistematisir itu disertai pengaturan, status, formal, peranan tertentu, nilai-nilai rite-rite, norma-norma, dan moral delinkuen yang berbeda dengan yang umum berlaku.
Delinkuen kumulatif: situasi sosial dan kondisi kultur yang repetitif terus menerus dan berlangsung berulangkali itu dapat mengintensifkan perbuatan kejahatan remaja sehingga menjadi kumulatif sifatnya, yaitu terdapat dimana-mana, hampir disemua kota, bahkan juga daerah pinggiran pedesaan. Secara kumulatif gejala tadi menyebar luas ditengah masyarakat, lalu menjadi fenomena disorganisasi/disintegrasi dengan subkultur delinkuen
KLASIFIKASI DAN TIPE KEJAHATAN REMAJA
Tipe delinkuensi menurut subkultur kepribadian dibagi atas :
Delinkuensi terisolir: kelompok ini paling banyak dari kelompok remaja delinkuen. Perbuatan jahat mereka disebabkan atau didorong oleh faktor sbb:
Banyak dirangsang oleh keinginan meniru, ingin konform dengan norma gangnya. Biasanya kegiatan dilakukan bersama-sama dalam bentuk kegiatan kelompok
Kebanyakan berasal dari daerah kota yang transisional sifatnya yang memiliki subkultur kriminal. Sejak kecil anak melihat adanya gang-gang kriminal, sampai suatu saat bergabung ikut anggota gang tersebut
Pada umumnya dari keluarga anak berantakan, tidak harmonis tidak konsekuen dan mengalami banyak frustasi
Sebagai jalan keluarnya anak memuaskan semua kebutuhan dasarnya di tengah lingkungan anak-anak kriminal
Secara typis mereka dibesarkan dalam keluarga tanpa atau sedikit sekali mendapatkan supervisi dan latihan disiplin yang teratur
Delinkuensi neurotik: umumnya anak tipe ini mengalami gangguan jiwa yang serius, berupa kecemasan, merasa selalu tidak aman, merasa terancam, tersudut, bersalah dan berdosa  
NEXT ....
Delinkuensi psikopatik: tipe kejahatan ini sedikit jumlahnya, akan tetapi dilihat dari kepentingan umum dan segi keamanan, mereka merupakan oknum kriminal yang paling berbahaya . Tingkah laku mereka adalah:
Hampir tipe dari anak berasal dan dibesarkan dalam lingkungan kelurga yang ekstrim, brutal, diliputi banyak pertikaian keluarga, berdisplin keras namun tidak konsisten, dan selalu menyiakan anak-anaknya
Mereka tidak mampu menyadari arti bersalah, berdosa atau melakukan pelanggaran. Sering meledak tidak terkendali
Bentuk kejahatannya majemuk, tergantung pada suasana hatinya yang kacau tidak dapat diduga-duga. Mereka pada umum sangat agresif dan impulsif
Mereka selalu gagal dalam menyadari dan menginternalisasi norma-norma sosial pada umumnya
Seringkali mereka menderita gangguan neurologis, sehingga mengurangi kemampuan mengendalikan diri
Delinkuensi defek moral: kejahatan ini memiliki ciri-ciri: selalu melakukan tindak a-susila walaupun dalam dirinya tidak ada gangguan kognitif, namun ada disfungsi pada intellegensinya.
PENGARUH KELUARGA TERHADAP KEMUNCULAN
KENAKALAN REMAJA
Ekses dari struktur keluarga berantakan dan kriminal
Delinkuen ini dilakukan oleh anak-anak, para remaja dan adolense itu pada umumnya merupakan hasil dari konstitusi defektif mental orang tua, anggota keluarga, dan lingkungan tetangga terdekat, ditambah nafsu primitif dan agresif yang tidak terkendali. Semua ini mempengaruhi mental dan kehidupan perasaan anak muda yang belum matang dan sangat labil
Ayah dan ibu yang abnormal dan dampak negatif : Pada kasus remaja yang delinkuen yang menjadi anggota gang neurotik dengan gejala gangguan tingkah laku itu dapat kita telusuri sebab musababnya, yaitu pribadi ibu dan ayah
Pribadi ibu tidak terpuji dengan perilaku sebagai berikut:
Relasi diantara ibu dan anak yang tidak harmonis
Perpisahan dengan ibu kandung pada tahun-tahun awal usia anak
Menjauhkan anak dari sumber gizi dan rasa aman terlindung
Terputusnya relasi simbiotik antara ibu dan anak
Ibu-ibu yang neurotik dan psikopatik
NEXT....
Beberapa kelemahan ayah yang mengakibatkan anaknya delinkuen, mempunyai ciri-ciri, sbb:
Mereka menolak anak laki-lakinya
Ayah-ayah hampir selalu absen atau tidak pernah ada di tengah keluarganya, tidak peduli, dan sewenang-wenang terhadap anak dan isterinya
Mereka semua hampir alkoholik, kriminalitas sehingga menyebarkan rasa tidak aman pada anak dan istri
Ayah selalu gagal memberikan pengawasan dan tuntunan moral pada anak laki-lakinya
Mendidik disiplin terlalu ketat dan keras dengan disiplin tidak teratur yang tidak teratur dan tidak konsisten
Ayah tidak punya tanggung jawab moral, sering kontroversi dalam pernyataan dan perbuatan
Banyak ayah yang terganggu mentalnya atau menderita defek mental
Ayah baru pulang tahanan, peperangan yang dihantui oleh perasaan benci, kecewa, dendam
Ayah yang suka berpoligami, berulang kali kawin cerai
Ayah yang ekstrim radikal dan ateis yang memberikan contoh buruk pada anaknya yang menularkan sifat agresif dan hiperekstremitasnya pada anak
TERIMA KASIH

Yudisium mahasiwa UNPRI pada tgl 18 september 2016

Acara pelepasan wisudawan dan wisudawati psikologi S1 angkatan ke 5 Yudisium mahasiwa Unpri jurusan psikologi, kegiatan ini juga akan ...