Wednesday, 25 June 2014

Psikologi Anak Luar Biasa ( Anak berbakat)



Anak Berbakat

Pengertian bakat
Banyak istilah yang muncul dari berbagai ahli tentang anak-anak berbakat, diantaranya, Buris, 1962 menyebut gifted, highly talented, creative, superior, talented, the able, the academically talented dan sebagainya. Atau Lewis M. Terman menyebut bright, and genius. Dinegara kita istilah ini terkenal dengan berbakat, dan kata dasarnya adalah bakat. Biasanya seseorang disebut punya bakat apabila orang tersebut menghasilkan karya, keterampilan, kemampuan, kapasitas dan sebagainya. Bakat (aptitude) diartikan sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potensial ability)yang masih perlu dikembangkan atau dilatih. Kemampuan (ability) adalah daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan.
Kemampuan menunjukan bahwa suatu tindakan yang dapat di laksanakan sekarang, sedangkan bakat memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat di lakukan di masa yang akan datang. Kapasitas diartikan kemampuan yang dapat di kembangkan sepenuhnya dimasa mendatang apabila kondisi latihan dilakukan secara optimal. Pada hakikatnya bakat, kemampuan, kapasitas perlu dikembangkan dan dilatih agar menghasilkan sesuatu yang diharapkan termasuk anak berbakat kalau tidak dilatih, dididik, diajar dan dikembangkan, di beri pengalaman dan dorongan tidak mungkin berhasil optimal.

1.    Pengertian
Secara umum anak berbakat diartikan sebagai anak yang memiliki tingkatan IQ tinggi dan memiliki keterampilan tertentu.
Beberapa istilah terkait anak berbakat (Gifted child)
Banyak istilah keberbakatan (anak berbakat) yang digunakan di psikologi seperti giftedtalented,genius dan prodigy ternyata tidak memiliki satu definisi atau batasan yang sama.
*      Istilah gifted ditujukan untuk orang, anak didik atau siswa yang memiliki kemampuan akademis (secara umum) yang tinggi, yang ditandai dengan didapatkannya skor IQ yang tinggi pada pengerjaan tes kecerdasan/intelegensi .
*      Talented adalah kebalikannya, ditujukan untuk orang yang memiliki kemampuan unggul dalam bidang akademis yang khusus (seperti matematika, bahasa), juga bidang seni, musik, dan drama. Jadi kalau gifted itu ditujukan untuk kemampuan akademis secara umum, sedangkan talented ditujukan untuk dua kemampuan unggul:
·         Bidang akademis khusus
·         Bidang non-akademis
Ø  Contoh orang yang talented bisa diwakili oleh Bung Karno yang sangat jago dalam berpidato dan jago menguasai massa. Presiden Soekarno dapat berpidato berjam-jam tanpa jeda dan tanpa teks, dan anehnya pendengarnya tidak jenuh-jenuh dan tetap serius mendengarkan beliau.
*      Genius merujuk pada individu yang telah menampilkan kemampuan tingkat tinggi yang luar biasa pada prestasi bermakna, sedangkan gifted adalah secara umum merujuk pada mereka yang menampilkan tanda-tanda atau indikasi kemampuan superior. Jadi, seorang gifted belum tentu orang yang jenius, sebab gifted belum tentu memberikan kontribusi unik pada lingkungannya dalam kurun tertentu, tetapi orang jenius sudah pasti seorang gifted. Contoh orang jenius bisa diwakili oleh Bapak B.J. Habibie yang banyak memberikan kontribusi yang mengagumkan dalam bidang teknologi penerbangan di Indonesia dan dunia, juga berkontribusi atas perkembangan demokrasi di Indonesia.
*      Istilah prodigy (anak ajaib) merujuk pada anak yang mampu berprestasi secara menakjubkan dalam bidang keterampilan tertentu seperti matematika, catur dan musik. Jadi prodigy ini boleh dibilang sama dengan talented menurut pengertian di atas. Contoh orang seperti ini barangkali bisa diwakili oleh Utut Adianto, seorang pecatur yang sering dianggap sebagai yang terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Ia adalah Grandmaster (GM) Indonesia berperingkat tertinggi di dunia saat ini. Saat meraih gelar grand master, ia adalah pecatur Indonesia termuda yang berhasil mencapai prestasi ini, yaitu pada usia 21 tahun


Ø  Menurut definisi yang dikemukakan Joseph Renzulli (1978), anak berbakat memiliki pengertian : “Anak berbakat merupakan satu interaksi diantara tiga sifat dasar manusia yang menyatu dalam ikatan terdiri dari kemampuan umum dengan tingkatnya di atas kemampuan rata- rata, komitmen yang tinggi terhadap tugas dan kreativitas yang tinggi.
Joseph Renzulli menyebutkan, seorang anak dapat disebut sebagai anak berbakat jika memenuhi persyaratan sbb :
1.    High Potential Ability (Kecerdasan Tinggi) Standard yang ditetapkan untuk anak berbakat oleh Diknas tahun 2003 adalah 140 . Kalau hasil tes menunjukkan IQ anak mencapai 140 ke atas, maka anak itu otomatis disebut gifted child. Tetapi kemudian muncul pembagian tertentu untuk anak berbakat dilihat dari IQnya. Keberbakatan ringan (IQ 115 – 129), keberbakatan sedang (IQ 130 – 144), keberbakatan tinggi (IQ 145 ke atas).
2.    Task Commitment adalah sejauh mana tanggung jawab dalam meyelesaikan tugas. Tidak hanya tugas dari sekolah tapi juga tugas di rumah. Task commitment dapat diukur melalui tes tertentu yang hanya boleh dilakukan oleh psikolog. Task commitment ini mencakup tanggung jawab, motivasi, keuletan, kepercayaan diri, memiliki tujuan yang jelas sebelum melakukan sesuatu dan kemandirian.
3.    Kreativitas bisa diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan hal-hal baru atau kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru dari yang sudah ada. Kreativitas dapat dinilai dari 4 hal, produk, pribadi, proses dan pencetus / penghambat. Suatu produk dikatakan kreatif kalau produk itu baru, berbeda dari yang sudah ada, lebih baik dari yang lain dan tentu saja berguna. Sifat pribadi kreatif yang lain adalah terbuka pada hal-hal baru, punya rasa ingin tahu yang besar, ulet, mandiri, berani mengambil resiko, berani tampil beda, percaya diri dan humoris.

Ø  Anak berbakat ialah anak yang memiliki kecakapan dalam mengembangkan gabungan ketiga sifat ini dan mengaplikasikan dalam setiap tindakan yang bernilai. Anak-anak yang mampu mewujudkan ketiga sifat itu  memperoleh kesempatan pendidikan yang luas dan pelayanan yang berbeda dengan program-program pengajaran yang reguler (Swassing, 1985).
Ø  Pengertian lain menyebutkan bahwa anak gifted adalah anak yang mempunyai potensi unggul di atas potensi yang dimiliki oleh anak-anak normal. Para ahli dalam bidang anak-anak gifted memiliki pandangan sama ialah keunggulan lebih bersifat bawaan dari pada manipulasi lingkungan sesudah anak dilahirkan.


2.    Karakteristik Anak Berbakat Istimewa (GIFTED CHILD)

Anak-anak berbakat istimewa secara alami memiliki karakteristik yang khas yang membedakannya dengan anak-anak normal. Karakteristik ini mencakup beberapa domain penting, seperti domain intelektual-koginitif, domain persepsi-emosi, domain motivasi dan nilai-nilai hidup, domain aktifitas, serta domain relasi sosial. Beberapa karakteristik yang paling sering diidentifikasi terdapat pada anak berbakat istimewa pada masing-masing domain diatas. Namun demikian perlu dicatat bahwa tidak semua anak-anak berbakat istimewa (gifted) selalu menunjukkan atau memiliki semua karakteristik yang disebutkan di dalam daftar ini.

Karakteristik Intelektual-Kognitif
1.    Menunjukkan atau memiliki ide-ide yang orisinal, gagasan-gagasan yang tidak lazim, pikiran-pikiran kreatif.
2.    Mampu menghubungkan ide-ide yang nampak tidak berkaitan menjadi suatu konsep yang utuh.
3.    Menunjukkan kemampuan bernalar yang sangat tinggi.
4.    Mampu menggeneralisir suatu masalah yang rumit menjadi suatu hal yang sederhana dan mudah dipahami.
5.    Memiliki kecepatan yang sangat tinggi dalam memecahkan masalah.
6.    Menunjukkan daya imajinasi yang luar bisa.
7.    Memiliki perbendaharaan kosakata yang sangat kaya dan mampu mengartikulasikannya dengan baik.
8.    Biasanya fasih dalam berkomunikasi lisan, senang bermain atau merangkai kata-kata.
9.    Sangat cepat dalam memahami pembicaraan atau pelajaran yang diberikan.
10. Memiliki daya ingat jangka panjang (long term memory) yang kuat.
11. Mampu menangkap ide-ide abstrak dalam konsep matematika dan/atau sains.
12. Memiliki kemampuan membaca yang sangat cepat.
13. Banyak gagasan dan mampu menginspirasi orang lain.
14. Memikirkan sesuatu secara kompleks, abstrak, dan dalam.
15. Mampu memikirkan tentang beragam gagasan atau persoalan dalam waktu yang bersamaan dan cepat mengaitkan satu dengan yang lainnya.


Karakteristik Persepsi dan Emosi
1.    Sangat peka perasaannya.
2.    Menunjukkan gaya bercanda atau humor yang tidak lazim (sinis, tepat sasaran dalam menertawakan sesuatu hal tapi tanpa terasa dapat menyakiti perasaan orang lain).
3.    Sangat perseptif dengan beragam bentuk emosi orang lain (peka dengan sesuatu yang tidak dirasakan oleh orang-orang lain).
4.    Memiliki perasaan yang dalam atas sesuatu.
5.    Peka dengan adanya perubahan kecil dalam lingkungan sekitar (suara, aroma, cahaya).
6.    Pada umumnya introvert.
7.    Memandang suatu persoalan dari berbagai macam sudut pandang.
8.    Sangat terbuka dengan pengalaman atau hal-hal baru.
9.    Alaminya memiliki ketulusan hati yang lebih dalam dibanding anak lain.

Karakteristik Motivasi dan Nilai-Nilai Hidup
1.    Menuntut kesempurnaan dalam melakukan sesuatu (perfectionistic).
2.    Memiliki dan menetapkan standar yang sangat tinggi bagi diri sendiri dan orang lain.
3.    Memiliki rasa ingin tahu dan kepenasaran yang sangat tinggi.
4.    Sangat mandiri, sering merasa tidak perlu bantuan orang lain, tidak terpengaruh oleh hadiah atau pujian dari luar untuk melakukan sesuatu (self driven).
5.    Selalu berusaha mencari kebenaran, mempertanyakan dogma, mencari makna hidup.
6.    Melakukan sesuatu atas dasar nilai-nilai filsafat yang seringkali sulit dipahami orang lain.
7.    Senang menghadapi tantangan, pengambil risiko, menunjukkan perilaku yang dianggap “nyerempet-nyerempet bahaya” .
8.    Sangat peduli dengan moralitas dan nilai-nilai keadilan, kejujuran, integritas.
9.    Memiliki minat yang beragam dan terentang luas.


Karakteristik Aktifitas
1.    Punya energi yang seolah tak pernah habis, selalu aktif beraktifitas dari satu hal ke hal lain tanpa terlihat lelah.
2.    Sulit memulai tidur tapi cepat terbangun, waktu tidur yang lebih sedikit dibanding anak normal.
3.     Sangat waspada.
4.    Rentang perhatian yang panjang, mampu berkonsentrasi pada satu persoalan dalam waktu yang sangat lama.
5.    Tekun, gigih, pantang menyerah.
6.    Cepat bosan dengan situasi rutin, pikiran yang tidak pernah diam, selalu memunculkan hal-hal baru untuk dilakukan.
7.    Spontanitas yang tinggi.

Karakteristik Relasi Sosial
1.    Umumnya senang mempertanyakan atau menggugat sesuatu yang telah mapan.
2.    Sulit melakukan kompromi dengan pendapat umum.
3.    Merasa diri berbeda, lebih maju dibanding orang lain, merasa sendirian dalam berpikir atau pada saat merasakan suatu bentuk emosi.
4.    Sangat mudah jatuh iba, empatik, senang membantu.
5.    Lebih senang dan merasa nyaman untuk berteman atau berdiskusi dengan orang-orang yang usianya jauh lebih tua.

3.    Identifikasi Anak Berbakat

Sejak usia dini sudah dapat dilihat adanya kemungkinan anak memiliki bakat yang istimewa. Sebagai contoh ada anak yang baru berumur 2 tahun tetapi lebih suka memilih alat-alat mainan untuk anak berumur 6-7 tahun; atau anak 3 tiga tahun tetapi sudah mampu membaca buku-buku yang diperuntukkan bagi anak usia 7-8 tahun. Mereka akan sangat senang jika mendapat pelayanan seperti yang mereka harapkan.
Anak yang memiliki bakat istimewa sering kali memiliki tahap perkembangan yang tidak serentak. Ia dapat hidup dalam berbagai usia perkembangan, misalnya: anak berusia tiga tahun, kalau sedang bermain seperti anak seusianya, tetapi kalau membaca seperti anak berusia 10 tahun, kalau mengerjakan matematika seperti anak usia 12 tahun, dan kalau berbicara seperti anak berusia lima tahun. Yang perlu dipahami adalah bahwa anak berbakat umumnya tidak hanya belajar lebih cepat, tetapi juga sering menggunakan cara yang berbeda dari teman-teman seusianya. Hal ini tidak jarang membuat guru di sekolah mengalamai kesulitan, bahkan sering merasa terganggu dengan anak-anak seperti itu. Di samping itu anak berbakat istimewa biasanya memiliki kemampuan menerima informasi dalam jumlah yang besar sekaligus. Jika ia hanya mendapat sedikit informasi maka ia akan cepat menjadi “kehausan” akan informasi.
Di kelas-kelas Taman Kanak-Kanak atau Sekolah Dasar anak-anak berbakat sering tidak menunjukkan prestasi yang menonjol. Sebaliknya justru menunjukkan perilaku yang kurang menyenangkan, misalnya: tulisannya tidak teratur, mudah bosan dengan cara guru mengajar, terlalu cepat menyelesaikan tugas tetapi kurang teliti, dan sebagainya. Yang menjadi minat dan perhatiannya kadang-kadang justru hal-hal yang tidak diajarkan di kelas. Tulisan anak berbakat sering kurang teratur karena ada perbedaan perkembangan antara perkembangan kognitif (pemahaman, pikiran) dan perkembangan motorik, dalam hal ini gerakan tangan dan jari untuk menulis. Perkembangan pikirannya jauh lebih cepat daripada perkembangan motoriknya. Demikian juga seringkali ada perbedaan antara perkembangan kognitif dan perkembangan bahasanya, sehingga dia menjadi berbicara agak gagap karena pikirannya lebih cepat daripada alat-alat bicara di mulutnya.

4.    Cara Mengidentifikasi Anak Berbakat
Pendekatan dimensi ganda dalam memahami keberbakatan menimbulkan masalah tersendiri dalam identifikasi anak berbakat, baik mengenai kriteria keberbakatan maupun teknik dan alat identifikasi. Apabila ditelaah kembali ternyata karakteristik tersebut erat sekali kaitannya dengan kemampuan intelektual, oleh karena itu merupakan hal yang logis jika identifikasi anak berbakat diawali dengan pengujian kemampuan intelektual.

5.    Teknik identifikasi anak berbakat.
Dalam mengidentifikasikan keberbakatan seorang anak, Renzulli menyarankan beberapa cara berikut :
a.    Pendekatan Psikometri
Pendekatan psikometri yaitu suatu teknik yang dipakai untuk melakukan penilaian dan pengukuran aspek psikis, antara lain dengan tes intelegensi, tes prestasi belajar, tes bakat dan kemampuan khusus yang meliputi kreativitas, penalaran, bakat mekanik, angka – angka dan kemampuan – kemampuan verbal. Penyusunan alat harus melalui uji coba dan penelitian yang cermat, sehingga validitas dan reliabilitas alat tersebut cukup mantap, serta digunakan secara benar, bertanggung jawab oleh ahli – ahli yang sudah terdidik dan berwenang untuk melakukan itu.
b.    Hal – Hal Yang Terlihat Dalam Perkembangan
Identifikasi bisa dilakukan oleh guru atau orang tua yang mengamati dan mencatat adanya perkembangan yang berbeda dibanding pada umumnya, karena lebih cepat. Dalam perkembangan, ada tempo perkembangan dengan akselerasi sesuai dengan keadaan dan kematangannya. Akselerasi perkembangan pada mereka yang berbakat luar biasa lebih cepat dibanding pada umumnya, ini dikenal dengan terminologi prekositas. Prekositas ini meliputi banyak aspek perkembangan, bahkan banyak ahli menghubungkan antara prekositas ada aspek fisik (seperti tinggi dan berat badan) dan prekositas pada aspek mentalnya.
c.    Penampilan Yang Meliputi Prestasi dan Perilaku
Pengamatan terhadap perilaku keberbakatan yang luar biasa, bisa dilakukan terhadap ekspresi, minat, dan perhatiannya yang besar terhadap suatu hal yang khusus atau suatu bidang studi, aktivitas, ekstrakurikuler, kesenian, tulisan, mengarang, dan kejadian – kejadian di lingkungannya. Ini disertai oleh keinginan – keinginan untuk melakukan atau memperoleh sesuatu lebih dari porsi pada umumnya, serta untuk mendapat hasil sebaik – baiknya dan setinggi – tingginya.
d.    Pendekatan Sosiometri
Identifikasi bakat dapat pula dilakukan melalui cara tidak formal oleh lingkungan sosial, lingkungan permainan, pergaulan, maupun organisasi, yang mengamati dan menilai adanya bakat anak yang luar biasa, dan karena itu bisa pula memperlakukan mereka secara khusus, misalnya sebagai tempat bertanya, atau kalau kapasitas kepemimpinannya menonjol, bisa dimanfaatkan oleh lingkungannya.
6.    Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Timbulnya Keberbakatan Seorang Anak

a)    Hereditas
Hereditas, adalah faktor yang diwariskan dari orang tua, meliputi kecerdasan, kreatif produktif, kemampuan memimpin, kemampuan seni dan psikomotor. Dalam diri seseorang telah ditentukan adanya faktor bawaan yang ada setiap orang, dan bakat bawaan tersebut juga berbeda setiap orangnya. U. Branfenbrenner dan Scarr Salaptek menyatakan secara tegas bahwa sekarang tidak ada kesangsian mengenai faktor genetika mempunyai andil yang besar terhadap kemampuan mental seseorang
b)    Lingkungan
Hal-hal yang mempengaruhi perkembangan anak berbakat ditinjau dari segi lingkungannya (keluarga, sekolah dan masyarakat). Lingkungan mempunyai peran yang sangat besar dalam mempengaruhi keberbakatan seorang anak. Walaupun seorang anak mempunyai bakat yang tinggi terhadap suatu bidang, tanpa adanya dukungan dan perhatian dari lingkungannya seperti, masyarakat tempat dia bersosialisasi, keluarga tempat ia menjalani kehidupan berkeluarga, tempat dia menjalani kehidupan dan mengembangkan keberbakatan itu dapat membantunya dalam mencapai ataupun memeksimalkan bakatnya tersebut.

7.    Dampak dari anak berbakat

a.    Dampak Positifnya
Ø  Prestasi anak berbakat dapat ditinjau dari segi fisik, psikologis, akademik dan sosial.
1.    Prestasi fisik yang dapat dicapai oleh anak-anak berbakat ialah mereka memiliki daya tahan tubuh yang prima serta koordinasi gerak fisik yang harmonis (French, 1959). Anak berbakat mampu berjalan dan berbicara lebih awal dibandingkan dengan masa berjalan anak-anak normal (Swanson, 1979).
2.    Prestasi psikologis dan sosial anak berbakat memiliki kemampuan emosi yang unggul dan secara sosial pada umumnya mereka adalah anak-anak yang populer serta lebih mudah diterima (Gearheart, Heward,1980).
3.    Prestasi akademik, anak berbakat pada dasarnya memiliki sistem syaraf pusat (otak dan spinal cord) yang prima. Oleh karena itu anak-anak berbakat dapat mencapai tingkat kognitif yang tinggi. Menurut Bloom kognitif tingkat tinggi meliputi berfikir aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi dan kognitif tingkat rendah terdiri dari berfikir mengetahui dan komprehensif.
b.    Dampak negatif
Selain memiliki keunggulan-keunggulan diatas anak-anak berbakat mempunyai dampak dalam karakteristik yang negative secara umum menurut Swassing yakni :
1.    Mampu mengaktualisasikan pernyataan secara fisik berdasarkan pemahaman pengetahuan yang sedikit.
2.    Dapat mendominasi diskusi
3.    Tidak sabar untuk segera maju ke tingkat berikutnya
4.    Suka ribut
5.    Memilih kegiatan membaca dari pada berparfsipasi aktif dalam kegiatan masyarakat, atau kegiatan fisik
6.    Suka melawan aturan, petunjuk-petunjuk atau prosedur tertentu
7.    Jika memimpin diskusi akan membawa situasi diskusi ke situasi yang harus selalu tuntas.
8.    Frustasi disebabkan tidak jalannya aktivitas sehari-hari
9.    Menjadi bosan karena banyak hal yang diulang-ulang




Selain itu masalah anak berbakat bisa dikatagorikan berdasarkan subjeknya antara lain :
1. Masalah dan Dampak Bagi Individu
a.    kecepatan perkembangan kognitif yang tidak sesuai dengan perkembangan dan kekuatan fisik, sehingga terjadi kesenjangan di antara keduanya, dapat menimbulkan perasaan tidak adekuat pada diri anak.
b.    Perkembangan kognitif anak berbakat lebih cepat dari teman seumurnya, sehingga menimbulkan kebosanan terhadap pengajaran reguler, kesulitan hubungan sosial.
c.    Kemampuan anak berbakat untuk menyerap dan menghimpun informasi yang tidak diimbangi dengan perkembangan emosi dan kesadaran dapat menimbulkan ketidakstabilan perkembangan emosi.

2. Masalah dan Dampak Bagi Keluarga
Orang tua yang tidak memahami dan menyadari potensi yang dimilki anaknya cenderung tidak peduli dan merespon perilakunya.


Penyiapan Guru dan Tindakan Orang Tua Untuk Anak Berbakat

Kualifikasi guru untuk anak berbakat dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1.    kualifikasi profesi; Persyaratan profesional / pendidikan antara lain meliputi: Sudah berpengalaman mengajar, Menguasai berbagai teknik dan model belajar mengajar, bijaksana dan kreatif mencari berbagai akal dan cara, mempunyai kemampuan mengelola kegiatan belajar secara individual dan kelompok, menguasai teknik dan model penilaian, mempunyai kegemaran membaca dan belajar.
2.    kualifikasi kepribadian, Persyaratan kepribadian antara lain: bersikap terbuka terhadap hal-hal baru, peka terhadap perkembangan anak, mempunyai pertimbangan luas dan dalam, penuh pengertian, mempunyai sikap toleransi, mempunyai kreativitas yang tinggi, bersikap ingin tahu.
3.    kualifikasi hubungan social ; persyaratan hubungan sosial antara lain: dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, mudah bergaul dan mampu memahami dengan cepat tingkah laku orang lain
Implikasi bagi guru anak berbakat disimpulkan oleh Barbie dan Renzulli (1975) sebagai berikut:
  • guru perlu memahami diri sendiri, karena anak yang belajar tidak hanya dipengaruhi oleh apa yang dilakukan guru, tetapi juga bagaimana guru melakukannya.
  • guru perlu memiliki pengertian tentang keterbakatan
  • guru hendaknya mengusahakan suatu lingkungan belajar sesuai dengan perkembangan yang unggul dari kemampuan-kemampuan anak
  • Guru memberikan tantangan daripada tekanan
  • Guru tidak hanya memperhatikan produk atau hasil belajar siswa, tetapi lebih-lebih proses belajar.
  • Guru lebih baik memberikan umpan balik daripada penilaian
  • Guru harus menyediakan beberapa alternatif strategi belajar
  • Guru hendaknya dapat menciptakan suasana di dalam kelas yang menunjang rasa harga diri anak serta dimana anak merasa aman dan berani mengambil resiko dalam menentukan pendapat dan keputusan.
Peran Orang Tua dalam Memupuk Bakat dan Kreativitas Anak
Orang tua yang bijaksana dapat membedakan antara memberi perhatian terlalu banyak atau terlalu sedikit, antara memberi kesempatan kepada anak untuk mengembangkan bakat dan minatnya dan memberi tekanan untuk berprestasi semaksimal mungkin
Ada beberapa hal yang memudahkan orang tua agar lebih mantap dalam menghadapi dan membina anak berbakat (Ginsberg dan Harrison, 1977; Vernon, 1977) diantaranya adalah:
  • anak berbakat itu tetap anak dengan kebutuhan seorang anak. Jika ada anak-anak lain dalam keluarga, janganlah membandingkan anak berbakat dengan kakak-adiknya atau sebaliknya.
  • Sempatkan diri untuk mendengarkan dan menjawab pertanyaan-pertanyaannya
  • Berilah kesempatan seluas-luasnya untuk memuaskan rasa ingin tahunnya dengan menjajaki macam-macam bidang, namun jangan memaksakan minat-minat tertentu.
  • Berilah kesempatan jika anak ingin mendalami suatu bidang, karena belum tentu kesempatan itu ada di sekolah.
  • Kerjasama Antara Keluarga, Sekolah dan Masyarakat, Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama keluarga (orang tua), sekolah, dan masyarakat. Keluarga dan sekolah dapat bersama-sama mengusahakan pelayanan pendidikan bagi anak berbakat, misalnya dalam memandu dan memupuk minat anak. Tokoh-tokoh dalam masyarakat dapat menjadi “tutor” untuk anak berbakat yang mempunyai minat yang sama.

Yudisium mahasiwa UNPRI pada tgl 18 september 2016

Acara pelepasan wisudawan dan wisudawati psikologi S1 angkatan ke 5 Yudisium mahasiwa Unpri jurusan psikologi, kegiatan ini juga akan ...