Praksis
– Apraksia
- Dispraksia
praksis :
gerakan
kompleks
bertujuan,
biasanya
perlu
dipelajari
contoh
:
- sederhana
: mengenakan
pakaian,
makan
dengan
sendok-garpu,
gosok
gigi,
dll
- kompleks
: menulis,
menggambar,
menari,
dll
gangguan
praksis
: apraksia
bila
terjadi
akibat
gangguan
perkembangan
pada
anak
: dispraksia
Apraksia
motorik
dasar
tetap
baik
: tidak
ada
kelumpuhan,
tremor, ataksia,
dll
gerakan
tidak
dapat
dilakukan
dengan
sempurna
tujuan
tidak
tercapai
terjadi
gangguan
pada
:
- lobus
parietalis
: daya
ingat
gerakan,
propioseptif
dan
kinestesis,
visuospasial
- lobus
frontalis
: urutan
gerakan,
penghentian
gerakan
tepat
pada
waktunya
- lobus
oksipitalis
: kontrol
visual gerakan
Gerakan
kompleks
yang telah
dipelajari,
dilakukan
berulang
à otomatis
karena
telah
tersimpan
di
otak
semua
gerakan
Untuk
bicara
: gerakan
otot
laring,
faring, palatum
molle,
lidah,
bibir,
dinding
mulut.
bunyi
tidak
dapat
diucap
atau
tidak
tepat
bunyinya
: apraksia mulut
contoh : R diucap dengan mulut tidak bergetar
atau
diucap
jadi
l
Perkembangan
praksis
anak
:
7 bulan : makan dengan disuapi sendok
10 bulan : minum dari gelas dengan ditolong
18 bulan : minum sendiri dari gelas
24 bulan : suap diri sendiri dengan sendok
30 bulan : menggunakan sandal
3 tahun : memakai kaos kaki
4 tahun : memakai baju
5 tahun : mengancing baju
6-7 tahun : mengikat tali sepatu
7-8 tahun : menyisir rambut sendiri
Pemeriksaan praksis
Pemeriksaan gerakan dasar :
-
berdiri atau duduk : kaki, tungkai bawah, seluruh
tungkai, torso, seluruh lengan, lengan bawah,
tangan, jari
-
berjalan : perhatikan gerakan lenggang
-
kepala, wajah, mata, mulut, lidah
Tes kemampuan melakukan 3 jenis gerakan
berturutan
Pemeriksaan praksis
Pemeriksaan
praksis
sehari-hari
- pakai-buka
pakaian,
ikat
tali
sepatu,
pakai
kaus
kaki
- tes
pantonim
: gosok
gigi,
sisir
rambut,
makan,
dll
Tes
meniru
gerakan,
sikap
tangan
dan
lengan
pemeriksa