LOVE, MARRIAGE AND
INTIMATE RELATIONSHIP
PERUBAHAN
KONTEKS
PACARAN DAN PERNIKAHAN
PACARAN DAN PERNIKAHAN
Pada tahun 1950an para ibu sangat khawatir jika anak mereka belum menikah.
Pernikahan lebih dari sekedar ikatan yang kuat dan sulit diubah. Hampir semua orang amerika percaya bahwa pasangan dengan pernikahan yang tidak bahagia memiliki kewajiban moral untuk tetap bersama sampai anak-anak mereka dewasa.
Para anak korban perceraian dipandang rendah.
Namun para anak yang disebut anak haram lebih lagi dipandang rendah. Jika seorang wanita hamil, dia harus menikah atau memberikan anaknya untuk diadopsi.
Penolakan terhadap Pernikahan
Saat ini waktu untuk berpacaran telah diperpanjang. Sikap terhadap ikatan pernikahan berubah total.
daripada bertahan dalam pernikahan yang tidak bahagia, para pasangan lebih disarankan untuk meninggalkan bila tidak ada perasaan lagi terhadap pasangannya.
Dua per tiga para dewasa muda berakhir pada perceraian.
Sepertiga bayi Amerika dilahirkan oleh wanita tak bersuami, bahkan menikah menjadi lebih tidak penting dalam kehidupan orang dewasa.
Sikap
terhadap pernikahan
berangsur menjadi lebih bebas selama awal abad ke 20.
Pergerakan wanita, emansipasi
menekankan kebebasan dari batasan dan peraturan.
Revolusi ini mengakibatkan perubahan, yaitu penolakan terhadap pernikahan dan munculnya bentuk keluarga
yang baru.
Pergerakan wanita dengan penegasan wanita sebagai pencari nafkah dan kebutuhan untuk mempunyai karir, membuat semakin banyak wanita memilih untuk hidup seorang diri.
Pria
dan wanita tidak lagi membutuhkan
pernikahan untuk memenuhi nafsu dasar mereka.
Tekanan sosial yang menentang perceraian dan ibu yang membesarkan anaknya seorang diri menjadi semakin lemah.
Dalam perubahan ini, banyak ahli merasa hal ini membuat pergeseran nilai dari pentingnya tanggung jawab dan kewajiban menjadi pengagungan ekspresi diri.
masyarakat dipenuhi dengan remaja yang bebas, adanya pemberontakan, dan melakukan kepentingan pribadi terlihat sebagai kunci menuju kebahagiaan selama kehidupan dewasa.
Pernikahan menjadi sebuah pilihan bebas pilih dan bergantung pada perasaan tertentu.
Bangkitnya kohabitasi
Orang-orang masih peduli tentang memiliki hubungan berkomitmen.
Penolakan dalam pernikahan
disertai dengan peningkatan dramatis dalam kehidupan bersama sebagai suami istri, hidup bersama tanpa pernikahan.
Di usia 30an tahun hampir setengah dari semua orang amerika dilaporkan
telah tinggal bersama seseorang.
Pada kenyataannya, kohabitasi
mungkin pengganti sebagian dari pernikahan
untuk dewasa muda.
Bila
kita berasumsi bahwa perhitungan laju kohabitasi sebagai salah satu jenis pernikahan, maka penolakan akan pernikahan
mengalami penurunan drastis
MENYELEKSI PASANGAN
Bernard Murstein (1980), dalam teorinya menyebutkan dalam menyeleksi pasangan dibagi dalam beberapa fase. Selama fase stimulus, kita membuat penilaian apakan ini menjadi pilihan yang baik untuk saya?
Penilaian didasarkan pada tanda-tanda dasar, seperti penampilan atau gaya berpakaian seseorang.
Agama,
etnis, dan perkawinan
Dalam masyarakat yang multikultural ini, ada banyak agama dan etnis daripada masa lalu.
Pernikahan antara kulit putih dan ras/etnis minoritas yaitu afrika-amerika, asia-amerika, Hispanik amerika, dan penduduk asli amerika masih belum diterima masyarakat luas.
Perkawinan campuran kulit putih Afrika-Amerika, masih merupakan jenis yang paling langka dari perkawinan campuran Amerika-Serikat. Pada tahun 1989, hanya 4 persen dari perkawinan AS terlibat Afrika-Amerika campura kulit putih. Salah satu alasannya adalah bahwa prasangka terhadap pernikahan antar ras sangat kuat.
Faktor yang berkontribusi mungkin bahwa untuk Amerika-Afrika khususnya dalam beberapa dekade terakhir tingkat perkawinan menurun drastis.
Jenis kelamin dan seleksi pasangan
Dalam rangka untuk memiliki keturunan yang layak, laki-laki secara biologis diprogram untuk memilih untuk memiliki kualitas seperti tampil muda, kuat, dan kesehatan. Karena mereka membutuhkan perlindungan ketika merawat keturunan mereka, perempuan secara genetik cenderung untuk memilih pasangan yang kuat dan dominan.
Catatan
pernikahan di dua negara bagian selatan pada aktir tahun 1960an dan dekade
selanjutnya, Robert Schoen dan John Wooldredge (1989) memnemukan bahwa dikedua
tahun wanita memang cenderung menikahi yang lebih tua dari pada laki-laki yang
lebih berpendidikan.
BAGAIMANA HUBUNGAN BERKEMBANG
Perubahan dalam
pasangan
Suatu
kelompok peneliti mengidentifikasi hubungan berkembang dalam 3 pola : lambat,
jalan berbatu, jalan yang berkembang dengen cepat pada momentum pertama dan
kemudian hilang dan kenaikan bertahap terhadap komitmen.
Perubahan jaringan sosial
Ketika Robert Milardo, Michael Johnson, dan Ted Huston (1983)
meminta pasangan kencan untuk melaporkan waktu yang mereka habiskan dengan
orang lain, mereka menemukan bahwa ketika hubungan menjadi lebih serius, subyek
berinteraksi dengan sedikit orang dan menghabiskan sedikit waktu dengan orang
lain.
Gagasan bahwa pasangan baru menarik diri dari dunia luar ternyata menjadi terlalu sederhana. Surra menemukan bahwa orang-orang menarik diri dari kenalan dan teman, tapi tidak dari keluarga dan sahabat terdekat mereka. Bahkan ketika pasangan sedang mempertimbangkan pernikahan, mereka meningkatkan kontak mereka karena setiap orang ingin membuat jaringan mitra sosial.
Cinta
adalah kombinasi dari gairah , rasa kagum , dan peduli. Di sini terdapat tiga
upaya oleh psikolog untuk menguak dan menjelaskan arti cinta secara ilmiah.
A.Teori cinta bergairah vs cinta keterekatan
Elaine
Hatfield mengemukakan ada 2 jenis cinta :
a.Cinta yang penuh gairah.
9Cinta
yang penuh gairah adalah keadaan untuk bersama dengan orang lain dalam jangka
waktu panjang, yang diikuti dengan pemenuhan nafsu dan rasa bahagia yang
berlebihan.
Cinta
yang penuh gairah meliputi memikirkan seseorang secara terus-menerus dan
mengatur semua kegiatan di setiap kesempatan untuk bertemu dengan orang yang
dicintainya. Namun, intinya adalah perasaan, sensasi yang sebenarnya didapat
dari rangsangan seksual.
b.Cinta keterikatan
9Kasih sayang yang kita rasakan dengan orang yang menjalin hidup dengan kita. Cinta keterikatan melibatkan seseorang untuk mengenal orang lain, memahami bagaimana dia berpikir, merasa dan berperilaku.
§Jenis cinta ini menawarkan kehangatan, keamanan dan rasa dicintai dan diterima apa adanya
B.Teori Segitiga Cinta Sternberg
Robert sternberg,
membagi cinta menjadi tiga komponen :
üGairah
üKeintiman
üKomitmen
/ keputusan
Komponen gairah dalam teori sternberg ini mirip dengan gairah
cinta hatfield :
» keinginan yang kuat
yang memiliki gairah seksual sebagai dasarnya.
» Keintiman mengacu pada
perasaan yang hatfield kemukakan dalam cinta keterikatan: benar-benar mengenal
seseorang, dapat saling pengertian, memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan
pasangannya, bisa bergantung pada orang tersebut.
» Keputusan / komitmen
juga berhubungan dengan cinta keterikatan: melakukan pernikahan dan membuat
keputusan bahwa “dialah orangnya”
Gambar diatas menunjukkan hubungan yang berbeda yang berasal dari penggabungan antara gairah , keintiman , dan komitmen.
üGairah tanpa keintiman dan komitmen menggambarkan obsesi (tergila-gila)
üKeintiman
tanpa gairah atau komitmen menggambarkan keinginan, kehangatan, perasaan
aseksual dalam kedekatan kita dengan sahabat.
ü
Keputusan / komitmen tanpa gairah atau keintiman melambangkan apa yang disebut
"pernikahan kosong".
üGairah
dikombinasikan dengan keintiman mendefinisikan cinta romantis.
Di
sisi lain dari segitiga, kita menemukan keintiman dan komitmen tanpa gairah:
cinta persahabatan. Lalu gairah dengan komitmen tanpa keintiman akan menghasilkan
Fateous love.
üDi pusat segitiga adalah hubungan yang
ideal atau cinta yang sempurna, yang merupakan kombinasi antara ketiga komponen.
vMengapa cinta sempurna begitu langka?
9Sternberg
percaya bahwa
keintiman cenderung
meningkat karena
orang saling
mengenal satu
sama lain, kemudian
tumbuh secara
lambat, dan
akhirnya hilang.
Sayangnya, ketika
kita kenal
orang lain dengan
sangat baik
, orang yang kita
cintai menjadi
terlalu mudah
ditebak (membosankan),
dan beberapa
menjadi kurang
intim setelah
waktu berlalu.
Menurut sternberg , gairah berkembang pesat dan kemudian menurun
tajam karena esensi dari cinta ini adalah sesuatu yang baru. Seperti kecanduan,
sekali objek keinginan kita menjadi akrab, kebiasaan pun muncul. Dengan adanya
prediksi, kita kehilangan gairah dengan sesuatu karena hal tersebut tidak lagi
merangsang, dan membangkitkan gairah.
Jalan berkomitmen bervariasi, tergantung pada suksesnya pasangan
untuk mempertahankan keintiman dan gairah. Jika hubungan berhasil, keputusan
meningkat secara bertahap, kemudian menjadi cepat, dan stabil. Jika hubungan
terputus-putus dan gagal, penurunan komitmen kembali ke nol dimana pasangan
akan mengakhiri hubungannya.
Teori ini menekankan
bahwa hubungan itu dinamis. Jadi, menurut Sternberg, jika hidup bahagia selamanya bisa terjadi, itu tergantung pada bagaimana mengetahui cinta dapat berubah seiring waktunya. Pasangan yang mengharapkan gairah itu abadi atau keintiman
yang tidak pernah berakhir diakhiri dengan kekecewaan. Semakin kita bisa menentukan
dan memahami fase cinta dan waktunya, semakin kita bisa memiliki hubungan
yang awet.
Sternberg
percaya adanya daya lain, seperti kurangnya pengetahuan, menjelaskan
kenapa pasangan putus. Sternberg percaya bahwa penyebab utama kesalahpahaman dalam pranikah (dan perkawinan) adalah bahwa pasangan memiliki penyesuaian
segitiga cinta yang
buruk. Jika perasaan seorang pria tentang kekasihnya adalah gairah belaka, sedangkan segitiga cinta pasangannya
merujuk ke arah keintiman, mereka akan bertentangan, karena mereka memiliki prioritas
yang berbeda tentang cinta.
Cinta sebagai Ikatan
Daripada mengkategorikan cinta, Cindy
Hazan dan Shaver Philip (1987) mengkategorikan orang, sehingga teori ini
berfokus pada perbedaan individu dalam kemampuan untuk mencintai. Hazan dan
Shaver percaya cinta orang dewasa mirip dengan respon ikatan seorang anak
dengan orang yang menjaganya pada awal kelahirannya.
Dalam studi klasik keterikatan yang
dilakukan oleh Mary Ainsworth dan rekan-rekannya, bayi dan ibu sedang bermain,
dan ibu meninggalkan ruangan. Bayi terlihat
menjerit dengan sedih dan kemudian merespon dengan sukacita sewaktu ibunya
kembali. Namun ketika bayi memiliki ikatan yang tidak
aman, mereka mungkin juga menghindari ibu atau bereaksi dengan kecemasan dan
bimbang ketika dia memasuki ruangan.
Didalam kalangan mahasiswa,
Katherine Carnelley dan Ronnie
Jan-off Bulman (1992) membedakan dua jenis perasaan: optimisme tentang pernikahan dan keyakinan seseorang untuk mendapatkan hubungan
yang sukses. Siswa yang orang
tuanya telah bercerai kurang berharap tentang memiliki pernikahan
kedepannya. Namun, optimisme tentang hubungan romantis jauh lebih terkait dengan pengalaman
pribadi seseorang,
apakah seseorang telah berhasil atau gagal dalam percintaan
sebelumnya. dengan kata lain, bukan apa yang telah terjadi di masa kecil kita, apa yang telah terjadi pada kita adalah daya penting untuk membentuk sikap keterikatan
kita. Hubungan cinta yang
sukses membantu sebuah ikatan untuk berkembang. Percintaan yang gagal
membuat kita lebih waspada dan tak percaya untuk menemukan cinta yang berikutnya.
Komitmen dan keterikatan dalam aksi
Kita mungki membayangkan orang-orang
yang memiliki ikatan (atau optimis tentang cinta) , masuk ke dalam hubungan dengan satu set mental tertentu . Mereka mungkin lolos dari kritik atau tanda-tanda penolakan sementara atau lolos dan melihat ekspresi cinta sebagai sesuatu
yang abadi , permanen ,
dan global. Dengan kata lain
, orang-orang ini mungkin memiliki penjelasan
yang optimis dalam kaitannya dengan percintaan
Frank Fincham dan rekan-rekannya meminta pasangan kencan untuk menuliskan
pikiran mereka tentang hubungan mereka , mencari perbedaan dalam sebuah penjelasan. Apakah orang tersebut menggambarkan alasan untuk berada bersama dalam hal eksternal maupun internal ? " Dia hanya menyukai saya untuk uang saya , bukan untuk diriku sendiri . " " ketika pasangan saya bilang dia mencintaiku , apakah dia menginginkan sesuatu ,
' atau ia mengungkapkan bagaimana perasaan dia sebenarnya?
" tidak hanya deskripsi ini berhubungan
dengan kebahagiaan
saat ini , tetapi juga diprediksi
siapa yang tetap
ingin menjalin sebuah hubungan . Orang yang memiliki penjelasan yang optimis lebih cenderung ingin bersama dengan mitra mereka di tiga bulan kedepannya
( Fletcher , Fincham , Cramer , dan Heron , 1987) .
Penelitian ini adalah penelitian yang dirancang untuk menjelaskan
bagaimana sebuah keterikatan itu diungkapkan
. bagaimana pasangan berkomitmen untuk satu sama lain ? peneliti menemukan bahwa pasangan yang berkomitmen menggunakan berbagai strategi untuk menjaga hubungan mereka . Mereka mendiskusikan masalah , berkompromi
, atau menunggu
agar masalah menjadi lebih baik ketika mereka memiliki konflik ( Metts dan Cupach ,
1990 ) . Mereka setuju pada aturan tentang penanganan
perselisihan , seperti bersikap rasional di depan umum dan mendengarkan sudut pandang orang lain ( Honeycutt , Woods , dan Fontenot , 1993) . mereka berhati-hati untuk menunjukkan kasih sayang mereka dan secara teratur memberitahu
orang lain tentang hubungan mereka (
Guerrero , Eloy , dan Wabnik , 1993 ) . seperti
yang kita lihat sebelumnya , mereka juga dapat melihat persaingan dalam sisi yang lebih positif . sikap dan perilaku ini mungkin penting tidak hanya dalam mendapatkan pernikahan
, tetapi juga hidup bahagia dalam hubungan yang abadi di luar dari perkawinan .
Kebanyakan dari kita akan menikah suatu hari. Namun, pada waktu tertentu di Amerika Serikat, jutaan orang dewasa hidup menjauh dari hubungan perkawinan. Jadi, sebelum mengalihkan perhatian kita terhadap pernikahan,
mari kita periksa beberapa mitos tentang orang dewasa
yang tidak memiliki pasangan dan menjelajahi
beberapa penelitian
yang berkaitan dengan orang-orang yang hidupnya berjauhan dengan pernikahan .
Jalur Menikah
Orang dewasa yang masih lajang adalah kelompok heterogen
Memiliki stereotip yang tidak menyenangkan tentang orang
dewasa yang masih lajang
Laki-laki yang
belum menikah = beresiko memiliki masalah
Perempuan yang telah menikah = lebih tertekan
Tidak Pernah Menikah
Ketika pernikahan adalah
satu-satunya jalan hidup yang dapat diterima, wanita tidak yang pernah menikah
secara khusus digambarkan dalam istilah yang paling menguntungkan dan dicap
sebagai "perawan tua”.
Barbara
Simon (1987) menemukan 76 persen sampel nya mengatakan mereka memilih gaya
hidup “tidak menikah” karena kebebasan.
Karen Seccombe dan Masako
Ishii-Kuntz (1994) berfokus pada kehidupan sosial orang di atas usia 35 yang
dilaporkan tidak pernah menikah dalam Survei Nasional Keluarga dan Rumah Tangga akan permanen melajang.
Pasangan Homoseksual
Sebelum akhir 1960-an,
banyak orang Amerika mengatakan mereka tidak pernah bertemu seorang
Sekarang homoseksual adalah kehadiran yang nyata di media.
Dalam survei NORC tentang seksualitas, para peneliti mempertanyakan menghukum homoseksualitas sebagai sesuatu
yang salah.
Sepanjang hidupnya, gay dan lesbian harus lebih hati-hati merencanakan
atau mengatur
lingkungan sosial mereka.
Status minoritas mereka dan
tembus pandang yang lebih besar berarti gay dan lesbian memiliki lebih banyak
kesulitan dalam menemukan pasangan homo/lesbi.
Survei NORC tentang seksualitas, pria dan
wanita yang dilaporkan menjadi gay atau biseksual notabene adalah
lulusan perguruan tinggi atau memiliki gelar sarjana (Michael et al., 1994).
Indikator Demografis
Umur
: semakin muda pasangan,semakin tidak stabil suatu pernikahan.Pasangan-pasangan
yang masih muda akan lebih mudah untuk bercerai
Pendidikan
dan status sosioeknomi : Status sosioekonomi yang tinggi adalah suatu prediktor
stabilitas untuk pria biasanya.
Ras:
Ada bukti-bukti yang menunjukkan bahwa suku Afrika Amerika lebih cenderung
mengalami pernikahan yang tidak bahagia atau bercerai daripada etnik yang lain
Hubungan Sebelumnya
Keluarga atau
pengalaman mula-mula : ada dukungan yang menunjukkan bahwa orang-orang yang
berasal dari keluarga yang bercerai lebih cenderung untuk bercerai
Pengalaman pribadi :
orang-orang yang pernah bercerai atau apapun itu lebih cenderung untuk
bercerai.
Ada 4 ciri-ciri dari pasangan yang tidak bahagia :
Pasangan yang tidak bahagia kurang berbagi perasaan.Pribadi-pribadi yang
mendapatkan pernikahan yang bahagia berbagi perasaan pribadi mereka dengan
lebih bebas.
Pasangan yang tidak bahagia bertunangan dalam interaksi yang
negatif.Pasangan yang bahagia lebih sering menerima,setuju,dan menggunakan
candaan ketika mereka berinteraksi.
Pasangan yang tidak
bahagia susah merasakan perasaan mencintai.Pasangan yang tidak bahagia kurang
sensitif satu sama lain secara emosional.
Pasangan yang tidak
bahagia memiliki gaya pesimistik yang sulit dijelaskan.”Benar,dia membawakan
saya bunga,tetapi itu hanya karena dia ingin terlihat baik di depan temannya”.
MENGAPA TERJADI?
Wanita
bekerja
Gaya hidup
Perubahan
peran gender
Self-fulfilment
Biaya
perceraian murah
California Divorce Project, sebuah studi
longitudinal tentang pasangan yang telah bercerai di pertengahan 1980-an,
mengungkapkan bahwa alasan perceraian yang paling banyak adalah tidak
terpenuhinya kebutuhan emosional, perbedaan tujuan, kebosanan, perbedaan
lifestyle, dan yang utama adalah karena menitikberatkan kebutuhan pribadi (Gigy
dan Kelly, 1992; Hopper, 1993).
Banyak survey yang
menunjukkan bahwa orang yang telah bercerai mempunayi self-esteem yang rendah
(Kitson dan Morgan, 1990).
Pola Stress dan Adaptasi
No Fault
Divorce Laws
Sebelum1970
= harus membuktikan pasangan bersalah
1970 =
California = No Fault Divorce
Terjadi
peningkatan perceraian
Divorce mediation