Sunday, 12 April 2015

MEMAHAMI TERORISME  SEBAGAI GEJALA PATOLOGI SOSIAL


MEMAHAMI TERORISME
 SEBAGAI GEJALA PATOLOGI SOSIAL
Tujuan dan Kompetensi yang Diharapkan Bagi Mahasiswa
Definisi terorisme
Dimensi dari perilaku terorisme.
Psikososial dan data yang menggambarkan tentang terorisme.
Dampak terorisme
Pencegahan dan pemberantasan terorisme
DEFENISI TERORISME
Secara bahasa: kata “teroris”(pelaku) dan terorisme (aksi) berasal dari kata latin’terrere’ yang kurang lebih berarti membuat gemetar atau menggetarkan. kata ‘teror’ juga bisa menimbulkan kengerian.
Beberapa pengertian terorisme dari lembaga & ahli :
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian teror ialah rasa takut yang ditimbulkan oleh orang atau sekelompok orang (Pusat Bahasa Indonesia, 1991 : 654). Terorisme berarti suatu kegiatan yang menimbulkan tekanan dan ketakutan.
NEXT....
Terorisme menurut ensiklopedia Indonesia tahun 2000, Terorisme adalah kekerasan atau ancaman kekerasan yang diperhitungkan sedemikian rupa untuk menciptakan suasana ketakutan dan bahaya dengan maksud menarik perhatian nasional atau internasional terhadap suatu aksi maupun tuntutan.
Menurut Konvensi PBB, Terorisme adalah segala bentuk tindak kejahatan yang ditujukan langsung kepada Negara dengan maksud menciptakan bentuk teror tehadap orang-orang tertentu atau kelompok orang atau masyarakat luas.
DIMENSI PERILAKU TERORISME
Organisasi yang baik, berdisiplin tinggi & militan
Mempunyai tujuan politik, ideologi tetapi melakukan kejahatan kriminal untuk mencapai tujuan.
Tidak mengindahkan norma-norma universal yang berlaku, seperti agama, hukum dan HAM.
Memilih sasaran yang menimbulkan efek psikologis yang tinggi untuk menimbulkan rasa takut dan mendapatkan publikasi yang luas.
Menggunakan cara-cara antara lain seperti : pengeboman, penculikan, penyanderaan, pembajakan dan sebagainya yang dapat menarik perhatian massa/publik.
NEXT....
Ciri lain :
Aksi yang melibatkan kekerasan serius terhadap seseorang, kerugian berat terhadap harta benda, membahayakan kehidupan seseorang, bukan kehidupan orang yang melakukan tindakan, menciptakan resiko serius bagi kesehatan atau keselamatan publik atau bagi tertentu yang didesain secara serius untuk campur tangan atau menggangu system elektronik;
Penggunaan atau ancaman didesain untuk mempengaruhi pemerintah atau untuk mengintimidasi publik atau bagian tertentu dari publik;
Penggunaan atau ancaman dibuat dengan tujuan politik, agama, atau ideologi;
Penggunaan atau ancaman yang masuk dalam subseksi yang melibatkan senjata api dan bahan peledak.
PSIKOSOSIAL DAN DATA YANG MENGGAMBARKAN
TENTANG TERORIS
Berikut adalah beberapa kejadian terorisme yang telah terjadi di  luar negeri dan Indonesia :
Kejadian di luar negeri, seperti:
WTC 9/11 – 2001
Bom World Trade Center  11 September 2001 dilaporkan 3.000 orang tewas.
Bom Bali 2002
Bom Bali 2002 adalah rangakaian 3 peristiwa bom yang terjadi pada malam 12 Oktober 2002.. Tercatat 202 korban ditemukan meninggal dan 209 luka parah.
Bom Mumbai – 2008 : Krisis ini mulai terjadi sejak 26 November 2008 di mana sebuah kelompok muslim radikal melakukan serangan dan juga teror bom di kota Mumbai di Indoa. Mereka bahkan menyandera orang-orang yang berada di Taj Mahal dan hotel Oberoi Trident. Akibat dari aksi ini, dilaporkan 164 orang tewas dan lebih dari 300 orang terluka
Bom Madrid 2004 : Teror bom ini terjadi 3 hari sebelum digelarnya pemilihan umum di Spanyol. Pada 11 Maret 2004, sebuah kelompok teroris yang mengaku terinspirasi dari Al-Qaeda melakukan pengeboman pada sistem kereta di kota Madrid dengan bom yang diletakan pada tas. Akibat dari aksi teror ini, 191 orang meninggal dan ribuan orang terluka.
Bom London – 2005 : Sama seperti kasus bom di Madrid, Spanyol. Pelaku bom di London ini adalah 4 orang yang terinspirasi dari kelompok Al-Qaeda dan melakukan bom bunuh diri pada 3 kereta bawah tanah di kota London dan juga 1 bus double-decker pada 7 Juli 2005. Pengeboman yang dilakukan di pagi hari ini membuat 50 orang tewas dan 700 orang luka-luka.
NEXT
Bom Islamabad – 2008 : Ibukota Pakistan ini pernah mengalami aksi teror pada 20 September 2008. Di mana sebuah pengeboman dengan menggunakan truk terjadi di hotel Marriott di kota Islamabad. Setidaknya 54 orang tewas dan 266 orang terluka dalam ledakan bom yang menghancurkan hampir bangunan gedung di sekitarnya itu.
DI Indonesia :
Pada tahun 2000
Bom Kedubes Filipina 1 Agustus 2000. Bom meledak dari sebuah mobil yang diparkir di depan rumah Duta Besar Filipina, Menteng, Jakarta Pusat. 2 orang tewas dan 21 orang lainnya luka-luka, termasuk Duta Besar Filipina Leonides T Caday.
Bom Kedubes Malaysia 27 Agustus 2000. Granat meledak di kompleks Kedutaan Besar Malaysia di Kuningan, Jakarta. Tidak ada korban jiwa.
Bom Bursa Efek Jakarta, 13 Septmeber 2000. Ledakan mengguncang lantai parkir P2 Gedung Bursa Efek Jakarta 10 orang tewas, 90 orang lainnya luka-luka. 104 mobil rusak berat, 57 rusak ringan.
Bom malam natal, 24 Desember 2000. Serangkaian ledakan bom pada malam  Natal di beberapa kota di Indonesia, merenggut nyawa 16 jiwa dan melukai 96 lainnya serta mengakibatkan 37 mobil rusak.
Next...
Pada tahun 2001
Bom gereja Santa Anna dan HKBP 22 juli 2001. di Kawasan Kalimalang, Jakarta Timur, 5 orang tewas.
Plaza Atrium Senen Jakarta, 23 September 2001. Bom meledak di kawasan Plaza Atrium, Senen, Jakarta. 6 orang cedera.
Bom Restoran KFC, Makassar 12 Oktober 2001. Ledakan bom mengakibatkan kaca, langit-langit, dan neon sign KFC pecah. Tidak ada korban jiwa. Sebuah bom lainnya yang dipasang di kantor MLC Life cabang Makassar tidak meledak.
Bom sekolah Australia, Jakartar, 6 November 2001. Bom rakitan meledak di halaman Australian International School (AIS), Pejaten, Jakarta.
Pada tahun 2002
Bom Tahun Baru, 1 Januari 2002. Granat manggis meledak di depan rumah makan ayam Bulungan, Jakarta. Satu orang tewas dan seorang lainnya luka-luka. Di Palu, Sulawesi Tengah, terjadi empat ledakan bom di berbagai gereja. Tidak ada korban jiwa.
Bom Bali, 12 Oktober 2002. Tiga ledakan mengguncang Bali. 202 korban yang mayoritas warga negara Australia tewas dan 300 orang lainnya luka-luka. Saat bersamaan, di Manado, Sulawesi Utara, bom rakitan juga meledak di kantor Konjen Filipina, tidak ada korban jiwa.
Bom restoran McDonald's, Makassar, 5 Desember 2002. Bom rakitan yang dibungkus wadah pelat baja meledak di restoran McDonald's Makassar. 3 orang tewas dan 11 luka-luka.
NEXT.....
Pada tahun 2003
Bom Kompleks Mabes Polri, Jakarta, 3 Februari 2003. Bom rakitan meledak di lobi Wisma Bhayangkari, Mabes Polri Jakarta. Tidak ada korban jiwa.
Bom Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, 27 April 2003. Bom meledak dii area publik di terminal 2F, bandar udara internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta. 2 orang luka berat dan 8 lainnya luka sedang dan ringan.
Bom JW Marriott, 5 Agustus 2003. Bom menghancurkan sebagian Hotel JW Marriott. Sebanyak 11 orang meninggal, dan 152 orang lainnya mengalami luka-luka.
Pada tahun 2004
Bom Palopo, 10 Januari 2004. Menewaskan empat orang. (BBC)
Bom Kedubes Australia, 9 September 2004. Ledakan besar terjadi di depan Kedutaan Besar Australia. 5 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka. Ledakan juga mengakibatkan kerusakan beberapa gedung di sekitarnya seperti Menara Plaza 89, Menara Grasia, dan Gedung BNI. (Lihat pula: Bom Kedubes Indonesia, Paris 2004)
Ledakan bom di Gereja Immanuel, Palu, Sulawesi Tengah pada 12 Desember 2004.
Pada tahun 2005
Dua Bom meledak di Ambon pada 21 Maret 2005
Bom Tentena, 28 Mei 2005. 22 orang tewas.
Bom Pamulang, Tangerang, 8 Juni 2005. Bom meledak di halaman rumah Ahli Dewan Pemutus Kebijakan Majelis Mujahidin Indonesia Abu Jibril alias M Iqbal di Pamulang Barat. Tidak ada korban jiwa.
Bom Bali, 1 Oktober 2005. Bom kembali meledak di Bali. Sekurang-kurangnya 22 orang tewas dan 102 lainnya luka-luka akibat ledakan yang terjadi di R.AJA's Bar dan Restaurant, Kuta Square, daerah Pantai Kuta dan di Nyoman Café Jimbaran.
Bom Pasar Palu, 31 Desember 2005. Bom meledak di sebuah pasar di Palu, Sulawesi Tengah yang menewaskan 8 orang dan melukai sedikitnya 45 orang.

Pada tahun 2009
Bom Jakarta, 17 Juli 2009. Dua ledakan dahsyat terjadi di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, Jakarta. Ledakan terjadi hampir bersamaan, sekitar pukul 07.50 WIB.
Pada tahun 2010
Penembakan warga sipil di Aceh Januari 2010
Perampokan bank CIMB Niaga September 2010
Pada tahun 2011
Bom Cirebon, 15 April 2011. Ledakan bom bunuh diri di Masjid Malpolresta Cirebon saat Salat Jumat yang menewaskan pelaku dan melukai 25 orang lainnya.
Bom Gading Serpong, 22 April 2011. Rencana bom yang menargetkan Gereja Christ Cathedral Serpong, Tangerang Selatan, Banten dan diletakkan di jalur pipa gas, namun berhasil digagalkan pihak Kepolisian RI
Bom Solo, 25 September 2011. Ledakan bom bunuh diri di GBIS Kepunton, Solo, Jawa Tengah usai kebaktian dan jemaat keluar dari gereja. Satu orang pelaku bom bunuh diri tewas dan 28 lainnya terluka.
Pada tahun 2012
Bom Solo,  19 Agustus 2012, Granat meledak di Pospam Gladak, Solo, Jawa Tengah. Ledakan ini mengakibatkan kerusakan kursi di Pospam Gladak.
Pada tahun 2013
Polisi melakukan serangkaian penangkapan teroris, mulai dari Jakarta, Depok, Bandung, Kendal dan Kebumen. Kelompok yang berhasil dibongkar jaringannya adalah kelompok Thoriq, Farhan, Hasmi, Abu Roban (Mujahidin Indonesia Barat) serta sejumlah perampokan bank dan toko emas di berbagai tempat di Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah yang terkait juga kelompok Santoso (Mujahidin Indonesia Timur) di Poso. Sejumlah teroris tewas dan berhasil ditahan.
Polisi berhasil menembak mati 7 teroris dan menangkap13 teroris lainnya dalam penyergapan di Jakarta, Bandung, Kendal dan Kebumen yang berlangsung selama dua hari tanggal 8-9 Mei 2013.
Polisi melakukan penyergapan yang menewaskan 6 teroris kelompok Dayat di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten pada 31 Desember 2013.
DAMPAK TERORISME
Terorisme sendiri pada akhirnya juga akan menghasilkan berbagai dampak, baik negatif maupun positif bagi masyarakat, yaitu :
Dampak negatif tersebut selain kerusakan fisik, mental serta sosial masyarakat secara umum, juga akan merusak sektor ekonomi dan sektor pariwisata wilayah sasaran, serta merusak iklim investasi, karena para investor menjadi ragu berinvestasi karena faktor keamanan yang tidak terpenuhi.
Next....
Dampak positif adalah lahirnya “refleksivitas” yang merupakan salah satu konsep masyarakat risiko. Ia menamakan masyarakat risiko tersebut muncul dalam modernitas refleksif  yang merupakan proses individualisasi yang kini terjadi di Barat. Di dalamnya agen-agen  semakin bebas dari paksaan struktural dan karenanya semakin mampu menciptakan secara refleksif diri mereka sendiri dan masyarakat dimana mereka hidup (Ritzer dan Goodman, 2005 : 562).
Refleksivitas memungkinkan seseorang untuk mempertanyakan pada dirinya sendiri  dan risiko yang dihasilkannya. Oleh karena itu, secara sederhana refleksivitas dapat diartikan sebagai pemantauan rutin anda sendiri dan perilaku anda agar dapat memutuskan siapa anda dan bagaimana anda hidup
Beberapa  langkah dalam mengatasi ancaman terorisme, yaitu :
Prevention
  Melakukan pencegahan terhadap terorisme dengan jalan mengurangi ancaman teroris itu sendiri yang berpusat pada radikalisme individu.
Protection
  Melakukan upaya pertahanan keamanan dalam menghadapi serangan teroris.
Preparetion
  Jika serangan teroris tidak bisa dihentikan, langkah yang diambil harus sesegera mungkin memulihkan dampak pada serangan teroris tersebut.
Pursuetion
  langkah yang diambil dengan jalan memburu gembong teroris sampai ke sarangnya.
TERIMA KASIH

Yudisium mahasiwa UNPRI pada tgl 18 september 2016

Acara pelepasan wisudawan dan wisudawati psikologi S1 angkatan ke 5 Yudisium mahasiwa Unpri jurusan psikologi, kegiatan ini juga akan ...