Sunday 12 April 2015

MEMAHAMI JUVENILE DELIQUENCY (BAGIAN II)  SEBAGAI GEJALA PATOLOGI SOSIAL


MEMAHAMI JUVENILE DELIQUENCY (BAGIAN II)
 SEBAGAI GEJALA PATOLOGI SOSIAL
Tujuan dan Kompetensi yang Diharapkan Bagi Mahasiswa
Variasi ekologis, semakin melemahnya kontrol orang dewasa, dan pengaruh pemahaman individualisme
Masyarakat modern dan kasus juvenile delinquency
Penanggulangan kenakalan remaja
Hakikat kenakalan remaja dan arti perkelahian antar kelompok
Faktor penyebab terjadinya perkelahian antar sekolah dan antar kelompok
Variasi ekologis, semakin melemahnya kontrol orang dewasa, dan pengaruh pemahaman individualisme
Variasi ekologis
Delinkuen muncul ada relasi dengan urbanisasi, banyak terjadi di daerah kota yang biasa rawan secara politik dan keamanan, daerah semi urban (pinggiran) yang dekat dengan pusat kota, pemukiman transisi yang banyak dihuni oleh penduduk kelas rendah dengan fasilitas yang minim, banyaknya kasus, terdapat kesenjangan yang mencolok antara orang kelas kaya dengan kelas ekonomi-sosial rendah,
NEXT....
Banyak anak remaja yang jahat menunjukkan adanya:
Kekecewaan yang hebat karena merasa tidak diterima oleh lingkungannya
Mengalami frustasi karena tidak mendapat objek yang diinginkan
Diliputi oleh perasaan tidak aman
Kejahatan anak-anak dan orang muda biasanya erat berkaitan dengan masalah:
Pengangguran dan sulitnya mendapat pekerjaan
Penghasilan yang minim ditengah kemewahan masyarakat
Ketidakpastian ekonomis
Disorganisasi familial dan disorganisasi sosial
NEXT.....
Melemahnya kontrol orang dewasa, paham individualisme :
Hal ini terjadi karena faktor patologis tetapi faktor kecepatan perubahan sosial sehingga banyak kelabilan di sektor politik, ekonomi, pendidikan, lingkungan keluarga, lembaga sosial ditengah masyarakat
Kontrol sosial dan sanksi menjadi semakin melemah yang membuat anak-anak remaja semakin binal tidak terkontrol dan terkendali
Dalam kondisi labil anak-anak remaja menjauh dari keluarga kemudian menegakkan eksistensinya sendiri sebagai orang tersisih dan terancam
NEXT....
Membentuk atau mengabungkan diri dalam gang, dan mengisi kesibukan dengan kejahatan, melanggar norma, dan hukum yang ada.
Dalam gang mereka mengembangkan solidaritas keremajaan yang antisosial sifatnya disebabkan karena perasaan tidak puas terhadap kondisi lingkungan dan kewibawaan orang dewasa
Paham individualisme karena kurang kontrol dan perhatian orang dewasa
MASYARAKAT MODERN DAN KASUS JUVENILE DELINQUENCY
Adanya pengaruh sosial dan kultural memainkan besar kenakalan remaja.
Adanya peristiwa minimnya konformitas anak-anak remaja terhadap norma sosial yang berlaku
Pengaruh lingkungan buruk ditambah kontrol diri dan sosial yang semakin melemah yang dapat mempercepat tumbuhnya anak gang delinkuen
Pada umumnya anak muda dari kelas menengah melakukan banyak perbuatan deskrutif/merusak karena didorong oleh:
Kebutuhan untuk menonjolkan ego mereka
Dorongan untuk menghilangkan kejemuan dan mengisi ke kosongan hati
Next...
Faktor lain bertambahnya kasus delinkuen pada anak remaja adalah adanya :
Produk pergolakan sosial; misalnya produk masa transisi, urbanisasi, perang, revolusi sosial, ketidakstabilan ekonomi, dll
Frustasi, depersonalisasi dan anomali pada priode sivilisasi modern; kejahatan berkembang pesat sejajar dengan semakin majunya industrialisasi dan urbanisasi, setiap individu didorong untuk sukses secara materill, tetapi anak dari kelas sosial dan ekonomi rendah tidak punya kesempatan untuk bersaing meraih sukses, sebagai akibatnya mereka memakai saluran menyimpang dan kriminal untuk mencapai objek yang diinginkan. Terjadi struktur dan orang yang terpecah-pecah kemudian menjadi kelompok atomistis dan sangat mobile sifatnya.
Perbedaan rural yang urban dan perbedaan ekonomis;  karena faktor urbanisasi yang semakin deras-daerah rural juga banyak mengalami perubahan, perbedaan diantara daerah perkotaan dengan pedesaan semakin kecil, jarak spasial semakin pendek, maka di daerah rural yang dekat dengan kota, terutama sekali ada bagian tepi kota, jumlah orang muda yang delinkuen jahat menjadi semakin meningkat dengan cepat
PENANGGULANGAN KENAKALAN REMAJA
Kelompok juvenile delinkuensi ialah kelompok anak usia 8 -22 tahun, usia 19 – 22 tahun disebut sebagai periode adolesensi atau menjelang dewasa
Juvenile delinkuensi muncul sebagai masalah sosial yang semakin gawat pada masa modern sekarang. Kejahatan anak muda teristimewa sekali erat kaitannya dengan modernisasi, industrialisasi, urbanisasi, taraf kesejahteraan dan kemakmuran.
Pola delinkuen itu ditentukan oleh pihak-pihak yang kompeten atau berwenang menentukan atribut tersebut, yaitu oleh:
Pendefenisian diri, penentuan diri, zelfbestempeling, dan kemauan sendiri untuk menjalankan peraanan sosial yang menyimpang dari konvensi umum
Oleh orang lain, teman, tetangga, guru, majikan , orangtua, kaum kerabat, dan lembaga-lembaga sosial, dll
Laporan polisi, pengadilan, dan laporan diri
Laporan klinis, psikologis dan medis

Tindakan preventif yang dilakukan menanggulangi juvenile delinkuen, sbb :
Meningkatkan kesejahteraan keluarga
Perbaikan lingkungan, yaitu daerah slum, kampung-kampung miskin
Mendirikan klinik bimbingan psikologi dan edukasi untuk memperbaiki tingkah laku dan membantu remaja dari kesulitan mereka
Menyediakan tempat rekreasi yang sehat bagi remaja
Membentuk badan kesejahteraan anak
Mengadakan panti asuhan
Mengadakan lembaga reformatif untuk memberikan latihan korektif, dan susila kepada anak-anak
Membentuk badan supervisi dan pengontrol terhadap kegiatan delinkuen anak dan remaja yang membutuhkan
Pengadakan pengadilan anak
Menyusun undang-undang
dll
NEXT.....
Tindakan kuratif yang dilakukan menanggulangi juvenile delinkuen, sbb :
Menghilangkan semua sebab-musabab timbulnya kejahatan pada remaja, baik pribadi, sosial ekonomi dan kultural
Melakukan perubahan lingkungan dengan jalan mencarikan orang tua angkat/asuh untuk memfasilitasi yang diperlukan bagi perkembangan jasmani dan rohaninya
Memindahkan anak-anak nakal ke sekolah yang lebih baik ke tengah lingkungan sosial yang baik
Memberikan latihan bagi para remaja untuk hidup teratur, tertib dan disiplin
Memanfaatkan waktu senggang untuk kamp latihan
Mengiatkan organisasi pemuda dengan program-program yang baik
Memperbanyak lembaga latihan kerja dengan program kegiatan pembangunan
Mendirikan klinik psikologi untuk meringankan dan memecahkan konflik emosional dan gangguan kejiwaan lainnya.








1. Faktor internal
Reaksi frustasi negatif
Gangguan pengamatan dan tanggapan
Gangguan cara berpikir
Gangguan emosional/perasaan
Proses adaptasi terhadap tuntutan lingkungan sekitar, ada pada individu itu sendiri, berupa:
Konflik bathiniah
Pemasakan intrapsikis
Menggunakan reaksi frustasi negatif
NEXT....
Beberapa reaksi frustasi negatif yang bisa menyebabkan anak salah ulah ialah: 
Agresi
Regresi
Fiksasi
Rasionalisasi
Pembenaran diri sendiri
Proyeksi
Teknik anggur masam
Teknik jeruk manis
Identifikasi
Narsisme
Autisme
NEXT....
Gangguna fungsi perasaan adalah sebagai berikut:
Inkontinensi emosinal
Labilitas emosional
Ketidakpekaan dan menumpulnya perasaan
Ketakutan dan kecemasan
Perasaan rendah diri
2.Faktor eksternal
Lingkungan keluarga
Lingkungan sekolah
Milieu
Faktor keluarga yang menyebabkan kenakalan remaja adalah:
Broken home
Perlindungan berlebihan
Penolakan orang tua
Pengaruh buruk dari orang tua
TERIMA KASIH

Yudisium mahasiwa UNPRI pada tgl 18 september 2016

Acara pelepasan wisudawan dan wisudawati psikologi S1 angkatan ke 5 Yudisium mahasiwa Unpri jurusan psikologi, kegiatan ini juga akan ...