Wednesday, 25 June 2014

Psikologi Lanjut Usia III PPT lansia


LOVE, MARRIAGE AND INTIMATE RELATIONSHIP
PERUBAHAN KONTEKS
PACARAN
DAN PERNIKAHAN
Pada tahun 1950an para ibu sangat khawatir jika anak mereka belum menikah.
Pernikahan lebih dari sekedar ikatan yang kuat dan sulit diubah. Hampir semua orang amerika percaya bahwa pasangan dengan pernikahan yang tidak bahagia memiliki kewajiban moral untuk tetap bersama sampai anak-anak mereka dewasa.
Para anak korban perceraian dipandang rendah.
Namun para anak yang disebut anak haram lebih lagi  dipandang rendah. Jika seorang wanita hamil, dia harus menikah atau memberikan anaknya untuk diadopsi.
Penolakan terhadap Pernikahan
Saat ini waktu untuk berpacaran telah diperpanjang. Sikap terhadap ikatan pernikahan berubah total.
daripada bertahan dalam pernikahan yang tidak bahagia, para pasangan lebih disarankan untuk meninggalkan bila tidak ada perasaan lagi terhadap pasangannya.
Dua per tiga para dewasa muda berakhir pada perceraian.
Sepertiga bayi Amerika dilahirkan oleh wanita tak bersuami, bahkan menikah menjadi lebih tidak penting dalam kehidupan orang dewasa.
Sikap terhadap pernikahan berangsur menjadi lebih bebas selama awal abad ke 20.
Pergerakan wanita, emansipasi menekankan kebebasan dari batasan dan peraturan.
Revolusi ini mengakibatkan perubahan, yaitu  penolakan terhadap pernikahan dan munculnya bentuk keluarga yang baru.
Pergerakan wanita dengan penegasan wanita sebagai pencari nafkah dan kebutuhan untuk mempunyai karir, membuat semakin banyak wanita memilih untuk hidup seorang diri.
Pria dan wanita tidak lagi membutuhkan pernikahan untuk memenuhi nafsu dasar mereka.
Tekanan sosial yang menentang perceraian dan ibu yang membesarkan anaknya seorang diri menjadi semakin lemah.
Dalam perubahan ini, banyak ahli merasa hal ini membuat pergeseran nilai dari pentingnya tanggung jawab dan kewajiban menjadi pengagungan ekspresi diri.
masyarakat dipenuhi dengan remaja yang bebas, adanya pemberontakan, dan melakukan kepentingan pribadi terlihat sebagai kunci menuju kebahagiaan selama kehidupan dewasa.
Pernikahan menjadi sebuah pilihan bebas pilih dan bergantung pada perasaan tertentu.
Bangkitnya kohabitasi
Orang-orang masih peduli tentang memiliki hubungan berkomitmen.
 Penolakan dalam pernikahan disertai dengan peningkatan dramatis dalam kehidupan bersama sebagai suami istri, hidup bersama tanpa pernikahan.
Di  usia 30an tahun hampir setengah dari semua orang amerika dilaporkan telah tinggal bersama seseorang.
 Pada kenyataannya, kohabitasi mungkin pengganti sebagian dari pernikahan untuk dewasa muda.
Bila kita berasumsi bahwa perhitungan laju kohabitasi sebagai salah satu jenis pernikahan, maka penolakan akan pernikahan mengalami penurunan drastis
MENYELEKSI PASANGAN
  Bernard Murstein (1980), dalam teorinya menyebutkan dalam menyeleksi pasangan dibagi dalam beberapa fase. Selama fase stimulus, kita membuat penilaian apakan ini menjadi pilihan yang baik untuk saya?
  Penilaian didasarkan pada tanda-tanda dasar, seperti penampilan atau gaya berpakaian seseorang.
Agama, etnis, dan perkawinan
  Dalam masyarakat yang multikultural ini, ada banyak agama dan etnis daripada masa lalu.
  Pernikahan antara kulit putih dan ras/etnis minoritas yaitu afrika-amerika, asia-amerika, Hispanik amerika, dan penduduk asli amerika masih belum diterima masyarakat luas.
  Perkawinan campuran kulit putih Afrika-Amerika, masih merupakan jenis yang paling langka dari perkawinan campuran Amerika-Serikat. Pada tahun 1989, hanya 4 persen dari perkawinan AS terlibat Afrika-Amerika campura kulit putih. Salah satu alasannya adalah bahwa prasangka terhadap pernikahan antar ras sangat kuat. 
  Faktor yang berkontribusi mungkin bahwa untuk Amerika-Afrika khususnya dalam beberapa dekade terakhir tingkat perkawinan menurun drastis.
Jenis kelamin dan seleksi pasangan
  Dalam rangka untuk memiliki keturunan yang layak, laki-laki secara biologis diprogram untuk memilih untuk memiliki kualitas seperti tampil muda, kuat, dan kesehatan. Karena mereka membutuhkan perlindungan ketika merawat keturunan mereka, perempuan secara genetik cenderung untuk memilih pasangan yang kuat dan dominan.
  Catatan pernikahan di dua negara bagian selatan pada aktir tahun 1960an dan dekade selanjutnya, Robert Schoen dan John Wooldredge (1989) memnemukan bahwa dikedua tahun wanita memang cenderung menikahi yang lebih tua dari pada laki-laki yang lebih berpendidikan.
BAGAIMANA HUBUNGAN BERKEMBANG
Perubahan dalam pasangan
  Suatu kelompok peneliti mengidentifikasi hubungan berkembang dalam 3 pola : lambat, jalan berbatu, jalan yang berkembang dengen cepat pada momentum pertama dan kemudian hilang dan kenaikan bertahap terhadap komitmen.
Perubahan jaringan sosial
  Ketika Robert Milardo, Michael Johnson, dan Ted Huston (1983) meminta pasangan kencan untuk melaporkan waktu yang mereka habiskan dengan orang lain, mereka menemukan bahwa ketika hubungan menjadi lebih serius, subyek berinteraksi dengan sedikit orang dan menghabiskan sedikit waktu dengan orang lain.
  Gagasan bahwa pasangan baru menarik diri dari dunia luar ternyata menjadi terlalu sederhana. Surra menemukan bahwa orang-orang menarik diri dari kenalan dan teman, tapi tidak dari keluarga dan sahabat terdekat mereka. Bahkan ketika pasangan sedang mempertimbangkan pernikahan, mereka meningkatkan kontak mereka karena setiap orang ingin membuat jaringan mitra sosial.
  Cinta adalah kombinasi dari gairah , rasa kagum , dan peduli. Di sini terdapat tiga upaya oleh psikolog untuk menguak dan menjelaskan arti cinta secara ilmiah.
A.Teori cinta bergairah vs cinta keterekatan
  Elaine Hatfield mengemukakan ada 2 jenis cinta :
a.Cinta yang penuh gairah.
9Cinta yang penuh gairah adalah keadaan untuk bersama dengan orang lain dalam jangka waktu panjang, yang diikuti dengan pemenuhan nafsu dan rasa bahagia yang berlebihan.
  Cinta yang penuh gairah meliputi memikirkan seseorang secara terus-menerus dan mengatur semua kegiatan di setiap kesempatan untuk bertemu dengan orang yang dicintainya. Namun, intinya adalah perasaan, sensasi yang sebenarnya didapat dari rangsangan seksual.
b.Cinta keterikatan
9Kasih sayang yang kita rasakan dengan orang yang menjalin hidup dengan kita. Cinta keterikatan melibatkan seseorang untuk mengenal orang lain, memahami bagaimana dia berpikir, merasa dan berperilaku.
§Jenis cinta ini menawarkan kehangatan, keamanan dan rasa dicintai dan diterima apa adanya
B.Teori Segitiga Cinta Sternberg
  Robert sternberg, membagi cinta menjadi tiga komponen :
üGairah
üKeintiman
üKomitmen / keputusan
Komponen gairah dalam teori sternberg ini mirip dengan gairah cinta hatfield :
» keinginan yang kuat yang memiliki gairah seksual sebagai dasarnya.
» Keintiman mengacu pada perasaan yang hatfield kemukakan dalam cinta keterikatan: benar-benar mengenal seseorang, dapat saling pengertian, memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan pasangannya, bisa bergantung pada orang tersebut.
» Keputusan / komitmen juga berhubungan dengan cinta keterikatan: melakukan pernikahan dan membuat keputusan bahwa “dialah orangnya”
Gambar diatas menunjukkan hubungan yang berbeda yang berasal dari penggabungan antara gairah , keintiman , dan komitmen.
üGairah tanpa keintiman dan komitmen menggambarkan obsesi (tergila-gila)
üKeintiman tanpa gairah atau komitmen menggambarkan keinginan, kehangatan, perasaan aseksual dalam kedekatan kita dengan sahabat.
ü Keputusan / komitmen tanpa gairah atau keintiman melambangkan apa yang disebut "pernikahan kosong".
üGairah dikombinasikan dengan keintiman mendefinisikan cinta romantis.
Di sisi lain dari segitiga, kita menemukan keintiman dan komitmen tanpa gairah: cinta persahabatan. Lalu gairah dengan komitmen tanpa keintiman akan menghasilkan Fateous love.
üDi pusat segitiga adalah hubungan yang ideal atau cinta yang sempurna, yang merupakan kombinasi antara ketiga komponen.
vMengapa cinta sempurna begitu langka?
9Sternberg percaya bahwa keintiman cenderung meningkat karena orang saling mengenal satu sama lain, kemudian tumbuh secara lambat, dan akhirnya hilang. Sayangnya, ketika kita kenal orang lain dengan sangat baik , orang yang kita cintai menjadi terlalu mudah ditebak (membosankan), dan beberapa menjadi kurang intim setelah waktu berlalu.
  Menurut sternberg , gairah berkembang pesat dan kemudian menurun tajam karena esensi dari cinta ini adalah sesuatu yang baru. Seperti kecanduan, sekali objek keinginan kita menjadi akrab, kebiasaan pun muncul. Dengan adanya prediksi, kita kehilangan gairah dengan sesuatu karena hal tersebut tidak lagi merangsang, dan membangkitkan gairah.
  Jalan berkomitmen bervariasi, tergantung pada suksesnya pasangan untuk mempertahankan keintiman dan gairah. Jika hubungan berhasil, keputusan meningkat secara bertahap, kemudian menjadi cepat, dan stabil. Jika hubungan terputus-putus dan gagal, penurunan komitmen kembali ke nol dimana pasangan akan mengakhiri hubungannya.
Teori ini menekankan bahwa hubungan itu dinamis. Jadi, menurut Sternberg, jika hidup bahagia selamanya bisa terjadi, itu tergantung pada bagaimana mengetahui cinta dapat berubah seiring waktunya. Pasangan yang mengharapkan gairah itu abadi atau keintiman yang tidak pernah berakhir diakhiri dengan kekecewaan. Semakin kita bisa menentukan dan memahami fase cinta dan waktunya, semakin kita bisa memiliki hubungan yang awet.
Sternberg percaya adanya daya lain, seperti kurangnya pengetahuan, menjelaskan kenapa pasangan putus. Sternberg percaya bahwa penyebab utama kesalahpahaman dalam pranikah (dan perkawinan)  adalah  bahwa pasangan memiliki penyesuaian segitiga cinta yang buruk. Jika perasaan seorang pria tentang kekasihnya adalah gairah belaka, sedangkan segitiga cinta pasangannya merujuk ke arah keintiman, mereka akan bertentangan, karena mereka memiliki prioritas yang berbeda tentang cinta.
Cinta sebagai Ikatan
Daripada mengkategorikan cinta, Cindy Hazan dan Shaver Philip (1987) mengkategorikan orang, sehingga teori ini berfokus pada perbedaan individu dalam kemampuan untuk mencintai. Hazan dan Shaver percaya cinta orang dewasa mirip dengan respon ikatan seorang anak dengan orang yang menjaganya pada awal kelahirannya. Dalam studi klasik keterikatan yang dilakukan oleh Mary Ainsworth dan rekan-rekannya, bayi dan ibu sedang bermain, dan ibu meninggalkan ruangan. Bayi terlihat menjerit dengan sedih dan kemudian merespon dengan sukacita sewaktu ibunya kembali. Namun ketika bayi memiliki ikatan yang tidak aman, mereka mungkin juga menghindari ibu atau bereaksi dengan kecemasan dan bimbang ketika dia memasuki ruangan.
Didalam kalangan mahasiswa, Katherine Carnelley dan Ronnie Jan-off Bulman (1992) membedakan dua jenis perasaan: optimisme tentang pernikahan dan keyakinan seseorang untuk mendapatkan hubungan yang sukses. Siswa yang orang tuanya telah bercerai kurang berharap tentang memiliki pernikahan kedepannya. Namun, optimisme tentang hubungan romantis jauh lebih terkait dengan pengalaman pribadi seseorang, apakah seseorang telah berhasil atau gagal dalam percintaan sebelumnya. dengan kata lain, bukan apa yang telah terjadi di masa kecil kita, apa yang telah terjadi pada kita adalah daya penting untuk membentuk sikap keterikatan kita. Hubungan cinta yang sukses membantu sebuah ikatan untuk berkembang. Percintaan yang gagal membuat kita lebih waspada dan tak percaya untuk menemukan cinta yang berikutnya.
Komitmen dan keterikatan dalam aksi
Kita mungki membayangkan orang-orang yang memiliki ikatan (atau optimis tentang cinta) , masuk ke dalam hubungan dengan satu set mental tertentu . Mereka mungkin lolos dari kritik atau tanda-tanda penolakan sementara atau lolos dan melihat ekspresi cinta sebagai sesuatu yang abadi , permanen , dan global. Dengan kata lain , orang-orang ini mungkin memiliki penjelasan yang optimis dalam kaitannya dengan percintaan
Frank Fincham dan rekan-rekannya meminta pasangan kencan untuk menuliskan pikiran mereka tentang hubungan mereka , mencari perbedaan dalam sebuah penjelasan. Apakah orang tersebut menggambarkan alasan untuk berada bersama dalam hal eksternal maupun internal ? " Dia hanya menyukai saya untuk uang saya , bukan untuk diriku sendiri . " " ketika pasangan saya bilang dia mencintaiku , apakah dia menginginkan sesuatu , ' atau ia mengungkapkan bagaimana perasaan dia sebenarnya? " tidak hanya deskripsi ini berhubungan dengan kebahagiaan saat ini , tetapi juga diprediksi siapa yang tetap ingin menjalin sebuah hubungan . Orang yang memiliki penjelasan yang optimis lebih cenderung ingin bersama dengan mitra mereka di tiga bulan kedepannya ( Fletcher , Fincham , Cramer , dan Heron , 1987) .
Penelitian ini adalah penelitian yang dirancang untuk menjelaskan bagaimana sebuah keterikatan itu  diungkapkan . bagaimana pasangan berkomitmen untuk satu sama lain ? peneliti menemukan bahwa pasangan yang berkomitmen menggunakan berbagai strategi untuk menjaga hubungan mereka . Mereka mendiskusikan masalah , berkompromi , atau menunggu agar masalah menjadi lebih baik ketika mereka memiliki konflik ( Metts dan Cupach , 1990 ) . Mereka setuju pada aturan tentang penanganan perselisihan , seperti bersikap rasional di depan umum dan mendengarkan sudut pandang orang lain ( Honeycutt , Woods , dan Fontenot , 1993) . mereka berhati-hati untuk menunjukkan kasih sayang mereka dan secara teratur memberitahu orang lain tentang hubungan mereka ( Guerrero , Eloy , dan Wabnik , 1993 ) . seperti yang kita lihat sebelumnya , mereka juga dapat melihat persaingan dalam sisi yang lebih positif . sikap dan perilaku ini mungkin penting tidak hanya dalam mendapatkan pernikahan , tetapi juga hidup bahagia dalam hubungan yang abadi di luar dari perkawinan .
Kebanyakan dari kita akan menikah suatu hari. Namun, pada waktu tertentu di Amerika Serikat, jutaan orang dewasa hidup menjauh dari hubungan perkawinan. Jadi, sebelum mengalihkan perhatian kita terhadap pernikahan, mari kita periksa beberapa mitos tentang orang dewasa yang tidak memiliki pasangan dan menjelajahi beberapa penelitian yang berkaitan dengan orang-orang yang hidupnya berjauhan dengan pernikahan .
Jalur Menikah
Orang dewasa yang masih lajang adalah kelompok heterogen
Memiliki stereotip yang tidak menyenangkan tentang orang dewasa yang masih lajang
Laki-laki yang belum menikah = beresiko memiliki masalah
  Perempuan yang telah menikah = lebih tertekan
Tidak Pernah Menikah
Ketika pernikahan adalah satu-satunya jalan hidup yang dapat diterima, wanita tidak yang pernah menikah secara khusus digambarkan dalam istilah yang paling menguntungkan dan dicap sebagai "perawan tua”.
Barbara Simon (1987) menemukan 76 persen sampel nya mengatakan mereka memilih gaya hidup “tidak menikah” karena kebebasan.
Karen Seccombe dan Masako Ishii-Kuntz (1994) berfokus pada kehidupan sosial orang di atas usia 35 yang dilaporkan tidak pernah menikah dalam Survei Nasional Keluarga dan Rumah Tangga akan permanen melajang.
Pasangan Homoseksual
Sebelum akhir 1960-an, banyak orang Amerika mengatakan mereka tidak pernah bertemu seorang
Sekarang homoseksual adalah kehadiran yang nyata di media.
Dalam survei NORC tentang seksualitas, para peneliti mempertanyakan menghukum homoseksualitas sebagai sesuatu yang salah.
Sepanjang hidupnya, gay dan lesbian harus lebih hati-hati merencanakan atau mengatur lingkungan sosial mereka.
Status minoritas mereka dan tembus pandang yang lebih besar berarti gay dan lesbian memiliki lebih banyak kesulitan dalam menemukan pasangan homo/lesbi.
Survei NORC tentang seksualitas, pria dan wanita yang dilaporkan menjadi gay atau biseksual notabene adalah lulusan perguruan tinggi atau memiliki gelar sarjana (Michael et al., 1994).
Indikator Demografis
Umur : semakin muda pasangan,semakin tidak stabil suatu pernikahan.Pasangan-pasangan yang masih muda akan lebih mudah untuk bercerai
Pendidikan dan status sosioeknomi : Status sosioekonomi yang tinggi adalah suatu prediktor stabilitas untuk pria biasanya.
Ras: Ada bukti-bukti yang menunjukkan bahwa suku Afrika Amerika lebih cenderung mengalami pernikahan yang tidak bahagia atau bercerai daripada etnik yang lain
Hubungan Sebelumnya
Keluarga atau pengalaman mula-mula : ada dukungan yang menunjukkan bahwa orang-orang yang berasal dari keluarga yang bercerai lebih cenderung untuk bercerai
Pengalaman pribadi : orang-orang yang pernah bercerai atau apapun itu lebih cenderung untuk bercerai.
Ada 4 ciri-ciri dari pasangan yang tidak bahagia :
Pasangan yang tidak bahagia kurang berbagi perasaan.Pribadi-pribadi yang mendapatkan pernikahan yang bahagia berbagi perasaan pribadi mereka dengan lebih bebas.
Pasangan yang tidak bahagia bertunangan dalam interaksi yang negatif.Pasangan yang bahagia lebih sering menerima,setuju,dan menggunakan candaan ketika mereka berinteraksi.
Pasangan yang tidak bahagia susah merasakan perasaan mencintai.Pasangan yang tidak bahagia kurang sensitif satu sama lain secara emosional.
Pasangan yang tidak bahagia memiliki gaya pesimistik yang sulit dijelaskan.”Benar,dia membawakan saya bunga,tetapi itu hanya karena dia ingin terlihat baik di depan temannya”.
MENGAPA TERJADI?
Wanita bekerja
Gaya hidup
Perubahan peran gender
Self-fulfilment
Biaya perceraian murah
California Divorce Project, sebuah studi longitudinal tentang pasangan yang telah bercerai di pertengahan 1980-an, mengungkapkan bahwa alasan perceraian yang paling banyak adalah tidak terpenuhinya kebutuhan emosional, perbedaan tujuan, kebosanan, perbedaan lifestyle, dan yang utama adalah karena menitikberatkan kebutuhan pribadi (Gigy dan Kelly, 1992; Hopper, 1993).
Banyak survey yang menunjukkan bahwa orang yang telah bercerai mempunayi self-esteem yang rendah (Kitson dan Morgan, 1990).
Pola Stress dan Adaptasi
No Fault Divorce Laws
Sebelum1970 = harus membuktikan pasangan bersalah
1970 = California = No Fault Divorce
Terjadi peningkatan perceraian
Divorce mediation

Yudisium mahasiwa UNPRI pada tgl 18 september 2016

Acara pelepasan wisudawan dan wisudawati psikologi S1 angkatan ke 5 Yudisium mahasiwa Unpri jurusan psikologi, kegiatan ini juga akan ...