Anak Berbakat
Pengertian
bakat
Banyak
istilah yang muncul dari berbagai ahli tentang anak-anak berbakat, diantaranya,
Buris, 1962 menyebut gifted, highly talented, creative, superior, talented, the
able, the academically talented dan sebagainya. Atau Lewis M. Terman menyebut bright,
and genius. Dinegara kita istilah ini terkenal dengan berbakat, dan kata dasarnya
adalah bakat. Biasanya seseorang disebut punya bakat apabila orang tersebut
menghasilkan karya, keterampilan, kemampuan, kapasitas dan sebagainya. Bakat
(aptitude) diartikan sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potensial
ability)yang masih perlu dikembangkan atau dilatih. Kemampuan (ability) adalah
daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan
latihan.
Kemampuan
menunjukan bahwa suatu tindakan yang dapat di laksanakan sekarang, sedangkan
bakat memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat di lakukan di
masa yang akan datang. Kapasitas diartikan kemampuan yang dapat di kembangkan sepenuhnya
dimasa mendatang apabila kondisi latihan dilakukan secara optimal. Pada
hakikatnya bakat, kemampuan, kapasitas perlu dikembangkan dan dilatih agar
menghasilkan sesuatu yang diharapkan termasuk anak berbakat kalau tidak dilatih,
dididik, diajar dan dikembangkan, di beri pengalaman dan dorongan
tidak mungkin berhasil optimal.
1. Pengertian
Secara umum
anak berbakat diartikan sebagai anak yang memiliki tingkatan IQ tinggi dan
memiliki keterampilan tertentu.
Beberapa
istilah terkait anak berbakat (Gifted child)
Banyak
istilah keberbakatan (anak berbakat) yang digunakan di psikologi seperti gifted, talented,genius dan prodigy ternyata
tidak memiliki satu definisi atau batasan yang sama.
Istilah gifted ditujukan
untuk orang, anak didik atau siswa yang memiliki kemampuan akademis (secara
umum) yang tinggi, yang ditandai dengan didapatkannya skor IQ yang tinggi pada
pengerjaan tes kecerdasan/intelegensi .
Talented
adalah
kebalikannya, ditujukan untuk orang yang memiliki kemampuan unggul dalam bidang
akademis yang khusus (seperti matematika, bahasa), juga bidang seni, musik, dan
drama. Jadi kalau gifted itu ditujukan untuk kemampuan
akademis secara umum, sedangkan talented ditujukan untuk dua
kemampuan unggul:
·
Bidang
akademis khusus
·
Bidang
non-akademis
Ø Contoh orang yang talented bisa
diwakili oleh Bung Karno yang sangat jago dalam berpidato dan jago menguasai
massa. Presiden Soekarno dapat berpidato berjam-jam tanpa jeda dan tanpa teks,
dan anehnya pendengarnya tidak jenuh-jenuh dan tetap serius mendengarkan
beliau.
Genius merujuk pada individu yang
telah menampilkan kemampuan tingkat tinggi yang luar biasa pada prestasi
bermakna, sedangkan gifted adalah secara umum merujuk pada mereka
yang menampilkan tanda-tanda atau indikasi kemampuan superior. Jadi,
seorang gifted belum tentu orang yang jenius, sebab gifted belum
tentu memberikan kontribusi unik pada lingkungannya dalam kurun tertentu,
tetapi orang jenius sudah pasti seorang gifted. Contoh orang jenius
bisa diwakili oleh Bapak B.J. Habibie yang banyak memberikan kontribusi
yang mengagumkan dalam bidang teknologi penerbangan di Indonesia dan dunia,
juga berkontribusi atas perkembangan demokrasi di Indonesia.
Istilah prodigy (anak
ajaib) merujuk pada anak yang mampu berprestasi secara menakjubkan dalam bidang
keterampilan tertentu seperti matematika, catur dan musik. Jadi prodigy ini
boleh dibilang sama dengan talented menurut pengertian di
atas. Contoh orang seperti ini barangkali bisa diwakili oleh Utut Adianto, seorang pecatur yang sering
dianggap sebagai yang terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Ia adalah
Grandmaster (GM) Indonesia berperingkat tertinggi di dunia saat ini. Saat
meraih gelar grand master, ia adalah pecatur Indonesia termuda yang berhasil
mencapai prestasi ini, yaitu pada usia 21 tahun
Ø Menurut
definisi yang dikemukakan Joseph Renzulli (1978), anak berbakat memiliki
pengertian : “Anak berbakat merupakan satu interaksi diantara tiga sifat dasar
manusia yang menyatu
dalam ikatan terdiri
dari kemampuan umum dengan tingkatnya di atas kemampuan rata- rata, komitmen
yang tinggi terhadap tugas dan kreativitas yang tinggi.
Joseph Renzulli menyebutkan, seorang anak dapat
disebut sebagai anak berbakat jika memenuhi persyaratan sbb :
1. High Potential Ability (Kecerdasan Tinggi) Standard yang
ditetapkan untuk anak berbakat oleh Diknas tahun 2003 adalah 140 . Kalau hasil
tes menunjukkan IQ anak mencapai 140 ke atas, maka anak itu otomatis disebut
gifted child. Tetapi kemudian muncul pembagian tertentu untuk anak berbakat
dilihat dari IQnya. Keberbakatan ringan (IQ 115 – 129), keberbakatan sedang (IQ
130 – 144), keberbakatan tinggi (IQ 145 ke atas).
2. Task Commitment adalah sejauh mana tanggung jawab dalam meyelesaikan
tugas. Tidak hanya tugas dari sekolah tapi juga tugas di rumah. Task commitment
dapat diukur melalui tes tertentu yang hanya boleh dilakukan oleh psikolog.
Task commitment ini mencakup tanggung jawab, motivasi, keuletan, kepercayaan
diri, memiliki tujuan yang jelas sebelum melakukan sesuatu dan kemandirian.
3. Kreativitas bisa diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan
hal-hal baru atau kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru dari yang
sudah ada. Kreativitas dapat dinilai dari 4 hal, produk, pribadi, proses dan
pencetus / penghambat. Suatu produk dikatakan kreatif kalau produk itu baru,
berbeda dari yang sudah ada, lebih baik dari yang lain dan tentu saja berguna.
Sifat pribadi kreatif yang lain adalah terbuka pada hal-hal baru, punya rasa
ingin tahu yang besar,
ulet, mandiri, berani mengambil resiko, berani tampil beda, percaya diri dan
humoris.
Ø Anak berbakat
ialah anak yang memiliki kecakapan dalam mengembangkan gabungan ketiga sifat
ini dan mengaplikasikan dalam setiap tindakan yang bernilai. Anak-anak yang
mampu mewujudkan ketiga sifat itu
memperoleh kesempatan pendidikan yang luas dan pelayanan yang berbeda
dengan program-program pengajaran yang reguler (Swassing, 1985).
Ø Pengertian lain
menyebutkan bahwa anak gifted adalah anak yang mempunyai potensi unggul di atas
potensi yang dimiliki oleh anak-anak normal. Para ahli dalam bidang anak-anak
gifted memiliki pandangan sama ialah keunggulan lebih bersifat bawaan dari pada
manipulasi lingkungan sesudah anak dilahirkan.
2. Karakteristik
Anak Berbakat Istimewa (GIFTED CHILD)
Anak-anak
berbakat istimewa secara alami memiliki karakteristik yang khas yang
membedakannya dengan anak-anak normal. Karakteristik ini mencakup beberapa
domain penting, seperti domain intelektual-koginitif, domain persepsi-emosi,
domain motivasi dan nilai-nilai hidup, domain aktifitas, serta domain relasi
sosial. Beberapa karakteristik yang paling sering diidentifikasi terdapat pada
anak berbakat istimewa pada masing-masing domain diatas. Namun demikian perlu
dicatat bahwa tidak semua anak-anak berbakat istimewa (gifted) selalu
menunjukkan atau memiliki semua karakteristik yang disebutkan di dalam daftar
ini.
Karakteristik
Intelektual-Kognitif
1. Menunjukkan
atau memiliki ide-ide yang orisinal, gagasan-gagasan yang tidak lazim,
pikiran-pikiran kreatif.
2. Mampu
menghubungkan ide-ide yang nampak tidak berkaitan menjadi suatu konsep yang
utuh.
3. Menunjukkan
kemampuan bernalar yang sangat tinggi.
4. Mampu
menggeneralisir suatu masalah yang rumit menjadi suatu hal yang sederhana dan
mudah dipahami.
5. Memiliki
kecepatan yang sangat tinggi dalam memecahkan masalah.
6. Menunjukkan
daya imajinasi yang luar bisa.
7. Memiliki
perbendaharaan kosakata yang sangat kaya dan mampu mengartikulasikannya dengan
baik.
8. Biasanya fasih dalam berkomunikasi lisan, senang bermain
atau merangkai kata-kata.
9. Sangat cepat
dalam memahami pembicaraan atau pelajaran yang diberikan.
10. Memiliki daya
ingat jangka panjang (long term memory) yang kuat.
11. Mampu menangkap
ide-ide abstrak dalam konsep matematika dan/atau sains.
12. Memiliki
kemampuan membaca yang sangat cepat.
13. Banyak gagasan
dan mampu menginspirasi orang lain.
14. Memikirkan
sesuatu secara kompleks, abstrak, dan dalam.
15. Mampu
memikirkan tentang beragam gagasan atau persoalan dalam waktu yang bersamaan
dan cepat mengaitkan satu dengan yang lainnya.
Karakteristik Persepsi dan Emosi
1. Sangat peka perasaannya.
2. Menunjukkan
gaya bercanda atau humor yang tidak lazim (sinis, tepat sasaran dalam
menertawakan sesuatu hal tapi tanpa terasa dapat menyakiti perasaan orang
lain).
3. Sangat
perseptif dengan beragam bentuk emosi orang lain (peka dengan sesuatu yang
tidak dirasakan oleh orang-orang lain).
4. Memiliki
perasaan yang dalam atas sesuatu.
5. Peka dengan
adanya perubahan kecil dalam lingkungan sekitar (suara, aroma, cahaya).
6. Pada umumnya
introvert.
7. Memandang suatu
persoalan dari berbagai macam sudut pandang.
8. Sangat terbuka
dengan pengalaman atau hal-hal baru.
9. Alaminya
memiliki ketulusan hati yang lebih dalam dibanding anak lain.
Karakteristik Motivasi dan Nilai-Nilai Hidup
1. Menuntut
kesempurnaan dalam melakukan sesuatu (perfectionistic).
2. Memiliki dan menetapkan
standar yang sangat tinggi bagi diri sendiri dan orang lain.
3. Memiliki rasa
ingin tahu dan kepenasaran yang sangat tinggi.
4. Sangat mandiri,
sering merasa tidak perlu bantuan orang lain, tidak terpengaruh oleh hadiah
atau pujian dari luar untuk melakukan sesuatu (self driven).
5. Selalu berusaha
mencari kebenaran, mempertanyakan dogma, mencari makna hidup.
6. Melakukan
sesuatu atas dasar nilai-nilai filsafat yang seringkali sulit dipahami orang
lain.
7. Senang
menghadapi tantangan, pengambil risiko, menunjukkan perilaku yang dianggap
“nyerempet-nyerempet bahaya” .
8. Sangat peduli
dengan moralitas dan nilai-nilai keadilan, kejujuran, integritas.
9. Memiliki minat
yang beragam dan terentang luas.
Karakteristik
Aktifitas
1. Punya energi
yang seolah tak pernah habis, selalu aktif beraktifitas dari satu hal ke hal
lain tanpa terlihat lelah.
2. Sulit memulai
tidur tapi cepat terbangun, waktu tidur yang lebih sedikit dibanding anak
normal.
3. Sangat waspada.
4. Rentang
perhatian yang panjang, mampu berkonsentrasi pada satu persoalan dalam waktu
yang sangat lama.
5. Tekun, gigih,
pantang menyerah.
6. Cepat bosan
dengan situasi rutin, pikiran yang tidak pernah diam, selalu memunculkan
hal-hal baru untuk dilakukan.
7. Spontanitas
yang tinggi.
Karakteristik
Relasi Sosial
1. Umumnya senang
mempertanyakan atau menggugat sesuatu yang telah mapan.
2. Sulit melakukan
kompromi dengan pendapat umum.
3. Merasa diri
berbeda, lebih maju dibanding orang lain, merasa sendirian dalam berpikir atau
pada saat merasakan suatu bentuk emosi.
4. Sangat mudah
jatuh iba, empatik, senang membantu.
5. Lebih senang
dan merasa nyaman untuk berteman atau berdiskusi dengan orang-orang yang
usianya jauh lebih tua.
3. Identifikasi Anak Berbakat
Sejak usia dini
sudah dapat dilihat adanya kemungkinan anak memiliki bakat yang istimewa.
Sebagai contoh ada anak yang baru berumur 2 tahun tetapi lebih suka memilih
alat-alat mainan untuk anak berumur 6-7 tahun; atau anak 3 tiga tahun tetapi
sudah mampu membaca buku-buku yang diperuntukkan bagi anak usia 7-8 tahun.
Mereka akan sangat senang jika mendapat pelayanan seperti yang mereka harapkan.
Anak yang
memiliki bakat istimewa sering kali memiliki tahap perkembangan yang tidak
serentak. Ia dapat hidup dalam berbagai usia perkembangan, misalnya: anak
berusia tiga tahun, kalau sedang bermain seperti anak seusianya, tetapi kalau
membaca seperti anak berusia 10 tahun, kalau mengerjakan matematika seperti
anak usia 12 tahun, dan kalau berbicara seperti anak berusia lima tahun. Yang
perlu dipahami adalah bahwa anak berbakat umumnya tidak hanya belajar lebih
cepat, tetapi juga sering menggunakan cara yang berbeda dari teman-teman
seusianya. Hal ini tidak jarang membuat guru di sekolah mengalamai kesulitan,
bahkan sering merasa terganggu dengan anak-anak seperti itu. Di samping itu
anak berbakat istimewa biasanya memiliki kemampuan menerima informasi dalam
jumlah yang besar sekaligus. Jika ia hanya mendapat sedikit informasi maka ia
akan cepat menjadi “kehausan” akan informasi.
Di kelas-kelas
Taman Kanak-Kanak atau Sekolah Dasar anak-anak berbakat sering tidak
menunjukkan prestasi yang menonjol. Sebaliknya justru menunjukkan perilaku yang
kurang menyenangkan, misalnya: tulisannya tidak teratur, mudah bosan dengan cara guru
mengajar, terlalu cepat menyelesaikan tugas tetapi kurang teliti, dan sebagainya.
Yang menjadi minat dan perhatiannya kadang-kadang justru hal-hal yang tidak
diajarkan di kelas. Tulisan anak berbakat sering kurang teratur karena ada
perbedaan perkembangan antara perkembangan kognitif (pemahaman, pikiran) dan
perkembangan motorik, dalam hal ini gerakan tangan dan jari untuk menulis.
Perkembangan pikirannya jauh lebih cepat
daripada perkembangan motoriknya. Demikian juga seringkali ada perbedaan antara
perkembangan kognitif dan perkembangan bahasanya, sehingga dia menjadi
berbicara agak gagap karena pikirannya lebih cepat daripada alat-alat bicara di
mulutnya.
4.
Cara
Mengidentifikasi Anak Berbakat
Pendekatan dimensi ganda dalam memahami keberbakatan
menimbulkan masalah tersendiri dalam
identifikasi anak berbakat, baik mengenai kriteria keberbakatan maupun teknik
dan alat identifikasi. Apabila ditelaah kembali ternyata karakteristik tersebut
erat sekali kaitannya dengan kemampuan intelektual, oleh karena itu merupakan hal yang logis jika identifikasi anak berbakat diawali
dengan pengujian kemampuan intelektual.
5.
Teknik
identifikasi anak berbakat.
Dalam mengidentifikasikan
keberbakatan seorang anak, Renzulli menyarankan beberapa cara berikut :
a.
Pendekatan
Psikometri
Pendekatan
psikometri yaitu suatu teknik yang dipakai untuk melakukan penilaian dan
pengukuran aspek psikis, antara lain dengan tes intelegensi, tes prestasi
belajar, tes bakat dan kemampuan khusus yang meliputi kreativitas, penalaran,
bakat mekanik, angka – angka dan kemampuan – kemampuan verbal. Penyusunan alat
harus melalui uji coba dan penelitian yang cermat, sehingga validitas dan
reliabilitas alat tersebut cukup mantap, serta digunakan secara benar,
bertanggung jawab oleh ahli – ahli yang sudah terdidik dan berwenang untuk
melakukan itu.
b.
Hal
– Hal Yang Terlihat Dalam Perkembangan
Identifikasi
bisa dilakukan oleh guru atau orang tua yang mengamati dan mencatat adanya
perkembangan yang berbeda dibanding pada umumnya, karena lebih cepat. Dalam
perkembangan, ada tempo perkembangan dengan akselerasi sesuai dengan keadaan dan
kematangannya. Akselerasi perkembangan pada mereka yang berbakat luar biasa
lebih cepat dibanding pada umumnya, ini dikenal dengan terminologi prekositas.
Prekositas ini meliputi banyak aspek perkembangan, bahkan banyak ahli
menghubungkan antara prekositas ada aspek fisik (seperti tinggi dan berat
badan) dan prekositas pada aspek mentalnya.
c.
Penampilan
Yang Meliputi Prestasi dan Perilaku
Pengamatan
terhadap perilaku keberbakatan yang luar biasa, bisa dilakukan terhadap
ekspresi, minat, dan perhatiannya yang besar terhadap suatu hal yang khusus
atau suatu bidang studi, aktivitas, ekstrakurikuler, kesenian, tulisan,
mengarang, dan kejadian – kejadian di lingkungannya. Ini disertai oleh
keinginan – keinginan untuk melakukan atau memperoleh sesuatu lebih dari porsi
pada umumnya, serta untuk mendapat hasil sebaik – baiknya dan setinggi –
tingginya.
d.
Pendekatan
Sosiometri
Identifikasi
bakat dapat pula dilakukan melalui cara tidak formal oleh lingkungan sosial,
lingkungan permainan, pergaulan, maupun organisasi, yang mengamati dan menilai
adanya bakat anak yang luar biasa, dan karena itu bisa pula memperlakukan
mereka secara khusus, misalnya sebagai tempat bertanya, atau kalau kapasitas
kepemimpinannya menonjol, bisa dimanfaatkan oleh lingkungannya.
6.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi
Timbulnya Keberbakatan Seorang Anak
a) Hereditas
Hereditas,
adalah faktor yang diwariskan dari orang tua, meliputi kecerdasan, kreatif
produktif, kemampuan memimpin, kemampuan seni dan psikomotor. Dalam diri
seseorang telah ditentukan adanya faktor bawaan yang ada setiap orang, dan
bakat bawaan tersebut juga berbeda setiap orangnya. U. Branfenbrenner dan Scarr
Salaptek menyatakan secara tegas bahwa sekarang tidak ada kesangsian mengenai
faktor genetika mempunyai andil yang besar terhadap kemampuan mental seseorang
b) Lingkungan
Hal-hal yang mempengaruhi perkembangan anak berbakat
ditinjau dari segi lingkungannya (keluarga, sekolah dan masyarakat). Lingkungan
mempunyai peran yang sangat besar dalam mempengaruhi keberbakatan seorang anak.
Walaupun seorang anak mempunyai bakat yang tinggi terhadap suatu bidang, tanpa
adanya dukungan dan perhatian dari lingkungannya seperti, masyarakat tempat dia
bersosialisasi, keluarga tempat ia menjalani kehidupan berkeluarga, tempat dia
menjalani kehidupan dan mengembangkan keberbakatan itu dapat membantunya dalam
mencapai ataupun memeksimalkan bakatnya tersebut.
7. Dampak dari
anak berbakat
a. Dampak
Positifnya
Ø Prestasi anak
berbakat dapat ditinjau dari segi fisik, psikologis, akademik dan sosial.
1. Prestasi fisik yang dapat dicapai oleh anak-anak berbakat ialah mereka
memiliki daya tahan tubuh yang prima serta koordinasi gerak fisik yang harmonis
(French, 1959). Anak berbakat
mampu berjalan dan berbicara lebih awal dibandingkan dengan masa berjalan
anak-anak normal (Swanson, 1979).
2. Prestasi psikologis dan sosial anak berbakat
memiliki kemampuan emosi yang unggul dan secara sosial pada umumnya mereka
adalah anak-anak yang populer serta lebih mudah diterima (Gearheart,
Heward,1980).
3. Prestasi akademik, anak berbakat pada dasarnya memiliki sistem syaraf
pusat (otak dan spinal cord) yang prima. Oleh karena itu anak-anak berbakat
dapat mencapai tingkat kognitif yang tinggi. Menurut Bloom kognitif tingkat
tinggi meliputi berfikir aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi dan kognitif
tingkat rendah terdiri dari berfikir mengetahui dan komprehensif.
b. Dampak negatif
Selain memiliki
keunggulan-keunggulan diatas anak-anak berbakat mempunyai dampak dalam
karakteristik yang negative secara umum menurut Swassing yakni :
1. Mampu
mengaktualisasikan pernyataan secara fisik berdasarkan pemahaman pengetahuan
yang sedikit.
2. Dapat
mendominasi diskusi
3. Tidak sabar
untuk segera maju ke tingkat berikutnya
4. Suka ribut
5. Memilih
kegiatan membaca dari pada berparfsipasi aktif dalam kegiatan masyarakat, atau
kegiatan fisik
6. Suka melawan
aturan, petunjuk-petunjuk atau prosedur tertentu
7. Jika memimpin
diskusi akan membawa situasi diskusi ke situasi yang harus selalu tuntas.
8. Frustasi
disebabkan tidak jalannya aktivitas sehari-hari
9. Menjadi bosan
karena banyak hal yang diulang-ulang
Selain itu masalah anak
berbakat
bisa dikatagorikan berdasarkan subjeknya antara lain :
1. Masalah dan
Dampak Bagi Individu
a. kecepatan
perkembangan kognitif yang tidak sesuai dengan perkembangan dan kekuatan fisik,
sehingga terjadi kesenjangan di antara keduanya, dapat menimbulkan perasaan
tidak adekuat pada diri anak.
b. Perkembangan
kognitif anak berbakat lebih cepat dari teman seumurnya, sehingga menimbulkan
kebosanan terhadap pengajaran reguler, kesulitan hubungan sosial.
c. Kemampuan anak berbakat untuk menyerap dan menghimpun informasi yang tidak diimbangi dengan
perkembangan emosi dan kesadaran dapat menimbulkan ketidakstabilan perkembangan emosi.
2. Masalah dan Dampak Bagi Keluarga
Orang tua yang tidak memahami dan menyadari potensi yang
dimilki anaknya cenderung tidak peduli dan merespon perilakunya.
Penyiapan
Guru dan Tindakan Orang Tua Untuk Anak Berbakat
Kualifikasi guru untuk anak berbakat
dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1. kualifikasi profesi; Persyaratan
profesional / pendidikan antara lain meliputi: Sudah berpengalaman mengajar,
Menguasai berbagai teknik dan model belajar mengajar, bijaksana dan kreatif
mencari berbagai akal dan cara, mempunyai kemampuan mengelola kegiatan belajar
secara individual dan kelompok, menguasai teknik dan model penilaian, mempunyai
kegemaran membaca dan belajar.
2. kualifikasi kepribadian, Persyaratan
kepribadian antara lain: bersikap terbuka terhadap hal-hal baru, peka terhadap
perkembangan anak, mempunyai pertimbangan luas dan dalam, penuh pengertian,
mempunyai sikap toleransi, mempunyai kreativitas yang tinggi, bersikap ingin
tahu.
3. kualifikasi hubungan social ;
persyaratan hubungan sosial antara lain: dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan, mudah bergaul dan mampu memahami dengan cepat tingkah laku orang
lain
Implikasi bagi guru anak berbakat
disimpulkan oleh Barbie dan Renzulli (1975) sebagai berikut:
- guru perlu memahami diri sendiri, karena anak yang belajar tidak hanya dipengaruhi oleh apa yang dilakukan guru, tetapi juga bagaimana guru melakukannya.
- guru perlu memiliki pengertian tentang keterbakatan
- guru hendaknya mengusahakan suatu lingkungan belajar sesuai dengan perkembangan yang unggul dari kemampuan-kemampuan anak
- Guru memberikan tantangan daripada tekanan
- Guru tidak hanya memperhatikan produk atau hasil belajar siswa, tetapi lebih-lebih proses belajar.
- Guru lebih baik memberikan umpan balik daripada penilaian
- Guru harus menyediakan beberapa alternatif strategi belajar
- Guru hendaknya dapat menciptakan suasana di dalam kelas yang menunjang rasa harga diri anak serta dimana anak merasa aman dan berani mengambil resiko dalam menentukan pendapat dan keputusan.
Peran
Orang Tua dalam Memupuk Bakat dan Kreativitas Anak
Orang tua yang bijaksana dapat
membedakan antara memberi perhatian terlalu banyak atau terlalu sedikit, antara
memberi kesempatan kepada anak untuk mengembangkan bakat dan minatnya dan
memberi tekanan untuk berprestasi semaksimal mungkin
Ada beberapa hal yang memudahkan
orang tua agar lebih mantap dalam menghadapi dan membina anak berbakat
(Ginsberg dan Harrison, 1977; Vernon, 1977) diantaranya adalah:
- anak berbakat itu tetap anak dengan kebutuhan seorang anak. Jika ada anak-anak lain dalam keluarga, janganlah membandingkan anak berbakat dengan kakak-adiknya atau sebaliknya.
- Sempatkan diri untuk mendengarkan dan menjawab pertanyaan-pertanyaannya
- Berilah kesempatan seluas-luasnya untuk memuaskan rasa ingin tahunnya dengan menjajaki macam-macam bidang, namun jangan memaksakan minat-minat tertentu.
- Berilah kesempatan jika anak ingin mendalami suatu bidang, karena belum tentu kesempatan itu ada di sekolah.
- Kerjasama Antara Keluarga, Sekolah dan Masyarakat, Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama keluarga (orang tua), sekolah, dan masyarakat. Keluarga dan sekolah dapat bersama-sama mengusahakan pelayanan pendidikan bagi anak berbakat, misalnya dalam memandu dan memupuk minat anak. Tokoh-tokoh dalam masyarakat dapat menjadi “tutor” untuk anak berbakat yang mempunyai minat yang sama.