Wednesday, 25 June 2014

Psikologi Abnormal I


PSIKOLOGI  ABNORMAL
REFERENSI :
1.Psikologi Abnormal, Gerald C. Davidson, , John M. Neale, Ann M. Kring
2.Mengenal Perilaku Abnormal, Dr. A. Supratiknya
3.Psikologi Abnormal, Jefrey S Nevid dkk
4.Diagnostic and statistical manual of mental disorder IV Washington DC
Tujuan Mata Kuliah :
qMemahami tingkah laku abnormal
qMemahami penyebab tingkah laku abnormal
qMampu melakukan treatment psikologis yang tepat pada penderita yang mengalami gangguan perilaku.
DEFENISI UMUM
  Sehat adalah
   Suatu keadaan berupa kesejahteraan fisik, mental, dan sosial secara penuh dan bukan semata-mata berupa absennya penyakit atau keadaan lemah tertentu (World Health Organization)
Ciri-Ciri Pribadi Sehat dan Normal
Aspek penyesuaian diri
   Menunjukkan penerimaan diri, memiliki jati   diri yang memadai (positif), memiliki penilaian realistis terhadap berbagai kelebihan dan kekurangan.
Persepsi terhadap realitas
   Memiliki pandangan yang realistis terhadap   diri dan terhadap dunia, orang maupun benda disekelilingnya.
Integrasi
  Berkepribadian utuh, bebas dari konflik-konflik batin yang melumpuhkan, memiliki toleransi yang baik terhadap stress.
Kompetensi
  Memiliki kompetensi-kompetensi fisik, intelektual, emosional, dan social yang memadai untuk mengatasi berbagai problem hidup.
Otonomi
  Memiliki kemandirian, tanggung jawab dan penentuan diri (self-determination; self-direction) yang memadai disertai kemampuan cukup untuk membebaskan diri dari aneka pengaruh sosial
Pertumbuhan aktualisasi diri
  Menunjukkan kecenderungan kearah semakin matang, semakin berkembang kemampuan-kemampuannya dan mencapai pemenuhan diri sebagai pribadi.
Beberapa Kriteria Abnormal
a.Menyimpang dari norma-norma statistic
  Menurut patokan ini yang disebut abnormal adalah setiap hal yang luar biasa, tidak lazim, atau secara harafiah yang menyimpang dari norma
b. Menyimpang dari norma-norma sosial
  Menurut kriteria ini, abnormal diartikan sebagai non konformitas, yaitu sifat tidak patuh atau tidak sejalan dengan norma sosial
c. Ketidakmatangan
  Disini seseorang disebut abnormal bila perilakunya tidak sesuai dengan tingkat usianya, tidak selaras dengan situasi dan  masalahnya.
SEBAB – SEBAB PERILAKU ABNORMAL
A.MENURUT  TAHAP  BERFUNGSINYA
     Menurut tahap-tahap berfungsinya, sebab sebab perilaku abnormal dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Penyebab Primer (Primary Cause)
  Kondisi yang tanpa kehadirannya suatu gangguan tidak akan muncul. Misalnya, infeksi sipilis yang menyerang system syaraf pada kasus ‘paresis general
2. Penyebab yang Menyiapkan (Presdisposing Cause)
   Kondisi yang mendahului dan membuka jalan bagi kemungkinan terjadinya gangguan tertentu dalam kondisi-kondisi tertentu di masa mendatang. Misalnya, anak yang ditolak oleh orangtuanya (‘rejected child’) mungkin menjadi lebih rentan terhadap tekanan hidup setelah dewasa
3. Penyebab Pencetus (Precipitating Cause)
  Kondisi yang tak tertahankan bagi individu dan mencetuskan gangguan. Misalnya, seorang wanita muda yang menjadi terganggu setelah mengalami kekecewaan berat ditinggalkan tunangannya.
4. Penyebab yang Menguatkan (Reinforcing Cause)
  Kondisi yang cenderung mempertahankan atau memperteguh tingkah laku maladaptive yang sudah terjadi. Misalnya, perhatian yang berlebihan pada seorang gadis yang sedang sakit justru dapat menyebabkan yang bersangkutan kurang bertanggung jawab atas dirinya, dan menunda kesembuhannya.
B. MENURUT SUMBER ASALNYA
1. Faktor   Biologis
  Berbagai keadaan biologis atau jasmani yang dapat menghambat perkembangan maupun fungsi sang pribadi dalam kehidupan sehari-hari seperti kelainan gen, kurang gizi, penyakit dan sebagainya.
a. Cacat Genetik
  Keadaan ini biasanya berupa abnormalitas atau kelainan kromosom.  Contoh: sindrom Down
b. Kelemahan Konstitusional
  Konstitusional adalah struktur (makeup) biologis individu yang relative menetap akibat pengaruh-pengaruh genetic atau lingkungan sangat awal termasuk lingkungan pranatal.
Konstitusi mencakup beberapa aspek:
1. Fisik atau bangun tubuh
  Sheldon (1954, dalam Hall dan Lindzey, 1993) mengaitkan bangun tubuh dengan sifat kepribadian dan psikopatologi. Ada tiga macam bangun tubuh: endomorfik, mesomorfik, dan ektomorfik.
2. Cacat fisik
  Pengaruh dari suatu cacat bergantung pada cara individu yang bersangkutan menerima/ memandang dan menyesuaikan diri dengan keadaannya tersebut.
c. Deprivasi fisik
   Malnutrisi atau kekurangan gizi dimasa bayi dapat menghambat pertumbuhan fisik, melemahkan daya tahan terhadap penyakit.
2. Faktor-faktor Psikososial
a. Trauma di masa kanak-kanak
  Trauma (psikologis) adalah pengalaman yang menghancurkan rasa aman, rasa mampu dan harga diri, sehingga menimbulkan luka psikologis yang sulit disembuhkan sepenuhnya dan akan dibawa terus ke masa dewasa.
b. Deprivasi Parental
  Tidak ada kesempatan untuk mendapat rangsangan emosi dari orang tua, berupa kehangatan, kontak fisik, rangsangan intelektual, emosional dan social. Misalnya, dipisahkan dari orang tua dan dititipkan ke panti asuhan.
c. Hubungan Orang tuaAnak yang Patogenik
  Dalam hal ini antara orangtua dan anak, yang berakibatkan menimbulkan masalah atau gangguan tertentu pada anak.


1)Penolakan
2)Overproteksi dan sikap serba mengekang
3)Menuntut secara tidak realistic
4)Bersikap terlalu lunak pada anak (over-permissive) dan memanjakan
5)Disiplin yang salah
6)Komunikasi yang kurang atau komunikasi yang irasional
7)Teladan buruk dari pihak orangtua
3. Faktor-faktor sosial kultural
  Faktor-faktor social kultural meliputi keadaan objektif dalam masyarakat atau tuntutan dari masyarakat yang dapat berakibatkan menimbulkan tekanan pada individu dan selanjutnya melahirkan berbagai bentuk gangguan, seperti:
a.Suasana perang dan suasana kehidupan yang diliputi kekerasan
b.Terpaksa menjalankan peran sosial yang berpotensi menimbulkan gangguan, seperti menjadi tentara dalam peperangan harus membunuh musuh.
c.Menjadi korban prasangka dan diskriminasi berdasarkan penggolongan tertentu seperti suku, agama, ras, afiliasi politik, dan sebagainya.
d.Resesi ekonomi dan kehilangan pekerjaan
e.Perubahan sosial dan iptek yang sangat cepat melampaui kemampuan wajar orang untuk menyesuaikan diri.
SEJARAH PSIKOPATOLOGI
Demonology Awal
  Doktrin bahwa wujud yang jahat seperti setan, mungkin merasuki seseorang dan mengendalikan pikiran dan tubuhnya disebut demonologi.  
Somatogenesis
 
  Pada abad kelima SM, Hipocrates (460?-377? SM) mengklasifikasikan gangguan mental ke dalam tiga kategori: Mania, Melankonlia dan prenitis atau demam otak.
  Beliau berpendapat bahwa tingkah laku abnormal disebabkan karena tidak adanya keseimbangan cairan di dalam tubuh (darah, cairan empedu hitam, empedu kuning dan lendir).
  Jika seseorang lambat dan tumpul kemungkinan tubuh mengandung cairan lendir yang banyak. Cairan empedu hitam yang dominan adalah penyebab melankoli. Empedu kuning mudah tersinggung dan kecemasan; dan terlalu banyak darah menyebabkan berubah-ubah temperamen.
Zaman Pertengahan  (Abad ke-15 hingga abad ke-17)
Tingkah laku            Ilmu sihir                                    Tes terapung di air
  Rumah Sakit Jiwa
    Pada akhir abad ke-15 dan awal abad ke -16, rumah sakit jiwa merupakan tempat penampungan orang yang mengalami gangguan jiwa.



Perspektif Tentang Perilaku Abnormal
Perspektif Biologis

Yudisium mahasiwa UNPRI pada tgl 18 september 2016

Acara pelepasan wisudawan dan wisudawati psikologi S1 angkatan ke 5 Yudisium mahasiwa Unpri jurusan psikologi, kegiatan ini juga akan ...