Sunday, 12 April 2015

MEMAHAMI PENGGUNAAN/PENYALAHGUNAAN OBAT-OBAT TERLARANG  SEBAGAI GEJALA PATOLOGI SOSIAL


MEMAHAMI PENGGUNAAN/PENYALAHGUNAAN OBAT-OBAT TERLARANG
 SEBAGAI GEJALA PATOLOGI SOSIAL

Tujuan dan Kompetensi yang Diharapkan Bagi Mahasiswa
Defenisi dan prevalensi dari penggunaan/ penyalahgunaan obat-obat terlarang
Level peringatan dari penggunaan/penyalahgunaan obat-obat terlarang.
Konsekuensidari penggunaan/penyalahgunaan obat-obat terlarang.
Intervensi untuk penggunaan/penyalahgunaan obat-obat terlarang
DEFENISI DAN PREVALENSI DARI PENGGUNAAN/PENYALAHGUNAAN OBAT-OBAT TERLARANG
Narkoba adalah zat kimia yg dapat mengubah keadaan psikologis , seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ke dalam tubuh manusia baik dgn cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, dan sebagainya
Penggunaan/penyalahgunaan obat-obat terlarang yaitu penggunaan zat-zat tertentu yang mempengaruhi sistem saraf dan menyebabkan ketergantungan (adiksi).
Next...
Beberapa jenis Narkoba yang populer digunakan di Indonesia :
Narkotika : zat yang dapat menimbul pengaruh tertentu bagi yang menggunakannya dengan memasukan ke dalam tubuh, seperti : heroin, ganja, kokain, morfin, opium
Psikotropika : zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun sintesis yang memiliki psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susun saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas normal dan perilaku. ektasi, amfetamin, nitrazepam, diazepam. dll
Zat adiktif : zat0zat selain narkotika, dan psikotropika yang dapat menimbulkan ketergantungan pada pemakainya, seperti: rokok, lem, thinner, bensin, inhalansia, minuman yang beralkohol.
LEVEL PERINGATAN DARI PENGGUNAAN/PENYALAHGUNAAN
OBAT-OBAT TERLARANG
Tahap – tahap penyalahgunaan Narkoba, sbb :
a. Tahap pengenalan awal.
Pertama kalinya oleh seseorang baik secara sengaja karena alasan medis atau karena ketidaktahuan/secara tidak sengaja mengkonsumsi Narkoba, misalkan minumannya dicampur Narkoba oleh orang lain. Pada umumnya orang tersebut belum merasakan ”reaksi enak” (halusinasi dan eforia) dari Narkoba karena memang tidak ada niat/maksud untuk mendapatkan atau mengetahui reaksi dari Narkoba yang terkonsumsi tadi.
NEXT....
b. Tahap rekreasional
Pada tahap ini seseorang telah dengan sengaja untuk coba-coba atau iseng ingin mengetahui reaksi dari Narkoba. Biasanya mereka akan merasakan reaksi halusinasi dan eforia sesuai yang diharapkan, sehingga secara psikologis dan efek farmakologis akan mendorong orang tersebut mengulanginya lagi
c. Tahap habitual/kebiasaan
Para pengguna sudah mengkonsumsi Narkoba secara teratur misalnya tiap minggu atau dua hari sekali. Pada tahap ini telah terjadi toleransi, yaitu mereka harus meningkatkan dosis pemakaian guna meng-hasilkan efek atau reaksi yang diharapkan.
NEXT.....
d. Tahap adiksi/ketagihan
Pada tahap ini dapat dipastikan 100 % akan menjadi ketergan-tungan baik secara fisik, psikologis dan sosial. Penggunaan Narkoba akan dilakukan setiap hari dan kalau tidak menggunakan maka semua aktifitas atau pekerjaan rutin menjadi terganggu. Mereka merasa sudah tidak bisa hidup tanpa Narkoba.
e. Tahap dependensi/ketergantungan
Sama dengan tahap adiksi yaitu telah terjadi ketergantungan baik secara fisik, psikologis dan sosial, bedanya mereka yang telah memasuki tahap ini sudah tidak merasakan lagi nikmat atau ”reaksi enak” dari Narkoba, sedangkan pada tahap adiksi mereka masih dapat menikmati ”reaksi enak” seperti halusinasi, eforia dan lain-lain.
KONSEKUENSIDARI PENGGUNAAN/PENYALAHGUNAAN OBAT-OBAT TERLARANG
Paling tidak terdapat 3 aspek akibat langsung penyalahgunaan Narkoba yang berujung pada menguatnya ketergantungan.
Secara fisik: penggunaan Narkoba akan mengubah metabolisme tubuh seseorang.
Secara psikis: berkaitan dengan berubahnya beberapa fungsi mental, seperti rasa bersalah, malu dan perasaan nyaman yang timbul dari mengkonsumsi Narkoba.
Secara sosial: dampak sosial yang memperkuat pemakaian Narkoba. Proses ini biasanya diawali dengan perpecahan di dalam kelompok sosial terdekat seperti keluarga sehingga muncul konflik dengan orang tua, teman-teman, pihak sekolah atau pekerjaan.
NEXT....
Beberapa dampak yang sering terjadi dari peningkatan ini adalah sebagai berikut:
Dari kebutuhan untuk memperoleh Narkoba terus-menerus menyebabkan penyalahguna sering melakukan pelanggaran hukum seperti mencuri dan menipu orang lain untuk mendapatkan uang membeli Narkoba.
Menurun bahkan menghilangnya produktivitas pemakai, apakah itu di sekolah maupun di tempat kerja. Penyalahguna akan kehilangan daya untuk melakukan kegiatannya sehari-hari.
Penggunaan jarum suntik secara bersama meningkatkan resiko tertularnya berbagai macam penyakit seperti HIV. Peningkatan jumlah orang dengan HIV positif di Indonesia akhir-akhir ini berkaitan erat dengan meningkatnya penyalahgunaan Narkoba.
NEXT....
Pemakaian Narkoba secara berlebihan menyebabkan kematian. Gejala over dosis pada penyalahguna Narkoba menjadi lebih besar karena batas toleransi seseorang sering tidak disadari oleh yang bersangkutan.
Dilihat secara lebih luas lagi, terutama dari segi kepentingan bangsa Indonesia, penyalahgunaan Narkoba pada remaja jelas-jelas membawa dampak yang sangat negatif.

Beberapa tahapan dalam penanggulangan penyalahan obat-obat terlarang, yaitu :
1. Pencegahan sekunder
Upaya dilakukan untuk mendiagnosa secara dini kasus penggunaan obat, mencegah agar tidak terjadi addiksi, mengobatinya, bila memang sudah terjadi addiksi, upaya dilakukan untuk membatasi cacat yang terjadi baik fisik, mental maupun sosial serta menghilangkan adiksi itu.
2. Pembatasan cacat
Pada fase ini diharapkan penderita dan keluarganya mendapat pendampingan medis, psikologis dan sosial agar mampu mengatasi masalah. pendekatan therapeutic communities mempunyai dua ciri  yang unik yaitu :
Peranan masyararakat sebagai penyembuh dan pengajar dalam proses pengobatan dan.
Terstruktur sebagai proses yang berkelanjutan dari proses penyadaran diri, termasuk dalam masyarakat itu ialah lingkungan sosial, kelompok sebaya  dan staf pendamping, melalui pendekatan ini diharapkan penderita siap untuk kembali ke masyarakat.
NEXT.....
3. Pencegahan tersier
    Rehabilitasi
Pada kegiatan ini penderita diharapkan dapat kembali berfungsi hidup secara optimum, upaya pendampingan yang di kenal sebagai re-entry program di mana penderita mulai bekerja dan hidup sebagaimana layaknya orang lain dan pada saat tertentu berdiskusi dengan pendamping mereka (psikolog dan pekerja sosial), sehingga akhirnya ia dapat berfungsi kembali sebagaimana layaknya orang biasa dan dapat mencegah supaya ia tidak menggunakan obat addiktif lagi.
Oleh karena karakteristik dari ketergantungan obat penuh dengan faktor relaps maka tahap pencegahan oleh sebagian ahli dibedakan atas primary prevention, secondary prevention dan relaps prevention ( Trachenberg, 1997)
Ada beberapa bentuk penanggulangan narkoba, yaitu:
Promotif atau pembinaan; ditujukan kepada masyarakat yang belum memakai narkoba, atau bahkan yang belum mengenal narkoba. Prinsipnya adalah dengan meningkatkan peranan atau kegiatan agar kelompok ini secara nyata lebih sejahtera sehingga tidak pernah berpikir untuk memperoleh kebahagiaan semu dengan memakai narkoba
Rehabilitasi; rehabilitasi adalah upaya pemulihan kesehatan jiwa dan raga yang ditujukan kepada pemakai narkoba yang sudah menjalani program kuratif.
NEXT....
Metode penanggulangan yang paling mendasar dan efektif adalah promotif dan preventif. Upaya yang paling praktis dan nyata adalah refresif. Upaya yang manusiawi adalah kuratif dan rehabilitatif.
Terapi medika dan psikologis
Menyembuhkan penderita narkoba bisa memakai berbagai kombinasi metode yang beragam.
Terapi medis adalah metode pengobatan yang dilakukan oleh seorang dokter ahli
NEXT....
Terapi psiklogis adalah dengan cara memulihkan kondisi psikologis penderita yang kacau. Terapi psikologis bisa dilakukan oleh seorang psikiater atau psikolog atau siapapun yang merasa mampu dan sanggup bertindak bijak, sabar, dan demokratis.
Terapi nilai dan moralitas adalah dengan cara menawarkan secara argumentatif alternatif nilai dan moralitas yang baik, sehat dan mencerahkan kepada penderita. Terapi dalam konteks terapi nilai dan moralitas ini adalah mendialogkan ajaran agama atau nilai-nilai, basis kesadaran, dan moralitas di luar agama.
Yang terpenting dalam proses terapi penderita narkoba adalah komunikasi dan dialog dalam suasana yang demokratis.
TERIMA KASIH

Yudisium mahasiwa UNPRI pada tgl 18 september 2016

Acara pelepasan wisudawan dan wisudawati psikologi S1 angkatan ke 5 Yudisium mahasiwa Unpri jurusan psikologi, kegiatan ini juga akan ...