Wednesday 25 June 2014

Perubahan & Pengembangan Organisasi



Masa Kerja dan Pensiun
“Aku telah menempuh perjalanan karir pekerjaanku selama setengah abad”, ucap mike. Di tahun 1968, Aku dikeluarkan dari sekolah tinggi, menikah dan mendapatkan pekerjaan di Pizza Hut sebagai tenaga pengiriman. 6 tahun kemudian Aku dipromosikan menjadi Manager. Kemudian disuatu malam, Aku dirampok dan menyadari: “Aku terlihat memiliki pekerjaan yang terkesan lunak. Aku berangkat ke Industri pipa baja pemuatan barang. Aku menjual pakaian untuk J.C. Penney. Aku bekerja sebagai pencuci piring. Bahkan aku membuat peta perjalanan hingga akhir. Aku mendapatkan GED-ku dan memulai perjalanan di sebuah komunitas di kampus. Pada tahun 1976, Aku mendapatkan pekerjaan di Honeywell yang menjual peralatan pemanas dan sistem penyejuk ruangan. Hal ini seakan aku berada di surge. Aku memiliki seorang sekretaris, pembagian hasil keuntungan, fasilitas pelayanan pekerjaan tersebut sangatlah mudah. Aku dapat dipanggil dan dalam waktu beberapa bulan aku mendapatkan undangan makan malam. Jadi aku keluar dari kampus. Selanjutnya, pada tahun 1979, krisis energi menghantam, kenaikan unit ekspektasi hidup sudah berada di pasar. Penjualan menurun. Honeywell pertama kali memutuskan hubungan kerja dengan pekerjanya. Pada fase berikutnya, Honeywell menawarkan pensiun dini pada usia 55 tahun. Aku berada memegang kendali atas kebijakan tersebut, jika aku melakukan pekerjaan dengan baik, aku akan bekerja pada perusahaan hingga pensiun. Kami baru memiliki kontes penjualan yang diikuti oleh 169 perwakilan dan aku mendapatkan posisi kedua. Selasa itu, aku pergi ke kantor dan berharap mendapatkan komentar dari bos. Aku sangat berat untuk menatakan ini, ketika dia bilang, “Mike ini sangat tidak mudah untuk ku sampaikan kepadamu mengenai hal ini. Aku harus merumahkanmu.”
            “Pekerjaan aku berikutnya adalah penjualan peralatan medis. Kemudian aku bekerja pada perusahaan pemanas dan sistem penyejuk ruangan lainnya. Produksi mengalami pemogokan dan mereka merumahkan tenaga pemasaran mereka. Aku merasa frustasi. Seorang teman yang merupakan komandan di kepolisian membantu aku untuk mendapatkan pekerjaan ini.
            “Aku menjadi seorang petugas polisi sejak 1989 dan berada di kampus untuk beberapa tahun lalu. Impian aku adalah meraih gelar master di bidang psikologi pada umur 50 tahun. Benar-benar sebuah kebutuhan untuk seseorang untuk membangun program manajemen stress untuk para petugas. Hal tersebut bagaikan bom waktu berjalan dengan senapan-senapan disana. Seorang polisi selalu menjadi layar umum. Kamu harus berada dalam emosi kerja selama 24 jam. Pada dasarnya aku adalah orang tipe yang dapat dipercaya. Pelatihan mengajarkan kita untuk tidak mempercayai siapapun menjadi wakil sheriff di pedesaan, aku keluar berpatroli tanpa seorang teman. Minggu lalu, aku mendapati sebuah mobil yang berkendara melampaui batas di jalan. Ketika aku menanyakan SIMnya, pria itu keluar dari mobilnya dan mulai menghampiriku. Aku beruntung ketika aku mengeluarkan pistolku, dia mundur. Aku pada dasarnya bukanlah orang yang suka mengancam. Aku berharap sampai aku mati, aku tidak pernah merenggut 1 nyawapun. Lebih dari apa yang kita perbuat untuk menolong orang. Di hari yang lain seorang pria masuk ke dalam mobilku dan berkata: “Tolong penjarakan saya”, pria ini tidak punya tempat tinggal dan tidak punya makanan. Kadang kala ada anak memanggilku dan berkata “Aku melihat ayah memukuli ibuku”. Aku merasa sedih melihat orang-orang tersebut. Aku juga pernah dipanggil oleh beberapa wanita dan mengatakan, ‘Terima kasih petugas, karena telah menyelamatkan hidupku.’ Kami banyak melakukan penangkapan DUI. Ketika aku menolong orang mabuk yang menyetir di jalan bebas hambatan, aku merasa telah menyelamatkan nyawa seseorang. Hat itu beberapa kali terjadi ketika aku memahami kekecewaan memiliki sebuah tujuan. Aku akhirnya berada di tempat yang tepat.”
            Dalam riwayat pekerjaan Mike yang naik turun, berpindah pekerjaan dan sebuah akhir yang manis setelah berumur 40 tahun sangatlah tidak umum, hal itu mengilustrasikan banyak tema mengenai karir dan bagaimana mereka harus berubah di dekade belakangan ini.
PERUBAHAN KARIR DI AMERIKA
            Lebih dari sebuah variabel pekerjaan. Pada era 1950an, seseorang yang telah menyelesaikan masa sekolahnya, mungkin memiliki satu atau dua pekerjaan percobaan dan sering menyelesaikan kedalam kehidupan pekerjaannya. Ketika bekerja mungkin dia akan bertahan pada organisasi yang sama sepanjang hidupnya. Kestabilan ini tidaklah bertahan lagi. Rata-rata masa kerja sekarang ini untuk pekerja Amerika adalah 4,5 tahun. Tipikal orang-orangnya memiliki 6 sampai 10 pekerjaan sebelum mereka pensiun (DeFillippi ad Arthur, 1994). Pada penambahannya, ketimbang hanya berkarir sebagaimana kita melihat Mike beberapa orang berubah haluan secara total, memulai pekerjaan baru secara periodik. Ketika melihat kehidupan nyata Mike, kebebasan dalam berpindah karir memiliki keuntungan, dan hal itu juga mendorong adanya isu negative. Dimana pekerja rentan mendapat kecaman sekarang ini.
            Lebih dari sebuah kecaman pekerjaan. Untuk generasi setelah Perang Dunia II, Amerika memiliki penulis bernama Tom Wolfe yang dikenal sebagai “magic economy”, Amerika telah berproduksi untuk dunia. Perusahaan besar seperti U.S. Steel, General Motors dan IBM memperkerjakan tenaga kerja dalam jumlah yang besar, orang dapat memiliki perasaan percaya diri untuk mendapatkan pekerjaan seumur hidupnya dan melihat standar kehidupan mereka naik secara regular. Dari tahun 1946 sampai 1970, pendapatan pekerja Amerika berlipat ganda. Setiap orang mendapatkan kesuksesan, dari pekerja pabrik hingga para eksekutifnya. Kenyataanya, Amerika berada dijalan untuk menjadi sebuah kehidupan sosial yang berimbang. Dikarenakan banyaknya serikat pekerja yang dibayar tinggi, kelas menengah menjadi berkembang. Perbedaan antara kaya dan orang lainnya berkurang secara ekstrim.
Kemudian keajaiban menjadi menghilang. Dimulai dari awal 1970an, pendapatan riil, daya beli dari pendapatan relatif meningkat lebih lambat; kemudian tersendat lalu melemah. Tahun 1991, banyak pekerja dibawakan pada gaji/pendapatan yang lebih rendah dibandingkan tahun 1973. Dengan adanya penibngkatan kompetisi dunia dan hilangnya pendapatan tinggi dari pekerjaan industri telah memungkinkan begitu banyak orang untuk membangun kehidupan kelas menengah kehidupan ekonomi orang kelas menengah muncul perbedaan. Sepanjang era 1970an dan khususnya di era 1980an orang kaya melanjutkan perbaikannya, kalangan mengenah menjadi lebih sempit dan banyak orang mulai menjadi miskin. (Peterson 1993; Reich, 1992)
Bagan 13-1 mengilustrasikan lebarnya disporitas pendapatan. Grafik tersebut menunjukkan relativitas dari kurva ekonomi telah berubah menolong 5% populasi dari golongan sejahtera. Nyatanya, orang-orang kaya untuk mendapatkan peluang emas yang mengherankan di tahun-tahun terakhir ini. Pada tahun 1960, pendapatan rata-rata CEO hanya berkisar 12 kali lebih baik dari karyawan umumnya. Di tahun 1988, para eksekutif yang sama mendapatkan penghasilan 70x dari apa yang diperoleh pekerja. Pabrik pemberi gaji tinggi telah digantikan oleh yang lainnya, sehingga orang-orang masih menjadi pekerja. Akan tetapi, pekerja jasa non serikat seperti Clerk dan penyedia makanan membayar lebih buruk, sekarang ini banyak pekerja miskin, pria dan wanita yang memiliki pekerjaan akan tetapi tidak memperoleh upah yang memadai (Reich, 1992). Tidak sama halnya dengan orang tua mereka, kebanyakan anak muda membutuhkan dua sumber pendapatan untuk menopang keluarga mereka, pemadatan kerja berubah dramatis dalam bekerja-wanita juga sebagai pencari nafkah.
            Lebih dari pekerja universal. Wanita selalu melakukan lebih dibandingkan pekerjaan rumah tangga. Mereka dapat menjadi pekerja lapangan di ladang keluarga. Akan tetapi, sepanjang paru pertama abad 20, pekerja lepas untuk wanita golongan menengah tidak lazim, kecuali untuk ‘perawan tua’ dan janda yang telah bercerai untuk mendapatkan pekerjaan karena mereka tidak memiliki suami untuk menghidupi mereka (Betz, 1994). Prinsip mengenai “istri-istri dari kalangan menengah tidak perlu bekerja” telah berhenti sejak Perang Dunia II dimana wanita membanjiri pekerjaan-pekerjaan pria untuk menolong usaha perang dan kemudian menegaskan kembali sendiri pada tahun 1960an dimana untuk pertama kali dalam sejarah setiap wanita didorong untuk berkarir.
            Saat ini ide revolusioner ini telah diterima nyata dalam kehidupan. Hampir ¾ dari wanita yang berusia 25-64 tahun menjadi pekerja. Umumnya wanita yang menikah bekerja. Demikian juga 60% dari ibu dengan anak-anak pra-sekolah. Sebagaimana yang akan kita lihat nanti di Bab 3 ini, Wanita bekerja karena mereka juga mau. Kebanyakan wanita saat ini melihat memiliki sebuah karir begitu penting untuk mengisi kehidupan. Perasaan ini realistis. Ingat dari bab 8 Studi mills menyarankan bahwa bekerja memiliki efek menguntungkan pada wanita itu. Wanita juga bekerja karena keharusan. Disamping bahwa kebutuhan untuk dua orang diantara pasangan menikah, peningkatan jumlah ibu sebagai orang tua tunggal juga membuat bertahan di rumah untuk membesarkan anak secara mewah tidak banyak wanita dapat mengusahakannya.
            Ironisnya, pada waktu bersamaan dengan bekerja menjadikan lebih esensial untuk wanita maupun pria dan orang-orang Amerika mungkin bekerja lebih panjang dari sebelumnya (Jencks, 1992). Dimasa lalu, orang-orang tidak perlu bersekolah, asal mereka dapat menciptakan kehidupan yang baik tanpa gelar sarjana. Mereka bahkan mendapatkan karir yang luar biasa. Fakta bahwa Gubernur kami sebelumnya, hanyalah tamatan SMA adalah realita dimasa lalu. Saat ini minimal gelar sarjana merupakan keharusan untuk pekerja ahli. Untuk masuk sebagai profesi mengharuskan tamatan sekolah. Sebuah kenyataan yang benar untuk saya (aku telah bersekolah dari TK hingga usia 29 tahun). Saat itu adalah hal yang tidak lazim untuk orang-orang yang merencanakan karir mereka hingga separuh hidupnya. Hal ini tidaklah lagi menjadi fase pre-karir yang lebih dari berimbang melalui perpanjangan dramatis dalam kehidupan kerja kita.
            Pada abad ini, orang-orang bekerja sampai mereka hampir mati. Rata-rata orang hanya menghabiskan 1,2 tahun masa pension mereka. Pada 1980, orang-orang dapat berharap menikmati masa pension untuk 13,8 tahun, hampir 1/5 dari usia hidup mereka. (U.S. Senate Special Committee on Aging, 1991a). Dari jeda singkat sebelum meninggal, masa pension menjadi sebuah fase hidup yang lengkap.
            Perubahan-perubahan ini, yang mana menjadi perubahan utama lebih dari beberapa dekade belakangan ini, bentuk kekuatan penuh membangun jalan karir kita. Mencatat hal itu, ketika berada di suatu jalan dimana kita memiliki kebebasan lebih, juga terdapat pembatas lebih. Saat ini wanita dapat bekerja dan memilih dari pekerjaan yang beraneka ragam. Terdapat juga fleksibilitas karir yang lebih. Orang-orang dapat melihat ke depan untuk tidak bekerja pada hampir 1/3 kehidupan orang dewasa. Di sisi lain, persyaratan pendidikan telah diperketat, terdapat ketidakpastian kerja dan mewujudkan impian Amerika melakukan lebih baik dari orang tua kita yang kurang mungkin hari ini. Disamping hampir separuh dari anak-anak Berkeley Oakland memiliki kelas orang tua yang bekerja, pada usia paruh baya 90% telah menjadi kalangan menengah (Jenkins and maslach, 1994). Untuk anak-anak miskin sekarang ini, mobilitas kedepannya semakin/ lebih terbatas (Peterseon, 1993). Mari kita jaga perubahan-perubahan ini dalam bingkai luar pekerjaan dari bekerja di dalam pikiran dan menfokuskan kepada penelitian psikologi pada karir.
TIGA TEORI PSIKOLOGI DARI PEMILIHAN DAN MEMBANGUN KARIR
            Mike tidak mungkin kembali ke sekolah jika dia memiliki kehidupan sepanjang suatu waktu ketika orang-orang tidak dapat memulai suatu karir di usia 40 tahun dan sarjana dengan gelar master tidak mendapatkan peluang mencapai yang lebih baik. Akan tetapi, untuk memahami mengapa Mike mencintai pekerjaannya dan mau menjadi psikolog polisi, kita butuh melihat secara internal kedalam kepribadiannya.
Holland’s Personality/Trait Perspective on career
            Menurut teori kepribadian John Holland, kepribadian adalah kunci untuk memahami dimana karir yang dipilih dan kebahagiaan kita ketika bekerja. Orang-orang dengan ketertarikan cenderung pada cakupan pekerjaan yang spesifik. Pekerja yang spesifik adalah cocok untuk orang dengan kepribadian tertentu. Lebih pentingnya lagi, kepuasan karir tergantung pada kesesuaian, kecocokan pekerjaan yang kita pilih untuk kepribadia kita (Holland, 1985).
            Holland mengklasifikasikan orang-orang kedalam 6 tipe kepribadian dan kemudian menghubungkan mereka dengan pekerjaan:
  1. Orang Realistik (R) menyukai rekayasa mesin, peralatan dan binatang. Seorang masinis merupakan tipe pekerjaan realistic.
  2. Orang Investigatif (I) adalah analistis, keingintahuan, metodis dan ketepatan. Tipikal karir investigatif adalah ahli biologi
  3. Orang Artistik (A) adalah ekspresif, tidak perlu kepastian, apa adanya dan introspektif. Dekorasi, penari dan musisi adalah pekerja artistic.
  4. Orang Sosial (S) adalah suka menolong sesama. Bartender, konselor, pekerja sosial dan perawat cocok untuk tipe ini.
  5. Orang Enterprising (E) adalah pencapaian tujuan organisasi. Tenaga penjual dan manajer adalah tipikal ini.
  6. Orang Konvensional (C) adalah menyukai rekayasa/pengolahan data dan pengarsipan. Pekerjaan seperti sekretaris, penyimpang data dan ahli keuangan cocok untuk tipe orang-orang seperti ini.
Pengkategorian Holland ini digunakan dalam konsultasi karir, seperti itu, pengarah dalam memilih karir yang tepat. Karena kami benar-benar memiliki ketertarikan ‘murni’, konsultan menggunakan tes ini untuk mengklasifikasikan orang-orang dari keseluruhan 6 dimensi dan kemudian menyimpulkan kepribadian dalam 3 kode surat, menampakkan 3 kategori utama untuk menurunkan permintaan. Jika seseorang menikmati bekerja dengan mesin-mesin dan mengorganisasikan data dan juga sedikit tertarik pada bidang sains, dia mungkin dikategorikan sebagai RCA. Mike dimana hasrat utamanya adalah menolong orang tetapi juga menikmati bisnis dan mungkin juga menginvestigasi hal-hal baru, mungkin dapat diklasifikasikan sebagai SEI. Pesan atas 3 surat kode menawarkan informasi lebih, mengizinkan konsultan menentukan ketepatan pekerjaan untuk kepribadian kita adalah tailor-made.
Apakah orang yang tertarik dengan pekerjaan mereka benar-benar memiliki kesuksesan kerja yang besar? Ribuan studi menyarankan jawabnnya adalah ‘ya’( Spokane, 1985)
Mengapa beberapa orang dengan talenta yang berlimpah dan                    menghindar dari apa yang tampaknya menjadi karir yang ideal, sedangkan yang lain mengubah pandangan mereka pada pekerjaan yang tampak sulit atau tidak mungkin untuk di capai? Mengapa seseorang memutuskan untuk segera mengarah kearah yang lebih memuaskan ketika kecewa dengan pekerjaan, sementara yang lain, dengan keahlian yang sama, merana dalam pekerjaan yang tidak memuaskan? Nancy betz dan Gail Hackett (1986) menyadari bahwa sudut pandang efikasi diri konsep bandura albert itu menawarkan suatu kerangka kerja untuk memahami perbedaan-perbedaan dalam pengambilan keputusan. Seperti kita ketahui, bandura (1977) percaya bahwa kita dapat meramalkan perilaku dengan menyelidiki rasa efikasi, kenyaman kita dari kemampuan sendiri. Efikasi diri sebagai penentu tugas yang kita pilih untuk diselesaikan, seberapa banyak usaha yang kita keluarkan, dan berapa lama kita bertahan dalam menghadapi hambatan untuk tujuan kita. Betz dan Hackett  menyadari bahwa efikasi diri rendah dapat menjelaskan mengapa wanita menghindari karir tertentu. Menurut Bandura, kita mengembangkan perasaan efikasi dalam kondisi tertentu. Dengan melakukan kegiatan relevan, dengan pemodelan, dengan adanya rangsangan emosional rendah (takut) dan dengan instruksi langsung. Betz dan Hackett berpendapat bahwa setiap pengaruh berfungsi untuk membatasi pilihan karir kaum perempuan. Perempuan tidak didorong untuk terlibat dalam olahraga teorganisasi di masa kanak-kanak, sehingga mereka memiliki sedikit pengalaman dengan tipe tim yang kompetitif kegiatan oriental yang di butuhkan dalam organisasi. Mereka dihadapkan pada model peran perempuan lebih sedikit dalam berbagai pekerjaan selama bertahun-tahun awal mereka. Wanita melaporkan kecemanasan yang lebih tinggi (stimulus), yang menghambat mereka dari mencoba hal-hal baru. Sumber akhir efikasi diri rendah melibatkan instruksi. Perempuan yang tidak sering di dorong oleh orang tua, pembimbing sekolah, atau guru untuk mencari karir tradisional laki-laki. Sementara penelitian mereka melibatkan kaum perempuan pada awalnya, Betz dan Hackett (1987) telah memperluas fokus mereka, memperlihatkan bahwa perasaan efikasi sangat penting dalam pilihan karir setiap orang. Efikasi diri bahkan menawarkan wawasan ke dalam perilaku karir menuju akhir tahun bekerja kita. Jika pekerja yang lebih tua memiliki efikasi diri kerja rendah, percaya bahwa ketika mereka beralih ke 50/60, mereka tidak mampu untuk berpikir/ mempelajari dengan baik, mereka mungkin pension dini atau memutuskan untuk mengambil pekerjaan yang tidak terlalu menuntut. Selain itu, karena perasaan efikasi, setidaknya dalam teori lebih mudah untuk memodifikasi diri dari pada minat dasar kita, pendekatan ini untuk memahami banyak kesempatan penawaran karir untuk perubahan. Dengan meningkatkan efikasi diri, ada kemungkinan untuk menambah wawasan kita bagi kebahagiaan dalam berbagai karir. Menyadari bahwa, sementara teori-teori ini menawarkan wawasan menarik tentang mengapa kita memilih, atau mengubah atau menghindari karir tertentu, mereka tidak memberikan petunjuk tentang bagaimana kehidupan pekerjaan kita terungkap. Teori Donald itu, mengembangkan dan diuji selama puluhan tahun, pandangan ini berisi tentang rentang hidup.
SUDUT PANDANG RENTANG HIDUP PADA KARIR
Grafik karir dan kehidupan. Super (1957) dalam bukunya pandangan rentang kehidupan karir, membagi motivasi karir dan tujuan menjadi 4 fase : pertumbuhan dan eksplorasi, pembentukan, pemeliharaan, dan penurunan. Dalam maksi-siklus yang luas ini, secara bebas terhubung ke masa kanak-kanak dan remaja, masa dewasa awal,paruh baya dan kehidupan selanjutnya, frase mini pertumbuhan dan eksplorasi, pembentukan,pemeliharaan dan penurunan. Mike ,ketika ia mengambil pekerjaanya di HoneyWell, melewati pertumbuhan dan eksplorasi, pembentukan, pemeliharaan, dan akhirnya menurun ketika ia mendadak dipecat. Mary Jones, yang baru saja pensiun, akan melalui periode pertumbuhan dan eksplorasi, pembentukan dan pemeliharaan saat ia bergerak melalui tahan kehidupan ini. Dengan kata lain, bagi Super, pertumbuhan dan eksplorasi, pembentukan, pemeliharaan, dan penurunan meliputi kedua melodi karir unggulan kita dan nada di putar di akord minor sepanjang hidup kita. Untuk menguji gagasan bahwa motivasi karir maju dengan cara ini, Super merencanakan penelitian longitudinal terhadap 100 orang “beranjak dewasa” di Middletown, NewJersey selama akhir 1950an. Ketika tim peneliti Super itu menguji orang-orang ini saat mereka di awal remaja mereka, sebagai senior sekolah, diusia dua puluhan, dan pada pertengahan usia tiga puluhan, menemukan bahwa kebanyakn pria mengeksplorasi sebagai orang dewasa muda. Oleh usia tiga puluhan, sebagian besar telah memasuki pembentukan dan pemeliharaan tingkatan karir mereka(Super 1985;Phillips,1982a,1982b). Menyadari bahwa Super melakukan studinya selama waktu ketika orang memiliki karir lebih stabil. Subjeknya adalah para pekerja utama yang saat pria kulit putih. Untuk mengeksplorasi apakah teori mungkin berlaku untuk wanita, Suzynornstein dan Lynn Isabella (1990) mengklarifikasikan manager perusahaan perempuan menjadi fasenya Super dan kemudian mengukur kepuasan karir dan komitmen. Bertentangan dengan apa yang Super prediksi, komitmen kerja, keinginan untuk pindah bagi perusahaan, dan kepuasan kerja tidak mencapai puncak mereka selama pembentukan dan atau fase pemeliharaan karir perempuan. Dengan kata lain, konsep tahapan didefinisikan dan perasaan yang terkait dapat benar-benar cocok terutama orang yang memiliki single-minded lebih hubungan kerja (lihat bagian pada perempuan-perempuan pekerja).  Sekitar dua dekade yang lalu, super (1980) memperkenalkan pelangi kehidupan, satu cara untuk mendapatkan kita memusatkan pada peran yang berbeda yang kita tempati dan pentingnya mereka selama maxi-siklus kehidupan. Saya telah membangun pelangi kehidupan saya sendiri untuk menggambarkan bagaimana grafik ini digunakan dalam keberhasilan-berorientasi, menjangkau kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan, seperti sekolah malam. mereka agresif, kompetitif, dan bekerja-terfokus. enfolders menempatkan investasi emosional mereka di bidang kehidupan lainnya, seperti keluarga dan gereja. sementara kedua kelompok sama-sama puas dengan kehidupan, seperti yang kita bayangkan, enlargers lebih sukses dalam karier mereka. mereka naik lebih cepat di perusahaan dan jauh lebih bahagia di tempat kerja. bisa sukses diprediksi sejak awal? di sini, juga, jawabannya adalah ya. prediksi dari penilaian pertama terkait dengan seberapa jauh seseorang maju tidak hanya setelah 8 tahun, tetapi juga pada titik 20 tahun. Namun, ini tidak berarti bahwa perubahan tidak terjadi. seperti yang kita lihat dalam sejarah kasus ini, seperti tahun-tahun berlalu enlargers menjadi lebih sangat termotivasi. yang enfolders tumbuh lebih tertarik, tertinggal makin jauh tertinggal.
al senang untuk dipromosikan ke tingkat kedua dari manajemen sebelum ia telah menyelesaikan 2 tahun dengan perusahaan. Dia agresif membuat rencana untuk perbaikan .. al jelas ingin melakukan pekerjaan sebaik mungkin dan kelompoknya menanggapi dengan peningkatan kinerja dan semangat .. al adalah sebagai enthusiatic tentang manajemen yang lebih tinggi sebagai atasannya itu tentang dirinya .. dia diakui perusahaan telepon untuk cara amerika sempat maju cara itu. pada tahun ke-6 al di bell .. ia dipromosikan ke tingkat ketiga, ambang manajemen menengah .. al dipromosikan ke posisi tingkat divisi di departemen pabrik di tahun 13 penelitian .. Dia sekarang memiliki 2500 orang yang bekerja di bawah dia dengan anggaran operasional 26 juta dolar .. dia di panggil setiap saat. ia mencintai tanggung jawab dan fakta bahwa organisasi ini tergantung pada dia untuk seperti sebagian besar. pada tahun 19 penelitian, ia menjadi asisten wakil presiden layanan pelanggan dan harus pindah ke kota lain. al berkembang pada tanggung jawab dan prestise dari posisi .. sekarang dia sepenuhnya mengembangkan identifikasi dengan perusahaan menyebabkan dia khawatir tentang orang-orang muda yang datang ke dalam bisnis. ia memandang mereka sebagai kurang dedikasi dari generasi tua, sikap yang sulit bagi seorang pria berkomitmen penuh seperti al untuk memahami. (howard Dan bray, 1988, hlm 181-183)
setelah lulus SMA charlie mencari pekerjaan yang menawarkan keamanan . perusahaan telepon tampak ideal baginya karena memiliki reputasi kata charlie sebagai " tempat yang baik dengan manfaat yang indah. perusahaan telepon tidak pernah membiarkan Anda pergi dan Anda mendapatkan kenaikan gaji otomatis . " ... charlie sempat berpikir bahwa ia mungkin maju melampaui tingkat pertama di awal karir manajemennya .. ia mendengar ada beberapa pekerjaan yang terbuka untuk asisten manajer .. pada studi lebih lanjut , dia memutuskan untuk menerapkan , karena seperti yang ia katakan , " itu bukan peningkatan yang cukup besar dalam membayar dan Anda harus membeli kemeja putih dan dasi . selama tahun 10 dan 11 penelitian, charlie menyatakan ia merasa sangat beruntung tidak telah menjadi bagian dari manajemen dan tampak hampir berharap akan diturunkan ke pekerjaan kerajinan lagi .. ia mungkin bahkan menyambut ini, karena .. "tidak ada alasan aku tidak harus menjadi buruh ". charlie .. selalu sangat tertarik pada keluarganya .. "Aku akan pulang pada hari kerja dan bermain dengan anak-anak sampai makan malam dan membantu sekitar, dan kemudian setelah makan malam aku akan bermain dengan anak-anak dan membawa mereka keluar untuk berjalan-jalan . maka saya memandikan mereka dan menempatkan mereka ke tempat tidur ". pada tindak lanjut dia mengatakan, "anak-anak saya hanya besar. saya mencoba untuk menghabiskan waktu sebanyak mungkin dengan mereka". (howard dan bray, 1988.pp.163, 187)
sementara charlie dan al dimulai dengan prioritas yang berbeda, perhatikan bagaimana, sebagai studi berlangsung, kesenjangan antara laki-laki menjadi lebih ekstrim. seperti yang kita akan memprediksi dari kekuatan stabilitas mempromosikan konsistensi interaksional, dibahas dalam bab 8, melalui pengalaman mereka membangkitkan, sifat dan kepentingan terlihat pada evaluasi pertama dipadatkan, dan orang-orang menjadi "lebih seperti diri mereka sendiri" dan berbeda satu sama lain sebagai mereka melakukan perjalanan melalui kehidupan.
sebelum kita menganggap bahwa al drive, sukacita dalam keberhasilannya, dan identifikasi dengan AT & T adalah karena prestasi berorientasi tipe kepribadian universal, mari kita lihat beberapa perbandingan dengan kelompok kedua trainee. dalam kelompok ini, kesuksesan bisa diprediksi pada penilaian pertama kalinya. di sini, juga, kemandirian, kecerdasan, dan keterlibatan kerja yang kuat tidak berhubungan dengan seberapa jauh seseorang naik melalui pangkat. di sisi lain, sebagai al menduga, manajer muda itu berbeda. sebagai sebuah kelompok, mereka yang kurang antusias, cenderung untuk tunduk kepada otoritas, kurang termotivasi untuk unggul. yang paling menarik, mereka tidak memiliki komitmen yang kuat di Al dan kepercayaan perusahaan. bahkan selama awal 1980-an, pesimisme dan ketidakpercayaan dalam organisasi sebagai majikan yang dapat diandalkan untuk kehidupan mulai mengambil terus.
banyak dari AT & T manajer generasi pertama yang juga telah menjadi lebih kecewa dan agak kurang antusias selama delapan tahun pertama. salah satu alasan mungkin bahwa, sementara setiap peserta pelatihan mulai dengan harapan yang tinggi untuk maju, banyak dari mereka tidak pernah bangkit dengan cara yang diharapkan meskipun jajaran. apakah ada pola standart untuk promosi di perusahaan-perusahaan seperti AT & T?

TURNAMEN MODEL DARI PEKERJAAN PENINGKATAN. Untuk menggali pertanyaan ini, james Rosenbaum (1984) memilih sebuah perusahaan besar dan menganalisa pola-pola mobilitas dengan memeriksa catatan personil perusahaan. Rosenbaum mengajukan dua kemungkinan. yang pertama adalah asumsi optimis peluang yang sama, bahkan jika kita tidak dipromosikan awalnya, kita selalu memiliki kesempatan kedua. kehilangan keluar pada pertama atau kedua promosi bukanlah penghalang permanen untuk kemajuan. mobilitas ke atas dimungkinkan pada setiap titik. Namun, firasat Rosenbaum adalah bahwa peluang karyawan yang tersebar 'untuk mendapatkan maju lebih terbatas. Pilihan yang dibuat lebih awal menentukan di mana orang berakhir. di awal karir mereka individu dikelompokkan dan dilacak.
Rosenbaum menguraikan model turnamen kemajuan pekerjaan. bekerja melibatkan serangkaian kompetisi. pemenang masing-masing "kontes" memiliki kesempatan untuk bersaing untuk promosi yang lain, tetapi tidak ada jaminan kesuksesan. Namun, jika mereka tidak menang (dipromosikan), mereka tetap mendapat kenaikan pangkat. sedangkan pecundang mungkin tidak keluar dari wajah (dipecat), mereka ditakdirkan untuk bersaing dalam kontes kecil. kesempatan mereka "mencapai babak final" hilang.
data dikonfirmasi dugaan yang suram Rosenbaum. individu dipromosikan sejak dini memiliki kesempatan yang lebih baik dipromosikan lagi, probabilitas yang lebih besar untuk mencapai manajemen, dan langit-langit karir yang lebih tinggi dan lantai karir yang lebih rendah. sistem ini lebih tertutup daripada ideal peluang yang sama akan menyarankan.
Rosenbaum menguraikan beberapa efek negatif dari pelacakan ini. hal itu menempatkan premi pada cepat pemula. itu membuat terlambat mekar sulit. karena ini, mungkin membuat kesalahan pengecualian, menjaga orang-orang berbakat yang "mendapatkannya bersama-sama" terlambat dari mendapatkan di mana saja. pelacakan awal cenderung mendukung pekerja (seperti laki-laki) yang tidak memiliki tekanan bersaing selama awal masa dewasa. tumpukan dek melawan orang lain (seperti perempuan) yang memulai lebih lambat karena tuntutan dari orangtua. mendorong kebutuhan yang mendesak agar selama masa dewasa awal dan jadi dapat menyebabkan kelelahan dan stres kerja di usia pertengahan. bahkan untuk organisasi, hal itu mungkin tidak optimal. pilihan awal mungkin kurang informasi pilihan karena mereka tidak didasarkan pada data yang cukup untuk menentukan pekerja yang baik. pelacakan awal mendorong pekerja untuk berpikir tentang keuntungan jangka pendek karena mereka harus membuktikan kemampuan mereka sekarang. itu tidak mendorong perencanaan jangka panjang, keputusan yang bijaksana tidak akan muncul selama bertahun-tahun.
kritik Rosenbaum berlaku untuk karir jenis tertentu , di mana orang memasuki sebuah perusahaan dan kemudian tinggal di organisasi yang selama bertahun-tahun. seperti yang kita tahu,, pola kerja sekali ini standar yang stabil kelas menengah yang telah berubah dalam beberapa tahun terakhir.
karir berbatas
dalam sebagian besar penelitian pengembangan karir, peneliti fokus pada suatu perusahaan dan mengeksplorasi bagaimana orang tampil di lingkungan yang stabil ini. dalam penelitian ini, sementara masih berlaku untuk beberapa pekerja, sesuai dengan karir lebih sedikit saat ini. saat ini, seperti yang kita lihat dalam wawancara kami dengan mike, orang tidak bisa masuk sebuah perusahaan yang yakin memiliki pekerjaan seumur hidup. tidak seperti Al, mereka tidak bisa berharap jika mereka bekerja keras untuk naik melalui pangkat, untuk memiliki kemewahan yang berpusat sepanjang identitas mereka sebagai pekerja di sekitar berada di "AT & T man". satu dekade dan setengah PHK telah membuat identifikasi dengan organisasi apapun, baik itu perusahaan, rumah sakit, kantor hukum, atau universitas, berisiko. sebagai organisasi berhemat atau restrukturisasi (kata kode untuk menembak orang), karyawan yang tersebar di setiap tingkat rentan, dipaksa untuk mencari pekerjaan baru. beberapa menjadi praktisi pribadi. beberapa mendapatkan pelatihan untuk karir lainnya. yang lain bergerak masuk dan keluar ke yang lebih kecil. perusahaan yang lebih khusus dimana para raksasa dirampingkan kontrak pekerjaannya mereka. pada tahun 1990, perusahaan yang kurang dari 500 pekerja yang bekerja 56 persen dari angkatan kerja, saham diperkirakan akan meningkat menjadi 70 persen pada awal abad berikutnya (bird, 1994). stabil, pola organisasi terbatas digantikan oleh karir berbatas.
mari kita lihat bagaimana para ahli menjelaskan apa yang semakin mungkin karir Anda (bird, 1994; defillippi dan arthur, 1994; penambang dan robinson, 1994; mirvis dan hall, 1994):
1.      pusat tak berbatas sakit-terstruktur. bukannya berlangsung dengan cara yang ditentukan, seperti yang kita lihat dengan mike, karir tak berbatas juga terus berubah bentuk. tidak ada Kumpulan jenjang karir, ada rasa "kemajuan" dalam arti teratur beringsut ke depan. kemajuan, keberhasilan, atau kemajuan datang di cocok dan menyembur seperti yang kita menguasai keterampilan baru, lahan pekerjaan baru, atau bertemu kelompok baru dengan siapa untuk berkolaborasi.
2.      karir tak berbatas adalah mengarahkan diri sendiri. tanpa pengamanan pekerjaan seumur hidup, kita sebagai individu memiliki tanggung jawab total untuk membentuk nasib kita di dunia kerja. jaringan, atau siapa yang kita kenal, menjadi lebih penting karena kita beralih dari tugas untuk tugas dan perusahaan ke perusahaan dalam menjajakan keterampilan kita. sama pentingnya adalah apa yang kita ketahui. memiliki keahlian, pengetahuan yang benar, dan terutama mampu bernalar dengan cara yang inovatif adalah kunci untuk mendapatkan maju dalam karir tak berbatas.
3.      karir tak berbatas memiliki manfaat psikologis dan biaya. fleksibilitas karir ini menarik. kita bisa menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarga. kita tidak dikenakan sanksi sebagai banyak untuk mekar terlambat, atau mengambil cuti, atau bekerja pada waktu yang aneh. karena mereka begitu diarahkan diri, karir tak berbatas ideal untuk menawarkan otonomi, kebebasan, dan kreativitas yang peneliti menemukan sangat penting dalam memiliki kehidupan kerja yang memuaskan (lihat fitur 13-1).
ada banyak psikologis trade-offs. bisa kita membangun identitas kerja yang kuat bila, seperti yang kita lihat dengan mike, kita memakai begitu banyak berbeda "topi" atas hidup kita? bagaimana dengan jaringan hubungan dekat, konvoi teman-teman kita kembangkan selama bertahun-tahun di pekerjaan yang sama? yang paling penting adalah ketidakpastian, ketidakamanan dalam dipotong terpaut untuk berlayar pada kita sendiri. perasaan kerentanan mempengaruhi orang-orang di semua tingkat sosial ekonomi. Namun, kita mungkin berharap ketegangan menjadi sangat tinggi ketika orang yang dicintai tergantung pada bagaimana kita streeing kecil, satu-orang perahu kami, yaitu, antara laki-laki dengan keluarga.


pengalaman dewasa: apa itu pekerjaan memuaskan atau tidak memuaskan?
Setelah tamat sekolah, martha mendarat pekerjaan di perusahaan arsitektur terkenal. selama 20 tahun, dia telah bekerja di IMC, tidak pernah merasa puas. martha telah bertanggung jawab atas sebuah proyek. ia menghabiskan bertahun-tahun melakukan perlengkapan kamar mandi untuk bangunan besar. ia menjadi ahli karpet, memilih warna lantai di asrama universitas. martha melihat dirinya sebagai seorang seniman. menghabiskan hidupnya melakukan tenggelam dan karpet yang tidak apa yang ia harapkan dari karir. ia terganggu oleh kurangnya kontrol. Anda harus berurusan dengan kontraktor yang tidak menyampaikan dan kemudian  menyalahkan anda  ketika mereka melakukan pekerjaan yang salah atau tidak tampak. Anda harus tunduk dengan apa yang atasan Anda, atau manager proyek katakan. baru-baru ini manajer gedung martha, seorang pria muda yang memasuki perusahaan dengan baik setelah dia, telah membuatnya menjadi kambing hitam. ini "berambut pirang" anak didik partner dikritiknya, mencoba untuk mengusir dia keluar dari perusahaan. teman-temannya membuat dua kali upahnya. martha hidup di apartemen studio dia setelah lulus sekolah. bagaimana mungkin karirnya berakhir begitu buruk ketika martha tahu bahwa dia memilih bidang yang tepat?
bahkan ketika kita memilih profesi yang sesuai dari minat, tidak ada jaminan menjadi konten dalam pekerjaan kita. sebagai Karen Loscocco dan Anne Roschelle (1991) berpendapat, prediktor yang lebih baik tentang kebahagiaan berasal dari melihat pekerjaan itu sendiri. pekerjaan yang memberikan tantangan, makna, variasi, dan kompleksitas yang memuaskan untuk setiap pekerja. otonomi sangat penting. memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam keputusan atau yang terkait dengan kepuasan di berbagai industri.
 kebebasan, tantangan, kontrol, dan otonomi imbalan yang kami dapatkan dari tindakan yang sebenarnya bekerja. sedangkan survei masyarakat peringkat ini manfaat intrinsik sebagai yang paling penting, penghargaan ekstrinsik, seperti gaji, juga dikutip sebagai alasan untuk menyukai atau tidak menyukai pekerjaan. selain produk, kepuasan pekerja berkaitan dengan sebuah "struktur peluang yang menguntungkan," yaitu, untuk kesempatan untuk maju. ketika orang-orang dalam pekerjaan buntu atau, seperti dengan marthe, ketika mereka merasa bahwa mereka berada di jalan buntu, happines kerja cenderung rendah (Loscocco, 1990).
 pengaruh ekstrinsik lain adalah konteks sosial yang lebih luas, yaitu di mana kita berdiri dalam hubungan dengan kelompok referensi kita. kita secara mental membandingkan gaji, status, dan dengan kondisi menjadi tugas kita untuk orang-orang dari tetangga, teman, dan lain-lain di Kumpulan sosial kita. jika perbandingan ini gagal, kita merasa tidak puas tidak peduli seberapa memuaskan situasi kita sendiri mungkin. alhasil, kita sekarang melihat dengan jelas sebabnya martha sangat menderita. melihat bahwa sepanjang setiap dimensi hanya terdaftar, pekerjaan martha itu keluar pendek.

            GENDER, ETNISITAS, DAN KARIR
Pria dan Karirnya
Tidak mempunyai bayaran pekerjaan yang baik sepertinya lebih sedikit yang menikah. Kita tahu bahwa pekerjaan yang tidak nyaman erat kaitannya dengan distress pernikahan. Dan kita sudah mengikuti pelajaran menarik tentang kehidupan pria:
            Menyadari bahwa ilmuwan social mengetahui kelanjutan dari ketiadaan perhatian kritis yang mendorong fungsi kematangan pria dewasa., Robert Weiss (1990) mengemukakan untuk menguji teori yang belum teruji, kehidupan pribadi pria kelas menengah ke atas. Menggunakan daftar kepala rumah tangga dalam bidang sensus, tim penelitian Weiss memilih pria berumur 35-55 dengan pendapatan di atas rata-rata yang tinggal di pinggiran kota Boston untuk diwawancarai. Akhirnya mereka menanyakan 80 pria beserta istrinya lebih dalam sejak tahun 1983-1987.
            Penelitian mengenai pusat kepentingan kerja., betapa pentingnya pekerjaan untuk identitas diri mereka. Hal ini bukan berarti keluarga tidak penting bagi mereka. Kenyataannya, memiliki istri dan anak-anak memberikan arti pertaruhan untuk memberikan. Namun, kenyataannya pria2 ini hidup pada umumnya ( biasa). Berikut penjelasan Weiss urutan skala prioritas dalam pandangan pria:
            Pekerjaan adalah dasar untuk mencukupi penghargaan diri jadi anda akan merasa nyaman dengan tetangga anda. Ditambah lagi, ini sungguh menarik. Jadi anda memberikan pekerjaanmu apapun yang disyaratkan. Jadi anda memberikan pekerjaan apapun yang dibutuhkan.Anda melakukan pekerjaan tersebut sebaik mungkin, tidak khawatir mengenai berkurangnya umur atau apapun. Anda perlu kepercayaan diri dalam pekerjaan, karena menantang dan berisiko. Anda percaya diri ketika melihat dirimu bekerja dengan baik dan orang lain mengakui anda mengerjakan dengan baik…
Weiss berpendapat bahwa  setiap pria merasa amat berarti dalam menjadi kepala keluarga. Mereka menemukan bahwa pria yang menikah menemukan pekerjaan baru rata-rata dua kali lebih cepat daripada pria yang tidak menikah. Hal ini menunjukkan bahwa dorongan untuk bertanggung jawab adalah rangsangan kekuatan untuk pria berkeluarga.
Wanita dan Karirnya
Helen Austin (1984) berpendapat bahwa cara untuk menjadi kompeten dalam pekerjaan wanita juga sangat sensitif untuk wanita. Sebuah survey pemudi America mengatakan ia mungkin saja benar. Ketika para peneliti menguji sampel wanita local dalam dua puluh tahun terakhir, mereka menemukan bahwa menikah tidak ada hubungannya dengan kesejahteraan wanita. Wanita dengan anak-anak di rumah mempunyai harga diri yang rendah! Yang berhubungan dengan perasaan positif dan baik mengenai seseorang yang dipersiapkan atau memilih karir.
            Menunjukkan bahwa wanita muda untuk mempercayai bahwa pada umur segini mereka harus menikah atau memiliki seorang anak. Barangkali tidak mencapai tujuan hidup , pernikahan, dan menjadi orang tua, akan menjadi masalah bagi wanita. Namun, studi ini cocok dengan penelitian yang ditunjukkan pada kehidupan pribadi dalam Bab 10. Stereotipe masyarakat mengenai wanita menjadi berharga dengan memiliki suami dan anak-anak mungkin tidak benar. Dewasa ini, banyak wanita yang lebih peduli dalam perolehan di dunia pekerjaan.
            Hal ini mendorong wanita untuk berkarir yang menyebabkan perbedaan besar antara pendidikan antara wanita dan pria lenyap. Pada masa kini, kebanyakan wanita yang lebih banyak menempuh kehidupan kuliah dan lulus sarjana. Ketika lebih banyak pria yang masih mendapat gelar profesional, maka umumnya wanita akan jatuh pada pria tersebut. Dalam jumlah yang terdata, mulai banyak wanita yang bekerja dalam profesi yang biasanya ditempati pria, seperti profesi medis, hukum, dan pendidikan tinggi lainnya.
            Perubahan-perubahan ini terjadi dalam perkembangan status ekonomi wanita.Pada tahun 1969, pendapatan rata-rata wanita yang bekerja full-time sebanyak 59 persen dari pendapatan pria. Pada pertengahan tahun 1990, terjadi peningkatan sebesar 75 persen.
            Salah satu penyebab peristiwa segregasi, pada sebagian Negara USA dan Negara berkembang lainnya adalah karena pria dan wanita mempunyai pekerjan yang berbeda. Lebih dari setengah wanita karir, harus fokus dalam dua peristiwa, juru tulis, dan pelayanan pekerjaan dalam bagian penanganan makanan, pelayanan kesehatan, dan sebagainya. Pekerjaan-pekerjaan seperti ini dan sejenisnya biasanya dibayar lebih kecil keuntungannya dibandingkan dengan pekerjaan pria. Bahkan, penelitian membuktikan adanya hubungan jumlah wanita pekerja lapangan dengan gaji yang diberikan. Dalam hal ini, persentasi yang tinggi ditunjukkan dari wanita yang memasuki dunia lapangan, memiliki perbandingan gaji yang kecil. Ketika pria memasuki dunia pekerjaan wanita (seperti terapis fisik), hal ini menunjukkan bahwa kondisi gaji yang diperoleh lebih menjadi sesuatu yang lebih diinginkan dalam dunia karir. Bahkan, ketika kita melihat ke dalam kategori dunia pendidikan dan peristiwa demikian, perbedaan gaji antara pria dan wanita masih saja bertahan. Pendapatan wanita sarjana lebih tinggi daripada pendapatan pria yang lulus sekolah tinggi saja. Pendapatan rata-rata wanita pengacara dan ilmuwan sosial yang bekerja full-time masih hanya ¾ dari pendapatan pria (Gillbert, 1993). Salah satu alasannya adalah dalam bidang status lapangan yang tinggi, seperti kedokteran, hukum, dan tenaga pengajar wanita cenderung dibayar rendah karena cenderung lebih memilih mengurusi keluarganya dibanding karirnya. Namun, sebagian ahli juga merasa diskriminasi dapat menjadi salah satu bagian yang membedakan gaji antara pria dan wanita. Dalam pembahasan studi Joyce Russel (1994), mengungkapkan bias bahwa wanita tidak cukup agresif untuk melakukan pekerjaan pria dengan baik. Russel berpendapat, wanita dalam dunia pekerjaan pria mungkin merasa lebih terisolir secara sosial. Mereka tidak mempunyai kesempatan yang dapat mendorong kenaikan posisi mereka.
            Sementara itu, survey selalu membuktikan keluhan wanita mendapat diskriminasi dapat dilihat dari pendapatan wanita yang lebih rendah dibanding pendapatan pria (Betz, 1994). Sebagai pertimbangan diskusi, sejak kecil wanita sudah ditanamkan efikasi diri mengenai jenis pekerjaan untuk wanita yang sesuai dengan gendernya. Wanita umumnya lebih sering menempati posisi jenis pekerjaan untuk wanita, seperti juru tulis, bantuan pendidikan, dan sebagainya. Sedangkan, pria secara stereotype lebih kepada jenis pekerjaan pengirim Koran, pelatih olahraga, dsbnya.
            Wanita lebih sering membagi kesetiaannya dalam dunia pekerjaan dengan dunia rumah tangganya, itulah yang membedakan perbedaan ekonomi pria dan wanita. Hal ini yang sering menjadi konflik bagi wanita, antara karir dengan kehidupan keluarganya.
            Angela O’rand mendokumentasikan dampak finansial akibat memprioritaskan hubungan keluarga. Ketika wanita mulai berhenti bekerja selama masa membesarkan anaknya. Pada masa pertengahan hidupnya, ia harus mengejar kembali karirnya sekuat tenaga untuk mendaki puncak karirnya. Hal ini secara tidak langsung berpengaruh terhadap tunjangan pendapatan pada masa pensiunnya. Tunjangan pension yang didapatkan akan lebih rendah karena besarnya tunjangan pension berdasarkan kepada lamanya masa kerja mereka. Menurut perhitungan O’Rand, setiap anak mempengaruhi hilangnya tunjangan masa pension pada wanita, namun tidak pada pria. Dengan kata lain, pilihan yang dibuat wanita pada masa-masa awal kehidupannya, mempunyai hubungan langsung terhadap besar kecilnya pendapatan ekonominya di masa tua. Benar juga pendapat beberapa ahli yang menyatakan bekerja dapat meningkatkan kesehatan mental wanita. Wanita yang bekerja umumnya memiliki kesejahteraan yang lebih besar daripada ibu rumah tangga di rumah (Weitzman dan Fitzgerald, 1993). Hal ini dapat kita lihat pula dalam studi Mills pada bab 8, yang menyatakan wanita yang menghabiskan hidupnya sebagai ibu rumah tangga, secara emosional, pemenuhan hidupnya kurang terpenuhi pada masa tuanya. Oleh sebab itu, wanita harus bijak dalam membagi perannya yang berlebihan.
Minoritas dan Kerja
Banyak statistik dan keprihatinan yang sama berlaku untuk pemisahan pekerja minoritas, perbedaan pendapatan rata-rata dan perasaan didiskriminasi secara luas. Ingat dari Bab 1 bahwa pendapatan rumah tangga rata-rata setiap kaum minoritas kecuali orang Amerika keturunan Asia berada jauh di bawah norma Amerika. Kita  mungkin akan berargumen bahwa, sebagai penduduk mintoritas memiliki lebih banyak ibu tunggal dengan anak-anak, ini tidak memberitahu kita banyak tentang perbedaan gaji dan pekerjaan (Jencks, 1992). Namun, bahkan ketika kita melihat hanya pada pekerja laki-laki yang full-time, Amerika keturunan Afrika dan Amerika Latin masih mendapatkan hanya sekitar dua-pertiga gaji pekerja berkulit putih (Jencks, 1992).
            Seperti halnya perempuan, minoritas telah membuat keuntungan besar dalam 40 tahun terakhir. Pada tahun 1950, rata-rata bekerja orang Afrika-Amerika hanya memperoleh 43 persen sebanyak rekan kulit putihnya. Sebelum gerakan hak-hak sipil, minoritas tidak terlihat di banyak jabatan eselon yang tinggi. Pada 1964, pintu dibuka ketika judul VII dari tindakan hak-hak sipil dilarang mendiskriminasi tenaga kerja atas dasar ras. pada akhir tahun 1960, dibuka lebih lebar karena sebagian besar perusahaan mengembangkan kebijakan tindakan afirmatif yang ditujukan untuk meningkatkan persentase minoritas dan pekerja perempuan, terutama dalam pekerjaan profesional. seperti yang kita lihat dalam studi AT & T, kebijakan ini menciptakan tenaga kerja yang jauh lebih beragam dan kaum minoritas kelas menengah berkembang. pada tahun 1989, persentase profesional african-american berada pada tingkat tertinggi yang pernah ada, 6,1% (US Bureau of sensus 1993).
            Seperti wanita, perubahan ini telah berjalan seiring dengan mendapatkan pendidikan, terutama untuk orang Amerika keturunan Afrika. Hari ini orang dewasa muda Afrika-Amerika hampir mungkin untuk lulus dari sekolah tinggi seperti kaum kulit putih dan kaum minoritas non latin (Jencks, 1992). (sebagian karena hambatan bahasa dan fakta bahwa mereka mungkin imigran generasi pertama, orang amerika latin masih sangat kecil kemungkinannya untuk menyelesaikan sekolah tinggi.) Tingkat kelulusan kaum afrika-amerika di perguruan tinggi juga telah meningkat secara dramatis dalam dekade terakhir.
Namun, masalah serius tetap ada. Meskipun adanya kemajuan pendidikan, kaum Afrika-Amerika/kaum kulit putih berbeda pembayaran gaji untuk pekerja full-time tidak banyak berubah sejak tahun 1969 (Hacker, 1992).
Selain itu, dengan cara yang sama seperti untuk wanita, perbedaan besar dalam pendapatan ada bahkan ketika tingkat pendidikan dan perbedaan kelas sosial dapat dikendalikan. Pada setiap tingkat pendidikan yang sebanding, pria Afrika-Amerika mendapatkan penghasilan jauh lebih kecil dari orang kulit putih. Seperti figur 13-4 menunjukkan, mereka juga lebih cenderung menjadi pengangguran. dengan cara yang sama seperti yang kita tanya sebelumnya, mengapa, terutama ketika mereka adalah kelas menengah-atas, tarif orang Afrima-Amerika lebih buruk di pasar kerja dibandingkan kulit putih?
Seperti halnya wanita, satu penjelasan terletak pada pengaturan pekerjaan. Kelas menengah-atas Afrika-Amerika cenderung bekerja dalam pekerjaan sektor publik, yang cenderung untuk dibayar kurang dari industri swasta. Profesional Afrika-Amerika lebih mungkin untuk menjadi guru dan administrator sekolah daripada manajer perusahaan dari jenis yang weiss wawancarai. Afrika-Amerika menduduki posisi manajerial di industri telah dua kali lipat selama dekade terakhir. (Greenhaus, Parasuraman, and Wormley, 1990). Beberapa telah berhasil naik dekat ke puncak. Namun, seperti halnya wanita, mereka sering terkonsentrasi di jenjang manajemen yang lebih rendah. Karena itu, pengamat berpendapat bahwa langit-langit kaca yang menggambarkan batas untuk kemajuan perempuan juga berlaku untuk Afrika-Amerika dalam pengaturan perusahaan.
Dalam sebuah buku self-help untuk manajer Afrika-Amerika, Floyd dan Jackie Dickens (1991) menyatakan bahwa  orang Afrika-Amerika di perusahaan harus bekerja sangat keras untuk membuktikan diri. Persepsi adalah bahwa mereka berada di sana karena tindakan afirmatif, kurang berkualitas, dan kurang mampu melakukan pekerjaan. Sebuah studi oleh Jeffrey Greenhaus, Saroj Parasuraman, dan Wayne wormly (1990) mengeksplorasi pengalaman manajer di tiga perusahaan di Amerika Serikat bagian timur menunjukkan bahwa ada dasar yang realistis untuk saran ini. atasan kulit putih menilai karyawan Afrika-Amerika mereka sebagai kurang kompeten dan kurang dipromosikan. Manajer Afrika-Amerika merasa kurang diterima dan memiliki tingkat kepuasan kerja yang lebih rendah dari rekan kerja kulit putih mereka.
Sayangnya kesulitan-kesulitan ini tidak terbatas pada industri swasta. Dalam membandingkan hubungan atasan-karyawan antara beberapa ratus pekerja di sebuah universitas, Sandy Jeanquart-Barone (1993) menemukan bahwa tingkat kepercayaan yang sangat rendah, tidak hanya ketika Afrika-Amerika memberi laporan kepada supervisor kulit putih, tetapi juga ketika orang kulit putih memiliki bos Afrika-Amerika.
Sementara setiap kelompok minoritas harus berjuang dengan kesulitan-kesulitan ini, masalah-masalah yang dihadapi Amerika-Afrika yang unik. Sebagaimana sosiolog Christopher Jencks (1992) mengemukakan, tidak seperti minoritas lainnya, Afrika-Amerika tidak masuk ke negara ini sebagai imigran, dengan asumsi bahwa tugas mereka adalah untuk beradaptasi dengan masyarakat baru yang mereka pilih untuk mereka sendiri. sejarah mereka sebagai budak menciptakan budaya di mana resistensi terhadap otoritas lebih luas ditoleransi, di mana itu adalah hal wajar untuk merasa lebih ambivalen tentang keunggulan sesuai dengan norma yang dominan. Profesional Afrika-Amerika melaporkan konflik ini: perasaan bahwa, jika mereka melakukan apa yang diperlukan untuk membuatnya, mereka meninggalkan budaya mereka, bertindak seperti kulit putih, atau menjadi paman tom. Emosi dicampur, ditambah diskriminasi yang lebih besar bahwa mereka mungkin benar-benar menghadapi, membuatnya sangat sulit bagi kelas menengah atas Afrika-Amerika untuk fokus proaktif pada kesuksesan.
            Masalah yang diperbesar di ujung lain dari skala ekonomi. Karena pekerjaan kerah biru dalam industri jauh lebih langka dan pekerjaan layanan yang telah menggantikan mereka cenderung untuk membayar upah yang dapat diterima, untuk setiap orang Amerika nilai tingkat sekolah tinggi dalam hal pendapatan telah menurun dalam beberapa dekade terakhir. Kemerosotan ini membatalkan keuntungan pendidikan yang telah begitu mencolok di tingkat sekolah tinggi untuk Afrika-Amerika dalam beberapa tahun terakhir. Sedangkan pertanyaan apakah ada cukup pekerjaan bergaji rendah untuk pergi sekitar yang hangat diperdebatkan, seperti yang kita lihat dalam pembahasan kita tentang teori William Wilson dalam Bab 11, pekerjaan apa yang ada lebih sering di pinggiran kota, bukan daerah pusat kota dimana  minoritas miskin hidup. Terlepas dari ketidaksesuaian tata ruang ini, seperti yang kita duga, pengusaha sering lebih enggan untuk memberikan pekerjaan ini kepada perempuan dan laki-laki minoritas miskin.
            Joleen Kirshenman dan Katherine Neckerman (1991) melakukan wawancara dengan sampel acak dari 185 pengusaha di Cook County Chicago yang mempekerjakan pekerja dalam berbagai pekerjaan yang tersedia untuk orang-orang dengan keterampilan minimum. Sebagian besar pengusaha mengeluhkan penurunan etos kerja, bagaimana sulitnya untuk mendapatkan yang baik, bantuan yang dapat diandalkan. Ketika ditanya langsung tentang perbedaan etnis, 37 persen dinilai Afrika-Amerika sebagai memiliki etos kerja terburuk; 7,6 persen lainnya dinilai Afrika-Amerika dan Amerika Latin bersama-sama. Tidak ada pengusaha yang menilai orang kulit putih.
            Sebenarnya, dalam survei ini, kelas yang dioperasikan dalam hubungannya dengan ras. Kebanyakan orang melaporkan bahwa mereka akan menyewa minoritas dari jenis yang tepat. Laki-laki dan perempuan yang tinggal di dalam kota yang pengusaha menggunakan berbagai kriteria untuk menentukan apakah seorang pencari kerja memiliki "Etos kerja buruk" terkait dengan ghetto. Beberapa menyebutkan bahwa mereka melewati pelamar yang resume menunjukkan bahwa mereka telah lulus dari sekolah umum chicago. Lainnya dievaluasi pencari kerja berdasarkan cara mereka berbicara di telepon. Seringkali mereka melihat alamat pemohon. Apakah orang tersebut berasal dari proyek-proyek atau lingkungan miskin? Sejarah pekerjaan itu penting. Seperti yang kita bayangkan, orang-orang berada di posisi yang kurang menguntungkan jika mereka melaporkan yang menganggur untuk waktu yang lama atau bergeser dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain. Evaluasi ini dilakukan oleh majikan minoritas dan non-minoritas. Bahkan, salah satu tukang emas Afrika-Amerika berkomentar bahwa ia secara khusus berusaha untuk menghindari mempekerjakan orang-orang yang paling membutuhkan pekerjaan!
            Saya memiliki banyak ketahanan untuk menyewa seorang janda yang tinggal sendirian dan tidak memiliki sumber penghasilan .. Karena jenis pekerjaan yang saya tawarkan tidak menawarkan cukup gaji untuk membenarkan kelanjutan dari gaya hidup seperti itu .. $ 4 tidak cukup untuk membayar untuk mendukung sebuah apartemen dan mobil dan anak-anak di sekolah. Jadi .. Apa yang akan terjadi? Maksud saya adalah Anda harus punya sumber alternatif atau itu akan menjadi perhiasan saya.
            Karena itu, pencari kerja minoritas harus membuat upaya khusus untuk menunjukkan bahwa stereotip tidak berlaku untuk mereka, baik dengan bertindak dan berpakaian "kelas menengah" dan dengan menggunakan strategi yang lebih licik. Beberapa melaporkan bahwa mereka salah mengartikan sejarah pekerjaan mereka atau situasi keuangan mereka. Lainnya mengatakan bahwa mereka merasa terdorong untuk memberikan alamat palsu untuk mendapatkan pekerjaan.
            Kita dapat memahami bagaimana motivasi seseorang untuk melakukan penyesuaian ini bisa lebih rendah ketika suatu pekerjaan dibayar sangat sedikit, yang merendahkan dan membutuhkan perjalanan satu jam atau lebih dengan kendaraan umum setiap jalan. Ketika seorang wanita kehilangan manfaat kesehatan dan kebutuhan untuk menempatkan anak-anaknya ke tempat penitipan, mungkin bahkan tidak menjadikan arti ekonomi untuk bekerja. Inilah sebabnya, ketika kita melihat status minoritas sejak gerakan hak-hak sipil, kita melihat kedua keuntungan yang mencolok dan kerugian yang mencolok. Sementara beberapa orang yang melakukan jauh lebih baik, minoritas telah menderita dari menurunnya kualitas pekerjaan di jenjang ekonomi yang lebih rendah (Winnich, 1988). Ironisnya, selama tahun-tahun yang sama yang berpendidikan lebih baik, rekan-rekannya yang beruntung sedang membuat langkah dramatis pada tingkat profesional, pengangguran terus meningkat di kalangan kerah biru pria Afrika-Amerika. Lebih menakutkan lagi, penyebab utamanya adalah peningkatan pengangguran jangka panjang, tiga kali lipat dalam persentase laki-laki yang tidak bekerja sama sekali dalam satu tahun terakhir (Gottschalk, 1986; Hacker, 1992).
PENGANGGURAN
Saat ini  banyak pekerja berpendidikan rendah setiap ras sangat rentan terhadap pengangguran jangka panjang dalam kehidupan. Dengan perampingan perusahaan, kehilangan pekerjaan dan menjadi pengangguran untuk beberapa periode waktu menjadi pengalaman yang lebih umum di setiap kelas sosial ekonomi. Seperti yang kita lihat pada awal bab ini, PHK dapat menyebabkan stres berat. Setelah penutupan pabrik, tingkat kecemasan dan depresi meningkat, kunjungan dokter untuk keluhan fisik meningkat (Dooley dan Catalano 1998, Ezzy 1993). Namun, dengan cara yang sama seperti dengan perceraian, orang-orang berbeda untuk mengatasi kesulitan mereka dalam pengalaman kehidupan ini. Sekali lagi, dalam memprediksi apa saja yang membuat hal itu lebih mudah atau lebih sulit, mari kita mengadopsi pendekatan kontekstual, dengan fokus pada hanya beberapa faktor dalam tabel 13-1 yang dapat mempengaruhi sumber stres negatif.
Memprediksi kehilangan pekerjaan
Salah satu hal yang menarik berpusat di sekitar peristiwa itu sendiri. Apakah ada peringatan yang memadai, atau pekerja diperintahkan untuk berkemas dan meninggalkan pekerjaannya pada hari itu juga? Sama pentingnya, mengapa orang kehilangan pekerjaan? Dalam salah satu penelitian terhadap laki-laki pekerja, para peneliti menemukan bahwa pekerja yang di PHK memiliki tingkat kesulitan lebih rendah dari kelompok serupa dari orang-orang yang dipecat (miller dan hoppe, 1994). Alasannya adalah bahwa orang-orang yang  di PHK di sebabkan oleh penutupan pabrik cenderung menyalahkan ekonomi, sementara mereka yang dipecat secara pribadi menyalahkan majikan mereka. Seperti yang kita harapkan, kehilangan pekerjaan lebih mudah ketika kita bisa menafsirkan peristiwa ini sebagai "tindakan alam" atau salah siapa-siapa, daripada mengadopsi gaya penjelasan yang berlawanan: "Majikan saya (atau saya) tidak saya" (lihat fitur 13 -2, p. 396).
Penanda lain dapat di libatkan dalam perjalanan hidup ini. Dalam serangkaian studi, peneliti Inggris telah mendokumentasikan bahwa kehilangan pekerjaan cenderung paling dahsyat.
Beberapa pengaruh yang mungkin mempengaruhi stres kehilangan pekerjaan :
Faktor sebelumnya
1. Sebelumnya kehilangan pekerjaan
2. Lampiran pekerjaan
 3. Ketahanan kepribadian.
Faktor saat ini
 1. Kondisi terminasi (tingkat peringatan, kegagalan pribadi vs kesalahan, pesangon)
 2. Usia pada saat pemutusan hubungan
3. Gender, ditambah kebutuhan untuk pendapatan
4. Kelompok referensi (semua dipekerjakan vs mempekerjakan banyak orang yang sama)
Faktor berikutnya
1. Dukungan sosial
2. Durasi pengangguran         
3. Sumber daya ekonomi lainnya.
Untuk pria berusia 25-59. Di antara remaja dan orang-orang di atas usia 60, pengangguran memiliki efek  emosional yang lebih kecil. Para remaja memiliki tanggung jawab yang lebih sedikit. Mereka dapat hidup murah di rumah orang tua mereka. Mereka biasanya tidak memiliki keluarga untuk mendukung. Pria pengangguran mendekati pensiun cenderung tergantung kepada anak mereka (Warr, Jackson, dan Banks, 1988). Secara psikologis mereka lebih mampu mengatasi karena mereka bisa menganggap diri mereka sebagai pensiunan (lihat bagian berikutnya). Seperti kita bisa memprediksi dari penelitian weiss, terutama untuk pria yang dipecat bisa menjadi pukulan yang menghancurkan bagi dirinya dan keluarganya.
Hal ini menunjukkan bahwa jenis kelamin menjadi penting . Karena mereka mungkin tidak perlu pekerjaan sebanyak banyaknya untuk hidup dan memiliki peran yang lebih sedikit untuk jatuh kembali , wanita menikah dengan suami yang bekerja secara khusus  kurang mengalami trauma karena kehilangan pekerjaan mereka. Ketika Carrie Leana dan Daniel Feldmen ( 1991 ) mempelajari orang-orang diberhentikan dari pusat ruang angkasa kennedy setelah bencana, mereka tidak menemukan perbedaan langsung antara jenis kelamin dalam menghadapi kesulitan , meskipun lebih lama periode laki-laki itu melakukan hal yang lebih buruk. Sementara gangguan emosional itu hanya sebagai intens setelah enam bulan pengangguran untuk laki-laki , pada saat ini ukuran kesehatan pada perempuan lebih baik. Para peneliti beralasan bahwa setelah beberapa waktu perempuan lebih mampu beralih ke masalah emosional lainnya, seperti orangtua atau pekerjaan sukarela . Pilihan ini tidak tersedia untuk laki-laki. Namun, jika mereka harus mendukung diri mereka sendiri , perempuan lebih buruk dalam satu hal penting . Dalam mempelajari PHK di industri otomotif , peneliti menemukan bahwa mereka memiliki kurang senioritas , wanita csnderung tidak memiliki asuransi pengangguran. Jadi wanita menikah jauh lebih mungkin untuk masuk ke dalam kemiskinan dengan kehilangan pekerjaan mereka dari pada laki-laki ( Gordus sebuah Yamakawa , 1988) . Bab ini menampilkan perbedaan penting antara pengangguran dan janda atau perceraian : Untuk setiap orang, pria atau wanita , yang harus bekerja , menjadi pengangguran tidak mungkin untuk " mendapatkan lebih baik dari waktu ke waktu " . Hal ini hanya bisa disembuhkan dengan mencari pekerjaan baru .
Berapa lama hal ini berlangsung? Sementara menurut statistik berfluktuasi sedikit, Rata-rata pekerja menemukan pekerjaan baru dalam beberapa bulan (Wegman, 1991). Namun, yang menarik orang-orang perguruan tinggi memakan waktu lebih lama. Orang-orang dengan gelar sarjana yang lebih selektif. Mereka tidak akan hanya mengambil pekerjaan apa pun setelah mereka dipekerjakan, namun, mereka memiliki keuntungan bahwa mereka lebih mungkin untuk memiliki pekerjaan lebih lama atau permanen. Ada kelompok lain yang memiliki masalah khusus mencari pekerjaan baru: orang paruh baya. Berbeda dengan stereotip kami, di pusat kota pengangguran jangka panjang tertinggi  adalah di antara pria yang lebih tua (Jencks, 1992). Kesulitan yang sama ini juga dapat berlaku untuk orang-orang skla ekonomi atas. Seperti yang bisa kita lihat dalam fitur 13-2, untuk berbagai alasan pencari kerja paruh baya rata – rata jauh lebih lama untuk menemukan pekerjaan baru.
13-2 The Adult Experience : Lebih tua , yang menganggur , pengacara mencari pekerjaan.
Selama-lamanya dua tahun , David telah mencari pekerjaan . David tidak akan dihitung dalam statistik pengangguran . Dia memiliki pekerjaan paruh waktu di sebuah perusahaan kecil . Satu atau dua klien swasta dapat membantu membayar tagihannya . Masalahnya adalah bahwa David setengah menganggur , dalam kaitannya dengan keterampilan dan latar belakangnya , terutama pada saat ini dalam hidupnya. Seorang pengacara dengan keahlian seperti david harus mendapatkan setidaknya $ 150.000 per tahun , cukup untuk menghidupi keluarga pada tingkat kelas menengah atas , terutama seseorang seperti david. David adalah seorang Phi Beta Kappa. Ia pergi ke sebuah sekolah hukum ternama dan kemudian bekerja di beberapa firma hukum terbaik di kota ini. Masalahnya , David berpendapat , bahwa dia adalah korban dari pengangguran yang buruk . Sekarang , bagi seseorang di tingkat nya , ada praktis tidak ada pekerjaan . Perusahaan umumnya mempekerjakan orang yang tepat setelah lulus dari sekolah hukum . Dalam profesi ini, semakin sedikit Anda dipekerjakan, anda menjadi kurang berpengalaman . Istri David Anna , percaya bahwa masalahnya adalah suaminya . Sejarah pekerjaan David adalah mencurigakan . Dia tidak pernah membuat partner di pekerjaan pertamanya . Kemudian dia dipecat pada pekerjaan kedua ketika perusahaan bergabung dan mitra baru menyingkirkan david dan membawa karyawan mereka sendiri . Anna mengakui bahwa PHK terakhir itu bukan kesalahan David . Perusahaannya ditutup karena tidak cukup klien yang dating. Seiring waktu , kemarahan Anna meningkat. Mereka terpaksa meminjam uang dari kerabat . Meskipun dia memiliki bayi , Anna harus bekerja penuh waktu . Mereka mungkin harus menjual rumah dan pindah ke sebuah apartemen . Pengacara lain dengan kepercayaan yang lebih buruk yang membuatnya . Bahkan ketika mereka diberhentikan pada usia 40 , beberapa rekan David menemukan pekerjaan baru yang penuh waktu . David bukan pengacara yang baik . Anna marah pada suaminya karena tidak mencari pekerjaan sebelum perusahaan terakhirnya menutup lowongan . Lebih parah lagi , David tampaknya tidak termotivasi . Dia tidak benar-benar mencoba untuk mencari pekerjaan baru .
David berada dalam situasi yang sulit . Orang tua yang mengalami kesulitan dalam dunia kerja. Rata-rata , mereka mengambil dua kali lebih lama sebagai orang-orang di usia dua puluhan untuk mencari pekerjaan baru ( Panitia Khusus Senat AS on Aging , 1991a ) . Seperti yang akan kita lihat pada bagian berikutnya , diskriminasi usia tidak ada. Di sisi lain , dengan menyalahkan suaminya , Anna sebenarnya bisa mendorong suaminya. Dalam mempelajari penganggur kalangan praktisi yang lebih tua , Brent Mallinckrodt dan bruce Fretz ( 1998 ) melihat bagaimana depresi dan seberapa aktif seseorang terus mencari pekerjaan baru, khususnya para peneliti menemukan bahwa dimensi dukungan yang mereka beri label "kepastian layak" itu terkait erat dengan self-efficacy. perilaku mencari, dan harga diri. Dalam kata lain mungkin tidak hanya orang yang merasa secara pribadi bersalah memiliki lebih banyak kesulitan mengatasi kehilangan pekerjaan, tetapi juga atribusi mereka mungkin sebagian dibentuk oleh pesan-pesan yang mereka dapatkan dari orang-orang terdekat mereka. Dalam rangka untuk memotivasi suaminya untuk lebih aktif mencari pekerjaan, Anna mungkin akan lebih baik dengan berfokus pada kemampuan David, daripada menyalahkan dia tentang kegagalannya saat ini.
Meskipun sulit untuk membayangkan sesuatu yang positif tentang kehilangan pekerjaan, bahkan pengangguran kadang-kadang dapat memiliki hikmahnya. Ketika Carolyn Perrucci dan Dena Targ (1988) meneliti pekerja empat bulan setelah pabrik permen tutup, perempuan dan laki-laki di-PHK melaporkan tidak ada perubahan dalam perasaan kedekatan perkawinan atau dukungan. Beberapa melaporkan bahwa hubungan mereka meningkat sebagai keluarga bersama-sama untuk mengatasinya. Dalam penelitian ini, ada faktor yang meringankan. Para pekerja diperingatkan diawal. Mereka tahu bahwa masalah itu yang membuat tidak mereka sendiri. Mereka diberi paket keuntungan berlimpah untuk meredam dampaknya. Namun, pelajaran bahwa bencana ekonomi tidak selalu diterjemahkan ke dalam bencana psikologis digaris bawahi oleh penelitian terpanjang dari kehidupan manusia.
Perampasan ekonomi kronis
Pelajaran dari studi Berkeley / Oakland .
Karena studi Berkeley / Oakland telah dimulai pada akhir tahun 1920 sebelum depresi besar , mereka menawarkan ideal " eksperimen alami " dalam bagaimana keluarga mengatasi masalah keuangan yang sedang berlangsung , tahan lama , dan berat . Para peneliti berfokus pada kelompok yang mereka sebut dirampas , keluarga yang kehilangan lebih dari 35 persen dari pendapatan mereka selama bertahun-tahun ( Penatua dan Caspi , 1988) . Tak disangka stres ini kadang-kadang mengambil korban. Berjuang dan disorganisasi memang meningkat drastis di antara beberapa keluarga . Ketika ini terjadi, dorongan utama adalah laki-laki . Para peneliti menemukan bahwa perilaku itu sering tak menentu pada suami yang meracuni suasana keluarga .
Tidak semua orang bereaksi buruk . Beberapa tetap tenang dan mampu mengendalikan rasa frustrasi mereka . Lainnya memburuk secara emosional , bereaksi terhadap masalah mereka dengan menjadi kasar terhadap anak-anak dan istri mereka . Seperti yang kita harapkan dari apa yang kita ketahui tentang stabilitas kepribadian , laki-laki yang mudah marah dan meledak sebelum depresi sering
nya adalah orang-orang yang bereaksi buruk . Mereka dinilai tenang dan stabil mampu mengendalikan kecenderungan mereka untuk menyakiti keluarga mereka ketika mereka kehilangan pekerjaan mereka . Jadi sekali lagi , kita melihat bagaimana disposisi abadi membentuk jalan yang kita ikuti sebagai orang dewasa. Dampak pada anak-anak bervariasi dalam cara yang menarik . Masa sulit ekonomi " mempercepat jalur untuk dewasa " antara anak-anak yang lebih tua . Mereka harus diterjunkan untuk membantu keluarga . Ini mengambil bentuk yang berbeda untuk anak perempuan dan anak laki-laki . Remaja perempuan mengambil pekerjaan rumah tangga . Anak laki-laki mencoba untuk mencari pekerjaan . Ini mendorong lebih awal dari normal untuk mengasumsikan tanggung jawab orang dewasa adalah positif , membuat lebih banyak ketahanan dan rasa percaya diri sepanjang hidup dewasa .
Anak-anak yang lebih muda mengalami nasib yang berbeda . Anak laki-laki khususnya yang keluarganya terpukul oleh depresi selama dekade pertama hidup mereka menderita secara emosional , merasa kurang memadai dan percaya diri sebagai orang dewasa . Paling berisiko adalah anak laki-laki yang tempera
men sulit, mereka yang memiliki masalah perilaku , seperti amarah , sebelum depresi . Jenis anak adalah tanggung jawab yang harus ditargetkan oleh kendali kontrol dan menanggung beban kemarahan dan frustrasi . Sementara risiko anak-anak ini dianiaya tinggi , tampaknya ibu yang bertindak sebagai penyangga . Jika dia sayang , dia bisa meredakan tindakan penyalahgunaan , dan bukannya mengarah ke gangguan emosi , risiko gangguan mental berkurang. Penelitian ini sekali lagi menggambarkan betapa pentingnya untuk mempertimbangkan konteks keseluruhan di mana hidup terungkap. Sedangkan untuk ayah pengaruh - kepribadian - prediksi mengatasi tunggal , untuk anak-anak kita harus melihat situasi yang unik dan tempat dalam perjalanan hidup . Bahkan, penelitian ini mengungkapkan bagaimana indahnya " dilahirkan pada waktu tertentu " dapat mempengaruhi bagaimana kita menanggapi masalah hidup . Ketika kita berada di tempat yang tepat dalam perkembangannya dan kondisi lain yang menguntungkan , mengalami kesulitan kadang-kadang dapat menghasilkan pertumbuhan emosi ( ingat juga pembahasan perceraian dalam bab 10 ) .
KELUARGA MISKIN SAAT INI .
Dalam beberapa hal , penelitian Berkeley / Oakland sangat relevan dengan kehidupan saat ini . Banyak dari orang-orang ini memiliki pekerjaan , tetapi sulit menghadapi kesulitan ekonomi sebagai fakta kronis hidup . Fraksi orang Amerika yang menganggur atau bekerja dan mengalami kesulitan membuat pengangguran telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir . Sebagai tokoh 13-1 pada awal bab ini menunjukkan , jumlah keluarga yang hidup di bawah garis kemiskinan telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir ( Defense Fund Anak , 1994 ) . Parahnya lagi, fixed line Federal kemiskinan meremehkan biaya sebenarnya dari apa yang diperlukan untuk hidup dan tidak hanya di negara-negara yang lebih mahal ( Winnick , 1988) . Dalam sebuah survei Gallup 1989 , ketika 3.511 orang dewasa ditanya berapa jumlah pendapatan yang mereka sebut garis kemiskinan untuk keluarga empat orang dalam komunitas mereka , rata-rata mereka menetapkan angka 24 persen lebih tinggi dari garis kemiskinan resmi ( Jencks , 1992 ) !Namun, ada perbedaan antara dulu dan sekarang . Depresi adalah situasi yang unik di mana banyak negara berada di bagian yang sama . Kesulitan ekonomi tidak dipandang sebagai akibat orang tersebut . Itu adalah tindakan alam yang semua orang bergulat dengan ini. Hari ini , sebagai fitur 13-2 menunjukkan , kita membuat atribusi tentang orang-orang yang telah jatuh pada masa-masa sulit ekonomi , melihat masalah mereka karena kekurangan mereka sendiri . Selain itu, Berkeley / Oakland Studi melibatkan keluarga dua orang tua . Di antara ibu tunggal yang membentuk sebagian besar dari keluarga miskin saat ini , tidak ada orang dewasa lain di rumah untuk meredam stres pada anak-anak . Di sisi lain , karena program pemerintah dimulai oleh Presiden Roosevelt franklin selama masalah depresi , keluarga miskin saat ini agak terlindungi dari kelaparan . Mereka bisa mendapatkan perawatan medis yang dibutuhkan .
Apakah anak-anak miskin di Amerika dan orang tua
sudah lebih baik atau lebih buruk hari ini? Tentang generasi tua , tidak ada perdebatan : Orang tua rata-rata tidak hanya sehat , tetapi juga lebih baik secara finansial sekarang dari pada setiap saat dalam sejarah.
PENSIUN
Para lansia merupakan segmen masyarakat yang paling rentan. Ketika masalah-masalah fisik meningkat dan merasa tidak dapat bekerja, mereka harus tergantung pada dana sukarela atau keluarga mereka untuk membantu. Pada masa depresi, social security (jaminan sosial) bertindak pada tahun 1935 menyediakan tunjangan hidup pada usia 65 tahun. Sekitar 3 dekade yang lalu, kongres meningkatkan keuntungan pada jaminan sosial, mengarahkan mereka untuk meningkatkan biaya hidup dan menyediakan perawatan medis gratis bagi para lansia. Pada masa ini, tunjangan hari tua meningkat, yang akhirnya memenuhi aturan perburuhan. Perubahan ini mentransformasi situasi ekonomi para lansia dan memberlakukan pensiun pada masa yang tepat untuk pertama kalinya. Mereka juga merubah pensiun menjadi sebuah hal yang terjadi sebelum usia 65 tahun. Ketika usia 65 masih dianggap usia pensiun, usia rata-rata pensiun akhir-akhir ini telah mendekati usia 60 tahun. (Quinn dan Burkhauser, 1990). Tren untuk pensiun lebih dini, seperti yang diilustrasikan pada table 13-5, dianggap menentang latar belakang dari ekspektasi hidup. Apabila harus pensiun pada usia yang sederajat sebagaimana usia 65 tahun pada tahun 1940, saat ini kita harus pensiun pada usia 70.
Keputusan
Terdapat bervariasi pengaruh yang memotivasi individu untuk pension (Palmore, Burchett, Fillenbaum, George dan Wallman, 1985). Salah satunya adalah keuangan, dimana seorang individu merasa dia mendapatkan pendapatan yang cukup untuk hidup. Karyawan yang lebih tua didorong untuk pension dengan alasan ekonomi, diskriminasi usia dan kesehatan yang memburuk. Aspek lain dari keputusan tersebut adalah secara psikologis, seberapa besar mereka menyukai pekerjaannya, komitmen mereka terhadap “etika kerja”, kecenderungan mereka dalam melakukan aktifitas di waktu luang. Berikut beberapa pembahasan mengenai beberapa tekanan yang berbeda.
Pengaruh Keuangan
Memiliki uang yang cukup adalah alasan yang diungkapkan banyak individu dalam keputusan pension (Palmore et al, 1985). Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 13-6 halaman 400, jaminan sosial menyediakan tunjangan pension bagi kebanyakan lansia. Individu membayar kepada sistem jaminan sosial ketika mereka bekerja dan memperoleh keuntungan saat mereka pension pada usia 65 tahun. Seperti yang diketahui, pada akhir 1960an dan awal 1970an terdapat perkembangan signifikan di jaminan sosial. Tingkat keuntungan meningkat di barengi dengan biaya hidup.
Partisipasi  buruh lansia berdasarkan usia, 1950-1959
Pada dekade dimana angka harapan hidup lansia meningkat, pension dini menjadi tren yang semakin lazim
Sumber : U.S. Senate Special Committee on Aging, 1991, Aging America: Trends and projections, Washington, DC: Author.
Saat ini individu yang pension pada usia 62 tahun dapat menerima 80 persen dari tunjangan yang seharusnya mereka dapatkan pada usia 61 tahun. Ini merupakan alasan utama mengapa banyak individu yang pension pada awal usia 60an mereka. Lebih dari itu, pekerja berusia 65-70 tahun yang mendapat tunjangan sosial akan dikenakan sanksi jika mereka menerima jumlah melebihi batas. Mereka harus menyisihkan 1 dolar keuntungan pada setiap 3 dolar pemasukan yang mereka terima diatas batas maksimal.
Sistem tunjangan sosial juga memiliki dorongan untuk menghindari keputusan pension. Individu di atas usia 70 tahun yang masih bekerja dapat menerima jumlah tak terbatas dan juga masih dapat memperoleh semua keuntungan mereka. Para pekerja yang pension setelah usia 65 tahun memperoleh bonus setiap tahun setelahnya. Dalam halnya mempertahankan sistem jaminan sosial tetap sistematis, perubahan-perubahan di dalam tindakan jaminan sosial dkbjat pada 1983. Keuntungan-keuntungan yang dihadiahi pada usia 62 tahun akan secara bertahap berkurang dari 80% menjadi 70% pada 2022. Lebih dari itu, usia untuk memperoleh jaminan sosial yang penuh akan meningkat dari usia 65 tahun menjadi usia 67 tahun pada tahun 2027. Perubahan ini dijadwalkan secara bertahap pada tahun 2000.
Akankah usaha-usaha ini benar-benar menunda keputusan pension ? Tidak, menurut para ahli (Quinn dan Burkhauser, 1990). Kini banyak faktor lain yang lebih penting dalam memotivasi keputusan pension. Ketika jaminan sosial meningkatkan program pensiunan, hal ini didukung oleh sumber lainnya.
Dukungan ekonomis utama adalah tunjangan pension. Sedikitnya setengah dari pekerja Amerika memiliki sumber tambahan untuk pendapatan pasca pension. Faktanya, kini tunjangan pension sering digunakan sebagai sebuah media untuk membujuk lansia untuk meninggalkan pekerjaannya. Strategi seperti memberikan penghargaan untuk tambahan 5 tahun bekerja apabila individu pension pada usia 55 tahun atau  menghukum pekerja sehingga mereka mendapatkan keuntungan lebih sedikit apabila mereka pension jauh sebelum 60 tahun berkaitan dengan banyaknya pekerja kelas menengah ke atas untuk pension pada usia dini yang tidak wajar (Mehdizadeh dan Luzodis, 1994). Ini tergantung pada keinginan individu untuk menjalankannya.
Dorongan emosional untuk pension
Pensiun dianggap sebagai simbol dari ketidakmampuan, akhir dari hidup produktif. Itu adalah saat dimana seorang individu diberhentikan untuk mencari nafkah karena ia tidak mampu lagi melaksanakannya ketika individu mampu pension sejalan dengan kepuasan ekonomi, segalanya mulai terasa lebih nyata. Dari sebuah tragedy, pensiunan berubah menjadi waktu kehidupan bagi orang yang bekerja seperempat abad yang lalu, emosi baru ini telah menjadi pemenang. Mayoritas pekerja Amerika menyatakan bahwa mereka menanti-nanti masa pension bahkan ketika mereka mengatakan mereka menikmati pekerjaan mereka (Glamser, 1976). Menanti-nanti gagasan yang muncul pada masa akan datang yang masih kabur berbeda dengan menyerah, seperti yang diketahui ini sering berkaitan dengan harga diri. Mengapa ini menjadi hal yang mudah untuk mengambil langkah-langkah ?
Alasannya mungkin karena kami secara mental mulai mempersiapakan masa pension lama sebelum itu terjadi. Pada studi berkelanjutan di Boston, Linda Evans, David Ekert dan Raymond Bosse (1985) menguji intensitas aktivitas yang berkaitan dengan pension ? Seberapa sering seorang pria mendiskusikan masa pension dengan istri, kerabat atau teman-teman yang sudah pension ? Seberapa sering dia membaca artikel mengenai pension ? Ketika frekuensi dari aktivitas ini meningkat seiring dengan masa pension, bahkan pria dengan masa pension 15 tahun mendatang masih melakukan penawaran terhadap rencana informal mengenai hidup mereka pasca pension.
Kemungkinan lain adalah bahwa pekerjaan menjadi kurang memotivasi ketika seseorang telah menghabiskan beberapa dekade untuk berjuang. Seperti yang diprediksi David Gutmann, pria senang berpensiun karena mereka menjadi kurang tertaik terhadap penghargaan dan lebih berorientasi kepada keluarga sejalan dengan mereka yang telah berumur.
Seorang peneliti bertanya kepada pria-pria dengan usia berbeda mengenai kepuasan intrinsic yang diperoleh dari pekerjaan mereka dan mengaitkan respon mereka dengan moral mereka secara umum. Ketika pria yang lebih tua hanya sekedar menyukai pekerjaan mereka, pria muda sendiri merasa bahwa kepuasan kerja erat berkaitan dengan kepuasan dalam hidup. Menurut pria yang lebih tua, kedua hal tersebut tidak berkaitan (Cohn, 1979). Ini menandakan bahwa hukuman mungkin saja benar. Pekerjaan akan menjadi kurang penting secara emosional, kurang kritis secara psikologis sejalan dengan usia.
Dalam studi berkelanjutan di Boston, David Ekerdt dan Stanley be viney (1993) mengemukakan bahwa, satu atau dua tahun sebelum individu memutuskan untuk pension, kepuasan kerja mereka menurun. Ini menujukkan bahwa sebuah proses mungkin saja akan terjadi bersamaan dengan keterlibatan diri kita. Individu juga membuat keputusan pension menjadi lebih mudah secara psikologis dengan mengurangi alternative yang ada: “Saya tidak suka pada jam kerja saya.. Saya membenci bos saya.. Lebih baik saya pension..”
Tidak semua pekerja dapat melakukan perubahan mental ini. Banyak individu yang tidak mau pension, tidak suka meninggalkan pekerjaannya, dan menyamaratakan pension dengan kekoosongan mental. Kepekaan ini menghasilkan aksi. Studi berkelanjutan menyatakan bahwa individu yang enggan untuk pension menunda masa tersebut selama mungkin (Sheppard, 1988). Begitu juga sebaliknya. Individu yang tidak menyukai pekerjaan mereka akan siap untuk pension sedini mungkin. (Hanisch dan Hulin, 1991)

Konsekuensi
Apa efek finansial dari tidak bekerja ? Apakah pensiun berdampak baik atau buruk bagi kesehatan ? Bagaimana individu beradaptasi secara psikologis dalam menghadapi perubahan hidup ini ?
Dampak finansial Pada tahun 1960, satu dari tiga lansia di Amerika hidup di bawah garis kemiskinan, tingkat kemiskinannya dua kali lipat dibandingkan dewasa madya. Lalu Negara kita menjadi lebih peka terhadap rakyat miskin yang agak tua. Protes yang dilakukan saat ekonomi yang meningkat menyebabkan sebuah perubahan yang sangat luar biasa. Seperti yang disebutkan sebelumnya, keuntungan dari jaminan sosial meningkat dan meluas. Perawatan medis mulai didirikan. Dampak dari program-program ini sangat mengejutkan. Saat ini, sesuai dengan yang dinyatakan dalam Tabel 13-7, anak-anak, khususnya yang berusia sangat muda, telah menggantikan posisi lansia sebagai kelompok tersmikin dalam Negara kita. Disisi lain, ketika semakin sedikit lansia yang hidup dalam kemiskinan, rata-rata pensiunan harus bertahan dengan pendapatan yang lebih minim dibandingkan pada individu dibawah 65 tahun (U.S. Senate Special Committee on Aging, 1991a). Tetapi pada sebuah pengumpulan suara yang dilakukan oleh Harris pada 1980, individu yang lebih muda dikatakan akan lebih merasa kecewa apabila tidak memiliki uang dibandingkan individu yang lebih tua (Harris and Associates, 1981).
Satu alasan mengapa para pensiunan tidak merasa tertekan secara finansial adalah bahwa mereka membayar pajak pendapatan yang lebih sedikit. Lansia juga cenderung memiliki asset yang lebih banyak dan bebas yang lebih sedikit. Satu dari empat individu yang berusia diatas 65 tahun memiki sebuah rumah yang bebas dan jelas (U.S. Senate Special Committee on Aging, 1991a). Tidak hanya perabotan dan isi-isinya, melainkan beban yang berat dalam membesarkan anak-anak sudah tidak ada lagi.
Faktor-faktor psikologis sedikitnya mempengaruhi kesedihan yang kurang dirasakan. Pensiunan secara emosional tidak sama dengan keterbalikan ekonomi lainnya. Individu berharap untuk beban hidup yang lebih minim setelah mereka pensiun. Tidak seperti dipecat, pensiun tidak mengandung konotasi gagal secara personal. Seperti yang dipaparkan pada Tabel 13-1 dan 13-2, ketika semua orang sukses kecuali kita, maka kita akan merasa tersinggung dan kekurangan.
Dampak emosional Efek fisik dan psikologis pada pensiunan saling berhubungan. Bertentangan dengan mitos individu tidak mati setelah pensiun, mereka tidak mengalami depresi yang hebat. Rata-rata para pensiunan tidak berdampak pada kesehatan dan moral mereka. Pada studi di Boston, ketika peneliti membandingkan individu yang telah pensiun beberapa tahun yang lalu dengan sekelompok individu yang masih bekerja, para pensiunan dikabarkan mengalami tekanan yang lebih sedikit dibandingkan mereka yang masih bekerja (Bosse, Aldwin, Levenson dan Workman-Daniels, 1991). Selain itu, investigasi terbaru lainnya membenarkan hasil tersebut. Para pensiunan mengalami tekanan stress yang lebih sedikit dan dikabarkan mereka akan lebih menjaga kesehatan mereka dibandingkan dengan kelompok yang belum pensiun (Midarik, Soghikian, Ransom dan Tekawa, 1995)
Bukan berarti para pensiunan tidak mengalami suka dan duka. Seorang peneliti tentang pensiun, Robert Atchley (1976), mempercayai bahwa individu menelusuri tahapan untuk beradaptasi menuju transisi. Pertama, adanya periode bulan madu dimana segala sesuatu sedang berbunga-bunga. Para pria menikamati kebebasan, memancing, berkeliling dan padat dalam beraktivitas. Para wanita menyiapkan makan siang dan melakukan olahraga untuk beberapa jam. Kemudian terjadi kekecewaan. Ada hal yang kurang. Salah seorang individu akan lebih sibuk dan kecapekan. Sedangkan individu lain merasa terlalu santai tanpa ada hal-hal produktif yang dapat dilakukan. Pada tahapan ini, individu harus mengevaluasi ulang “Bagaimana saya menginginkan arah hidup saya?” Akhirnya, para pensiunan menemukan tujuan mereka dan berakhir pada rutinitas yang terprediksi.
Menariknya, studi di Boston cenderung mendukung pernyataan tersebut. David Ekeidt, Raymond Boose, dan Sue Leukoff (1980) membandingkan tingkat kebahagiaan, aktivitas dan optimism pada pensiunan dengan rentang waktu 6 bulan selama tiga tahun pertama. Bandingkan dengan individu yang pensiun dibawah 6 bulan, mereka yang telah pensiun 12-18 bulan sebelumnya, keliuhatan lebih merosot. Mereka memiliki moral yang lebih buruk dan optimism yang berkurang. Para peneliti juga menyatakan bahwa individu memulai dari titik ini. Ketika optimism pada bulan-bulan pertama meningkat kembali, individu mencapai tingkat moral yang lebih baik lagi.
Tabel 13-7 Presentasi kelompok perbedaan usia yang hidup di bawa garis kemiskinan, 1992
Ketika anak-anak berada dalam rasio kemiskinan yang lebih tinggi dibandingkan dewasa, celah akan terjadi. Pada tahun 1992, anak-anak yang hidup dalam kemiskinan tiga kali dibandingkan dewasa.
Sumber: U.S. Bereau of Census, 1994, Statistical Abstract of the United States, 1994, Washington, DC : US Government Printing Office.
Apa yang dilakukan oleh para pensiunan ? Sampai saat ini, saya membahas tahap pensiun seakan-akan individu secara penuh meninggalkan pekerjaan atau menyisakan waktu yang penuh dalam pekerjaannya. Banyak pensiunan menginginkan sesuatu, misalnya, untuk mengurangi waktu bekerja mereka atau bekerja paruh waktu di tempat lain (U.S. Senate Special Committee on Aging, 1991a). Beberapa pensiun untuk memulai karir yang baru. Diluar dan diskriminasi usia, sejumlah besar orang mendapatkan kerja setelah mereka pensiun. Dalam poling nasional, hampir setengah dari perusahaan perorangan mengakui bahwa mereka merekrut para pensiunan (Hirshorn dan Hoyer, 1994). Pada survei lain, seperempat dari seluruh pensiunan beralih ke pekerjaan lain (Quinn dan Burkhauser, 1990). Seperti yang disebutkan pada Bab 6, beberapa pensiunan kembali bersekolah, baik mengikut sertakan diri dalam program “pembelajaran senior” ataupun “profesiona yang pensiun” atau kembali ke perguruan tinggi atau gelar kesarjanaan yang lain bergabung dalam pelayanan komunitas atau berkeliling atau menghabiskan waktu dengan hobi mereka. Ini merupakan beberapa pilihan dalam menemukan makna hidup dalam tahapan hidup yang ketiga.
sekarang, Anda mungkin bertanya-tanya tentang ketidakseimbangan. Dengan pengecualian dari diskriminasi usia, bagian pensiun kami memiliki pesan optimis, sementara pesan tentang pekerjaan yang lebih serius. Lansia Amerika telah dilakukan dengan baik. Orang dewasa usia kerja, terutama jika mereka wanita lajang atau minoritas, menghadapi waktu yang lebih berbatu. Inilah sebabnya, bukannya memeriksa program-program yang berkaitan dengan pengembangan karir, saya mengakhiri bab ini dengan mengeksplorasi keadilan antargenerasi, menyeimbangkan kebutuhan tua dan muda. Mari kita pertama mendengar apa ekonomi Peter Peterson (1993) telah mengatakan tentang topik controvensial ini:

Proposisi 1 : Orang tua telah menjadi lebih diuntungkan, kelas disukai .
Peterson berpendapat bahwa hari ini pensiunan rata-rata dapat mengharapkan untuk menerima tunjangan Jaminan Sosial beberapa kali lebih dari apa yang dia menempatkan masuk Orang tua menerima dibayar untuk perawatan medis ( di samping tingkat dikurangi untuk perawatan medis ( selain harga berkurang pada penerbangan , di hotel , dan pada film dan berbagai fasilitas lainnya ) . pensiun ini tidak berarti-diuji , atau tergantung pada pendapatan . Mereka tiba apakah seseorang adalah seorang jutawan atau tidak . Bagaimana adil , Peterson bertanya , manfaat ini ketika kita mempertimbangkan bagaimana sedikit bantuan pemerintah memberikan kepada orang miskin bekerja ? Hari ini jutaan orang dewasa yang bekerja tidak memiliki asuransi kesehatan . Child kemiskinan di Amerika Serikat adalah di semua waktu tinggi . kohort lansia telah menikmati meningkatnya standar hidup yang mereka anak-anak dan cucu tidak akan pernah melihat . Haruskah kita terus tosubsidite orang tua , ketika melakukan hal itu sedikit untuk membantu orang-orang muda yang bekerja , tetapi tidak bisa mendapatkan upah hidup !

Proposisi 2: Dengan menjaga pensiun pada tingkat saat ini, tidak akan ada pensiun di tahun-tahun mendatang.
Keamanan sosial dan perawatan kesehatan manfaat dinikmati oleh pensiunan dibiayai oleh orang dewasa bekerja. Seperti baby boomer pensiun, rasio ketergantungan usia tua, atau rasio bekerja untuk pensiun untuk pensiunan, akan menurun. Menurut perhitungan Peterson, jika kita menjaga Medicare dan Jaminan Sosial manfaat di tingkat saat ini satu-setengah dari gaji penduduk yang bekerja akan pergi untuk mendanai program-program ini di tahun 2040. Bagaimana masuk akal, Peterson bertanya, melestarikan pensiun di kesehatan bagi kelompok ini selama puluhan tahun di semua biaya saat harga akan merampok dewasa muda setiap tahun pensiun?
Peterson percaya bahwa selain alat-pengujian hak orang tua dan umumnya mengarahkan dukungan kepada muda yang bekerja, kita perlu segera meningkatkan usia untuk menerima Jaminan Sosial dan menghilangkan tes laba Jaminan Sosial untuk pensiunan yang bekerja. Tegas mendorong orang untuk pensiun nanti tidak hanya akan mengurangi beban wajib pajak muda-dewasa, tetapi juga baik untuk masyarakat. Ada besar, segmen yang kuat dari penduduk yang tidak bekerja. Kita perlu memanfaatkan bakat terbuang pensiunan (Quinn dan Burkhauser, 1990).
Ahli lain tidak setuju dengan ini perkiraan mengerikan. Masuknya imigran muda-dewasa dapat meningkatkan rasio ketergantungan, yang memungkinkan kohort masa depan orang tua untuk menikmati masa pensiun mereka. Hari ini baby boomer hidup lebih lama dan lebih sehat memasuki pensiun dengan aset lebih. Mereka tidak mungkin untuk membebani sistem sebagai Peterson percaya. Apakah kita ingin mendorong keras untuk memperluas dan mendorong kesempatan kerja bagi orang-orang di atas usia 65 jika harga itu meningkatkan tingkat pengangguran untuk orang dewasa muda! Apakah kita ingin mendefinisikan Medicare dan Jaminan Sosial sebagai amal, sehingga merampok penerima yang lebih tua dari harga diri mereka?
            Yang paling penting , para pendukung untuk orang tua penuh semangat sengketa potret Peterson dari orang di atas 65 . Adalah salah untuk melukis orang tua dalam jarak mencolok dari garis kemiskinan , telah hampir tidak beranjak selama tiga dekade terakhir . Jika kita termasuk kelompok ini , orang dewasa yang lebih tua jauh lebih buruk daripada rekan-rekan mereka di bawah usia 65 tahun ( Senat AS Komite Khusus on Aging , 1991a ) Beberapa bagian dari populasi yang lebih tua berada dalam kesulitan ekonomi yang sangat serius : . Perempuan , kaum minoritas , dan lama - tua . Karena dewasa pengalaman kerja sebagai muda dan setengah baya mereka , seperti yang kita lihat sebelumnya , perempuan dan kelompok minoritas cenderung untuk memiliki pensiun atau tabungan untuk meredam masa pensiun mereka . Lama - lama mungkin telah menghabiskan aset tersebut selama tahun enam puluhan dan tujuh puluhan , meninggalkan sedikit yang tersisa di akhir kehidupan. Bahkan , kita mendapatkan perspektif yang sangat berbeda tentang hidup -span kemiskinan dari mogok para manula dengan usia . Orang-orang di atas usia 85 lebih miskin daripada anak-anak . Wanita tua berusia tinggal sendirian berada dalam kondisi ekonomi yang lebih buruk dari kelompok lain ( Burkhauser , 1994) .

Yudisium mahasiwa UNPRI pada tgl 18 september 2016

Acara pelepasan wisudawan dan wisudawati psikologi S1 angkatan ke 5 Yudisium mahasiwa Unpri jurusan psikologi, kegiatan ini juga akan ...